Sean berdiri di antara dinding lantai antas di mana di sana terlihat jelas apa yang sedang di lakukan orang-orang di lantai bawah, bahu sean menyender sembari kaki kiri sedikit menyilang. Suara derapan kaki pun kembali terdengar, Sean melihat kepercayaan Ruby pun datang, siapa lagi jika bukan Kenzi dan juga Lucky.
" Mereka juga datang ?!". Batin Sean. Sean terus mengamati mereka semua dengan seksama.
" Ada apa ini ? setelah sekian lama mereka berkumpul kembali, pasti ada yang tidak beres !".
Sean terus membatin berpikir apa yang akan mereka bahas malam ini sampai semua petinggi Red Phoenix berkumpul kembali.
" Ji, apa mereka masih di sana ?". Tanya Sean setelah menyambungkan telpon nya pada seseorang di sana.
" Masih ka, tapi sepertinya sebentar lagi akan ada hiburan menarik di sana !". Ujar Eiji. Ya, Eiji Genzi salah satu hacker terpercaya dan dia menjadi rekan Sean dalam hal informatika dan pengawas seluruh cctv di kota yang sean terapkan
" Benar kah ?!". Seru Sean.
" eum ". Jawab nya.
" Baiklah, nikmati hiburan nya !". Ucap Sean seolah penuh maksud.
" eum ". Jawab nya dingin dan mereka mengakhiri obrolan.
Sean berlari menghampiri keluarga nya di bawah.
" Mom, dad ! mom, Sean keluar sebentar ada yang harus Sean kerjakan ! hanya sebentar ok ". Izin Sean saat mereka semua sedang berkumpul sembari memakan makanan ringan yang telah Ruby siapkan.
" Hanya sebentar !". Tekan Ruby.
" Kau memang yang terbaik ". Peluk Sean dan mengecup pipi Ruby, Edward hanya menautkan alis nya asal.
" Lalu daddy bagaimana boy ?!". Ujar Edward tanpa rasa malu setelah beradu mulut dengan Sean.
" Daddy tidak termasuk !". Lengos Sean acuh.
" hahahahah, sweety dia sangat mirip sekali dengan suami datar mu ini ! tch tch tch bagai pinang di belah dua ". Tawa puas David saat Edward di acuhkan oleh Sean.
" Yak yak yak, jika kau tak berhenti tertawa maka jangan salahkan kaka jika besok mulutmu tak bisa terbuka lagi !". Tekan Edward tajam kepada David dan David pun langsung menutup rapat-rapat mulutnya.
" Sepertinya kau yang salah Ed !". Seru Rayzen membela Sean.
" Aku !". Tunjuk Edward pada dirinya sendiri.
" Kenapa jadi aku ka, aku hanya tak mengizinkan mereka terlalu lama memeluk Ruby saja tidak lebih dari itu !". Bela Edward tak mau di salahkan.
" Kau ini Ed, mereka itu anak mu, bukan orang lain, mereka tidak mungkin jika memeluk Bibi pelayan karena dia bukan ibunya, jangan bibi pelayan, sekarang mereka risih jika di peluk oleh Savira, bukan kah begitu Ruby ku sayang ?!". Jelas Brayn seolah sedang memberi pengertian atas keposesifan Edward.
" Kau benar ka, dia terlalu berlebihan kepada anak-anak ku ! tapi aku tahu, dia begitu sangat menyayangi dan mencintai mereka ". Seru Ruby melirik Edward.
" Tentu saja, mereka anak ku !". Ucap nya bangga.
" Iya iya iya terserah !". Sela Brayn menyeruput air putih nya.
" Baiklah, bisakah kita membicarakan hal lebih serius sekarang !". Ucap Ruby tiba-tiba mendingin.
" Baiklah !".
" Semua penghuni underground sudah tahu mengenai berita kematian putri dari Baron, mafia yang sekarang ini tengah berada di atas daun. Mereka semua bertanya-tanya siapa yang telah berani mengusik nya dan aku pun sama seperti mereka semua, mungkin kita yang ada di sini pun belum tahu siapa pelaku sadis itu ! yang aku amati, dia memanglah di bunuh dan bukan bunuh diri !". Ucap David.
