Shabila berlari menerjang gelap dan deras nya hujan, Iringan pria bertubuh kekar dan tinggi dengan masih menggenggam senjata di tangan nya tak membuat Shabila gentar. Langkah nya begitu cepat sampai iringan pria itu tak menyadari pergerakan dari Shabila.
" Kalian salah jika mengganggu Shabila putri Lucifer !". Sangar Sean hanya menatap perkelahian mereka tapi dari sudut yang lain, Sean melihat iringan pria yang berbeda dan itu bukan orang yang sama.
" Sialan, siapa lagi mereka !". Sean mendekati mereka dan berdiri mencegah tapi tiba-tiba mereka menyerang Sean bersamaan.
Guyuran hujan menari bersama gerakan yang di lakukan Sean, pukulan melingkar dan menyamping begitu memiliki tempo yang sangat cepat sehingga mempermudah dalam melumpuhkan musuh. Timah panas yang bersarang di punggung Sean seakan bukanlah apa-apa, terlihat dari bagaimana Sean dengan kuatnya melawan mereka tanpa rasa sakit di dalam nya. Tanpa senjata tajam dan tanpa senjata apapun, Sean menghadapi mereka.
BRAKKKK, Suara gebrakan keras menyita perhatian Shabila yang tak jauh dari pandangan.
" Seaan !". Teriak Shabila saat menyaksikan saudaranya terlempar lumayan jauh dan menimpa lembaran papan tipis sampai benda itu terbelah.
" Yaak !". Jerit Shabila lebih ganas menghabisi iringan pria itu.
Sementara di markas Scorpion, Nara dan juga Shane sedang mengamuk membanting setiap orang yang menghalangi jalan nya
Nara berjalan lapang dengan Shane membersihkan mereka yang menghalangi jalan Nara.
" Diamlah atau nyawa kalian akan ku pisahkan dengan raga kalian !". Ancam Shane garang tapi bodohnya mereka terus saja menyerang Shane, ingin mereka mencegah Nara yang terus masuk ke dalam tapi perisai nya terlalu kuat.
Suara tembakan terus berbenturan di dalam ruangan, Shane dan Nara menghindar dengan tepatnya. Mereka berdua berpencar dan melumpuhkan sebagian dari mereka lalu mengambil alih senjata dari genggaman. Shane menunjukkan keahlian nya dalam menggunakan dua tembakan di tangan, lain hal nya dengan Nara yang menggunakan satu tembakan dan satu belati dalam genggaman nya.
" Sial !". Umpat salah satu di antara mereka, membuat Nara menghentikan langkah nya dan secepat kilat memotong urat kehidupan pria itu.
Tajam nya Nara membuat Shane pun ikut bergidik ngeri sembari berpikir apa dia benar adalah kaka nya yang imut itu ? batin Shane terus saja bergumam.
" Dimana tuan kalian itu hah ?!". Sentak Nara menggema, Shane mendekati Nara dan menyentuh lengan Nara dengan jari telunjuk miliknya berulang seakan dia merasa takut dengan Nara yang seperti ini.
Nara tak mengindahkan sentuhan Shane.
" Pergilah jika kau tak mampu !". Seruan Nara menusuk masuk ke dalam ulu hati Shane dengan goresan yang begitu menyakitkan, Shane masih terdiam berusaha mencerna seruan Nara yang sepertinya di sana mengandung peringatan dan juga makna ancaman.
" Katakan dimana tuan kalian hah ?!". Bukan suara Nara yang saat ini terdengar, tapi suara Shane yang begitu menggema indah di telinga sampai telinga yang terpasang pun hendak lari dari tempat nya. Nara menyunggingkan senyum nya saat mata Shane tiba-tiba menajam, hanya Shane yang masih sedikit memiliki hati nurani saat berhadapan dengan musuh tak seperti saudaranya yang lain. Psikopat gila adalah julukan dari Shane untuk ketiga kaka nya dan mereka bertiga pun hanya tersenyum dengan sebutan dari adik nya itu.
" Dia tidak di sini, saat malam dia akan pulang ke kediaman nya dan di sini dia hanya menggunakan nya untuk menyelesaikan pekerjaan !". Ucap gagap .
