" Itu, Sean terlalu lelah jadi dia jatuh sakit, dokter sudah mengecek nya dan menyarankan agar Sean lebih banyak istirahat !". Jelas Shane sebisa mungkin karena dia pun selalu saja tak dapat berbohong pada Ruby dan juga Edward, dengan pelan dia meyakinkan Edward agar percaya kepadanya.
" Ayo, daddy ingin melihatnya !". Ucap Edward mendahului Shane dan Shane akhirnya membuntuti Edward dari belakang.
Di dalam kamar Sean, Ruby dengan cekatan mengecek keadaan Sean. Shabila terduduk dan memegang erat jari jemari Sean berpura-pura sedang mencurahkan rasa khawatirnya di sana.
" Aku hanya butuh istirahat mom ! Ka Nara dan juga Shabila merawat ku dengan baik jadi aku baik-baik saja !". Ucap Sean meyakinkan.
" tubuhmu panas sekali ! mommy tak dapat kau bohongi Sean, jangan keras kepala ! Ayo kita ke rumah sakit, mommy akan menghubungi dokter Alice terlebih dahulu ". Tutur Ruby hendak menghubungi dokter pribadi untuk anak-anak nya.
" Tidak mom, tidak perlu aku baik-baik saja !". Cegah Sean terduduk dan memeluk Ruby hangat.
" Aku merindukan masakan mommy !". Ujar Sean mengalihkan pembicaraan.
" Aku juga mom !". Timpal Shabila dan juga Shane.
" Aku juga baby !". Edward ikut mengangkat tangan nya.
" Tch, apa daddy sangat senang tak memberi kesempatan untuk kami berada di dekat mommy ! daddy selalu saja di samping mommy tapi kami tidak, dasar pria pencemburu !". Delik Shabila seolah sedang meledek Edward.
" Tepat sekali yang kau ucapkan itu sayang ! ". Tengil Edward mendekati Ruby dan merangkul pinggang Ruby posesif.
" Tch, menyebalkan !". Gumam Shane.
" Sudah-sudah, kalian ini selalu saja seperti ini !". Tepis Ruby pada lengan Edward.
" Kalian istirahatlah, mommy dan daddy menyiapkan makanan untuk kalian ok !". Ujar Ruby menarik tangan Edward. Setelah menutup pintu, Ruby menatap Edward dan mencubit pinggang nya kecil.
" Aww, sakit baby ! kenapa kau mencubit ku seperti ini ?!". Protes Edward kesakitan.
.
" Honey, bisakah kau mengalah untuk anak kita hmm ?! mereka anakmu, bukan rival mu ! jangan terulang lagi, jika sekali lagi kau seperti itu maka jangan harap kau dapat mendekatiku !". Seru Ruby dengan ancaman mautnya.
" Tidak lagi ! aku berjanji baby ". Dengan cepat, Edward segera mengucapkan janji dan mengangkat kedua jari telunjuknya bersumpah.
" Awas saja ". Tunjuk Ruby kesal karena Edward terlalu pencemburu, tapi anehnya Ruby sama sekali tak terganggu dengan sikap Edward.
" Baby, apa kau sama sekali tidak aneh dengan sikap mereka pagi ini ! aku merasa mereka tengah menyembunyikan sesuatu !". Ujar Edward berjalan beriringan.
" Aku tahu dan aku akan mencari tahu !". Sahut Ruby datar dan menatap lurus sesekali menyunggingkan sebelah bibir nya.
" Kau memang terbaik baby !".
" Tentu !". Sahut Ruby.
Di kampus, Nara sedang fokus dengan penjelasan dari dosen di depan, buku kecil menjadi alat tulis Nara sebagai pengingat.
" Nara !". Sapa Leyka saat kelas selesai.
" Iya ". Nara menoleh saat tangan kekar menyentuh pundak nya. " Oh pak, apa ada masalah ?". Ucap Nara.
" Bisakah kau ikut dengan ku ?!". Ucap Leyka.
" Baiklah !". Setuju Nara.
" Mari !".
Nara berjalan berdampingan dengan Leyka, Collen dari jauh memperhatikan gerak-gerik Nara setelah dirinya melihat rekaman singkat yang di tunjukkan oleh Baron dan juga Zidan. Collen tanpa pamit langsung berlalu pergi saat matanya menangkap dua orang yang dia kenal di dalam rekaman itu.
" Siapa mereka sebenarnya ?!". Gumam Collen kembali masuk ke dalam mobil nya dan menunggu Nara kembali.
