Sudah 2 hari ini Dilara tidak ada kabarnya sama sekali, dihubungi gak mungkin bisa karena Dilara tidak memberi nomer barunya.
"Apakah begitu sibuknya sampai kamu lupa mengabari aku Dilara?" gumam Rasya. Saat ini Rasya tengah bersenderan di atas kasurnya yang mpuk sembari memandang foto Dilara di layar ponselnya.
"Selama 2 tahun ini aku menunggu hari bahagia kita, ketika aku melamar kamu, melingkarkan cincin di jari manismu, di saksikan oleh keluarga kamu dan keluargaku. Tapi... kenapa kamu hancurkan semuanya Dilara? Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu pergi tanpa mengabariku? Apakah mimpimu itu lebih penting dari pada hubungan kita Dilara?" ucap pilu Rasya yang terus menatap foto Dilara.
Terdengar suara ketukan pintu.
Tok...tok...
"Rasya boleh Mamah masuk?" sahut mama Rere di balik pintu kamar Rasya yang tertutup rapat.
"Masuk Mah. Tidak di kunci kok," teriak Rasya.
Krek.
Suara pintu terbuka.
Rere melangkah menuju Rasya yang sedang bersenderan di atas ranjang dan keliatannya sangat sedih dan sangat murung. Rere sang mamah tercinta duduk di tepi ranjang.
"Kenapa sayang? Kok sedih gitu? Apa Mikayla tidak ada kabar ?" tanya Rere sedikit menggoda Rasya, Rere mencolek hidungnya Rasya yang mancung itu.
Rasya melebarkan senyum. Namun, senyuman itu terpaksa Rasya pancarkan, rasanya Rasya ingin sekali menceritakan semua kejadian yang sebenarnya. Namun, mengingat kondisi penyakit mamahnya yang tidak stabil membuat Rasya semakin menciut dan semakin tidak bisa berkata jujur.
"Emang kesibukan Mikayla itu apa sih sayang? kenapa dia tidak mau di ajak kesini ketemu keluarga besar kita," kata Rere dengan nada begitu lembutnya.
"Mikayla kan masih 21 tahun Mah, jadi dia sibuk kuliah menyiapkan skripsi, sebentar lagi kan mau sidang," jawab Rasya dengan tenangnya.
"Besok dia sibuk tidak? Mama ingin sekali bertemu dengan Mikayla. Mamah pengen ngobrol banyak."
"Hmmm... iya Mah nanti aku coba tanyain dulu ya Mah," ucapnya.
Setelah itu Rere keluar dari kamarnya Rasya dan menutup kembaki pintu kamarnya.
Bruk.
Rasya kembali merenung, ia tidak punya pilihan lain lagi selain mengajak Mikayla ke rumahnya.
.......................
Mikayla menyangka kalau dirinya kini sudah terbebas dari keluarganya Rasya karena sudah 2 hari ini tidak ada kabar sama sekali.
Mikayla sedikit lega dan bisa menghirup udara bebas, tapi ia masih memakai cincin pertunangannya dengan laki-laki kekasihnya Dilara.
"Ish... aku lupa belum melepaskan cincin ini. Kalau sampai ketauan sama teman-teman, aku harus jawab apa," gumamnya.
Mikayla mencoba melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. Namun, ternyata tidak bisa dilepas.
"Ish... kenapa tidak bisa di lepas sih! Cincinnya terlalu ngepas," gerutu Mikayla yang terus mencoba melepas cincinnya. Namun, tetap tidak bisa.
"Uuuhhh... " Mikayla mulai kesal.
Kevin teman sekelas Mikayla datang dan duduk di samping Mikayla yang di juluki primadona di kampus. Mikayla panik atas kedatangannya Kevin , ia sangat takut kalau Kevin melihat cincin yang melingkar di jarinya. Mikayla menyembunyikan tangan kirinya di balik tas , tasnya itu di simpan di atas pahanya karena posisinya lagi duduk.
"Mmmm... sore jalan yuk?" ajak Kevin lembut.
"Kemana?" tanya Mikayla yang tak kalah lembutnya.
"Kemana aja. Please... ," Kevin memelas dengan manja dan genit. Hingga membuat Mikayla luluh dan meng-iyakannya. Karena diam-diam Mikayla menyukai Kevin, tanpa di sadari kalau Kevin juga sama diam-diam mengagumi Mikayla sang primadona.
"Nanti aku kabarin deh tempat dan waktunya," kata Kevin seraya mengedipkan mata genitnya.
Mikayla mengangguk lalu Kevin pergi. Mikayla sangat plong rasanya atas kepergiannya Kevin, karena ia takut Kevin melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.
Terdengar bunyi rhingtone di ponselnya Mikayla. Mikayla segera mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam tasnya , terpampang di layar ponselnya, mas Rasya is calling .
"Duh... bagaimana ini? Aku angkat gak ya?" gumam Mikayla, ia sangat ragu sekali menjawab telepon dari Rasya. Mikayla memutuskan untuk mengabaikannya karena ia pikir tugasnya sudah selesai , tinggal nunggu Dilara pulang.
"Maaf Mas Rasya tugas ku cukup sampai di proses lamaran saja,"gumamnya.
"Lagian kemana sih Mba Dilara tidak pernah ada kabar sama sekali?" gerutu Mikayla kesal sembari pasang raut wajah yang cemberut.
Rasya sangat kesal juga karena teleponnya tidak di angkat sama sekali oleh Mikayla, hingga pada akhirnya Rasya memutuskan untuk pergi ke kampusnya Mikayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-12-28
0
tiara maharani 83
jadi ingat mantan aku yang namanya rasya yang sudah meninggal dunia 😭😭
2021-08-04
0
Indah Putri
Jjkk
2021-06-19
0