" Baiklah, kita bahas itu nanti ! sekarang yang ingin aku bahas mengenai apa yang kita miliki dan akan terus menjadi milik kita dan juga anak-anak kita !". Ujar Ruby menghela nafas singkat.
" Aku heran, kenapa dari dulu hingga sekarang para mafia terus saja mengincar pusat persenjataan dan juga pusat penelitian milik kita ?!". Heran Ruby.
" Jangan merendah seperti itu baby ! kau pun tahu apa yang akan terjadi jika mereka mendapatkan semua itu, tidak hanya tekhnologi yang sudah canggih di sana tapi juga mereka mengincar tempat itu untuk meningkatkan perdagangan mereka yang ilegal dan kau pun tahu, tempat itu tak akan tercium oleh aparat sedikitpun ". Jelas Edward
" Haih, apa mereka bodoh ! apa mereka sedang berusaha mengusik kita ?!". Seru Rayzen.
" Mereka telah menganggap Red Phoenix sudah tak ada jika seperti ini !". Desis Rayzen.
" Begitulah mereka, ingin memperkuat dan memperluas organisasinya dengan cara kotor seperti ini membuatku jijik ! tidak apa jika mereka menyerang mafia lain, aku tak akan ikut campur, tapi sayang nya mereka sedang berusaha merangkak merebut apa yang aku punya dan maaf semua itu mungkin hanya akan ada dalam angan saja ". Sungging Ruby yang terlihat masih saja cantik dan juga segar.
" Dan pelakunya adalah Baron Scorpion dan juga Zidan ! waw, sangat bernyali besar ! tch, koneksi luas tak akan membuat mereka merajalela, benar bukan yang aku katakan Sweety ?!". Ucap smirk David.
" Kau benar Dev ! hah, aku akan melihat seberapa kuat mereka mengambil apa yang aku punya ! lagi pula tubuhku sudah menua membuatku hanya ingin bersantai saja saat ini ?!". Ucap Ruby malam.
" Maaf menyela pembicaraan !". Ucap Kenzi yang kini bersuara dan sedari tadi hanya terdiam begitupun Lucky yang sedari tadi hanya menatap memperhatikan dalam diam para atasan nya sembari menikmati makanan di hadapan nya.
" Apa ada yang ingin kau sampaikan ?!". Tanya Edward.
" Bukan kah belum lama ini Mafia Scorpion telah membeli senjata dari kita dan mereka mengajukan kerjasama dalam pembuatan senjata karena mereka sangat tertarik dengan rakitan yang kita lakukan ! Jika seperti itu maka kemungkinan tipis mereka sengaja melakukan itu karena dengan senjata yang mereka pesan dari kita, maka mereka akan dengan mudah melumpuhkan musuh !". Tutur Kenzi menghela nafas sebelum melanjutkan ucapan nya.
" Tapi anehnya, mereka tak datang lagi untuk membeli !". Ucap kenzi kembali.
" Ahhh, apa otak dan juga mataku ikut menua ? kenapa aku tak dapat melihat kebohongan dalam sorot mata seseorang belum lama ini !". Gumam Ruby memijit kening nya sendiri sembari merengut.
" Pasti ada yang menekan mereka dan mengetahui niat mereka ! tapi siapa ?! tidak mungkin jika orang luar !". Ujar David.
" Nara, pasti dia yang melakukan nya !". Ucap Brayn.
" Aku sependapat dengan mu !". Timpal Rayzen mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Ada apa dengan ku ?!". Suara Nara terdengar sehingga mereka menoleh, Edward menghampiri Nara dan menarik tangan nya lembut.
Nara hanya pasrah di tarik oleh Edward, mata Nara masih belum selaras, pandangan pun masih buram
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁
Omo Omo 🙈🙈🙈🙈🙈
2023-01-29
1
nthathaaaa
.
2022-06-19
0
guest1052940504
nyimak santuy thor
2021-06-09
4