Sedangkan Nara tengah terdiam memperhatikan Leyka yang tak bersuara sedikitpun.
" Maaf pak, apa ada yang bisa saya bantu ? maaf jika saya lancang, tapi ada yang harus saya kerjakan hari ini !". Ucap Nara seperti menahan kesal dengan diam nya Leyka.
Leyka mendekati Nara dan duduk di samping nya, Nara sedikit menjauh karena merasa canggung dengan sikap Leyka yang berbeda jauh saat berada di dalam kelas.
Leyka tersenyum manis sembari menatap lembut kedua bola mata Nara yang menurutnya menyejukkan hati. Nara menautkan alis nya heran dan mengulurkan tangan nya, Nara menempelkan punggung telapak tangan nya di dahi Leyka.
" Benar-benar sakit !". Gumam Nara, Leyka memegang tangan Nara.
" Apa yang kau lakukan ?!". Tepis kasar Nara dan langsung berdiri. " Jangan macam-macam, atau kau tahu akibatnya ! jangan biarkan rasa hormatku ke padamu berubah menjadi rasa jijik dan benci ". Tekan Nara benar-benar tidak terima jika dia di sentuh oleh pria yang tidak dia kenal.
" Tch, lalu bagaimana dengan pria yang selalu saja mengecup kening mu itu Nara ?!". Seru Leyka seolah terdengar merendahkan Nara. " Bukan kah itu berlebihan ?!". Ujar Leyka seperti sedang memancing amarah Nara.
" Tch, penguntit ! Dia kesayangan ku dan dia berbeda dari pria lain ?!". Decih Nara datar, Leyka semakin mengembangkan senyum nya dan itu membuat Nara semkin memandang nya kesal.
" Jika tidak ada yang lain, saya pamit !". Ucap Nara tegas beringsut berlalu pergi dengan kekesalan nya.
" Kau semakin cantik Nara !". Senyum Leyka semakin mengembang memandang punggung Nara yang semakin tak terlihat.
Hari semakin sore dan Nara harus segera pulang, Collen masih setia menunggu Nara sampai jam mata kuliah selesai. Mata Collen terus memperhatikan Nara dengan seksama dan akhirnya dia yakin jika Nara adalah wanita yang berada di dalam rekaman cctv itu dan Collen pun menjadi sangat yakin jika pria yang bersamanya itu adalah Sean, karena yang dia tahu jika Nara adalah kekasih dari Sean dan Collen pun tahu jika adiknya sangat menyukai Sean sampai ajal menjemputnya. Jadi saat ini Collen menyimpulkan jika kematian adiknya ada hubungan nya dengan mereka.
" Tapi alasan apa yang membuat mereka membunuh Collin ?!". Gumam Collen di dalam hati. " Lalu mereka tahu dari mana keberadaan markas papa ? dan apa tujuan mereka ?!". Collen terus membatin mencoba mencari jawaban dari pertanyaan nya sendiri. Pemikiran Collen pun terpecah saat semua kejadian singkat itu sangat sulit untuk di pecahkan.
Sean dan juga Shabila terlihat tidur nyenyak dengan Shane berada di antara mereka dan secara bersamaan memeluk adik nakal nya itu. Ruby membuka pelan pintu kamar hendak membangunkan mereka untuk makan bersama tapi dia urungkan karena wajah damai mereka tertangkap oleh penglihatan Ruby.
Ruby berjalan mendekati mereka dan membenarkan selimut yang tersingkap. " Kalian bayi kecil ku ! kenapa semua cepat berlalu ". Gumam Ruby menyeka air mata yang tumpah melalui sudut mata nya.
" Baby !". Ucap Edward, Ruby menoleh dan tersenyum. Edward menghampiri Ruby dan memeluknya sesekali mengecup kening Ruby.
" Kenapa waktu sangat cepat berlalu honey ! lihatlah, mereka tumbuh dengan begitu sehatnya tapi entah kenapa aku masih merasa gagal mendidik dan membesarkan mereka !". Tutur Ruby sendu.
" Kenapa kau selalu berpikiran yang tidak-tidak baby ? apa ada yang mengganggu pikiran mu itu hmm ?!". Ujar Edward membelai kepala Ruby.
" Entahlah honey ?!". Jawab Ruby benar-benar tak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
guest1052940504
semangat nyimak thor... 😘😍👍👍👌👌
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
2021-06-08
2
Putri Hasibuan
up dunk thor, jgn lama"....semangatttt
2020-12-28
2
Sifra de Fretes
lnjut
2020-12-28
1