" Tch begitukah ? Sayang sekali jika begitu ! tadinya aku hendak memberikan hadiah untuk nya !". Ujar Nara meredakan emosinya dan tiba-tiba dengan.
" Kau ini siapa hah ? ". Nyalang nya menantang.
" Kau tidak tahu kami siapa ?!". Sungging Shane dan juga Nara.
" Sampaikan kepada tuan mu aku datang menjemput nyawanya !". Ucap Sadis Nara melenggang pergi tanpa dosa setelah beberapa nyawa telah dia renggut.
" Katakan padanya, putri Lady dan putra Lucifer tak akan melepaskan nya !". Seru Shane menggelap membisik di sela langkah nya setelah Nara berlalu pergi, para mafioso yang berada di sana seketika ambruk seolah lututnya tak mampu untuk menahan tubuh mereka.
" Lady ? Lucifer ?!". Tergagap mereka dalam gumaman nya seakan jantung mereka tersentak kaget sampai kelopak mata pun membulat.
Siapa yang tidak tahu putri dari sang Lady yang menurut mereka kesadisan nya tak jauh berbeda dengan ibunya. Mereka bergetar ketakutan karena meski bagaimanapun mereka tahu sangat jelas siapa mafia itu, tapi dengan kebodohan tuan nya mengusik ketenangan mereka maka harus di apakan lagi jika mereka sebagai bawahan nya harus menuruti semua perintah dari tuan nya itu.
" Tunggu ! kalian tahu siapa Lucifer ?!". Bingung nya bertanya pada rekan nya yang lain.
" Entahlah, otak ku tak dapat berpikir !" Sahutnya.
Di dalam perjalanan pulang, Shane hendak menghubungi kedua kembaran nya yang lain tapi dia lupa jika handphone milik nya di pegang oleh Shabila.
" Pakai milik kaka !" Seru Nara sembari menyodorkan handphone milik nya.
" Tidak tersambung ka, apa mereka sudah tidur ?!". Ucap Shane berkali-kali menghubungi mereka.
" Sudahlah, mungkin mereka sedang istirahat !". Ujar Nara sembari fokus melaju kan mobil nya. Dugaan mereka berdua benar-benar tak sesuai, kebenarannya Sean dan juga Shabila masih berada di lokasi hostel.
Sean dengan darah yang terus keluar dari punggung nya tak membuat dia berhenti melawan.
" Ahh, ini menyenangkan !". Sean kembali dengan semangat nya sampai iringan pria bertudung itu keheranan, sekuat apapun mereka menyerang tetap saja Sean semangat dengan gairah tempurnya. Walaupun dia sendirian dan mereka berbondong tank membuat Sean ketakutan, tak seimbang nya lawan membuat Sean tidak kewalahan sama sekali.
" Menyebalkan ". Geliat Sean menyerang mereka membabi buta. Satu persatu dari mereka tersungkur keras sampai darah pun keluar menyembur.
" Keparat ". Marah mereka kembali membabi buta.
Kreeaaakkk, suara remasan tulang membuat siapapun yang mendengar akan berasa ngilu di gigi. Tangan Sean mengunci leher dengan kaki menendang dada musuh nya yang lain dan leher yang di kunci itu tak dapat selamat juga, Sean memutar seolah memotong kehidupan di sana yang akhirnya tak ada yang tersisa di antara mereka.
Sean melempar tubuh pria itu sehingga menindih rekan nya yang lain.
Huuhhfff, Nafas lega keluar dari dada Sean, tangan nya menyisir rambut menggunakan tangan nya ke belakang, percikan air hujan membuat Sean begitu tampan dan juga segar, tubuh atletis nya menyepak karena t-shirt putih yang dia kenakan basah.
" Ttssssshhh". Desis Sean saat punggung nya mulai terasa nyeri, dia hendak menghampiri Shabila, tapi saat dia menoleh, Shabila telah tak berada di tempat nya, hanya tumpukan mayat yang dia lihat dengan darah yang telah tercampur dengan air hujan dan akhirnya menggenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
lanjut
2022-12-01
0
Momy Victory 🏆👑🌹
Lucifer adalah nama ketua iblis aslinya.
2022-02-05
0
Renireni Reni
love all of you....😍😍😍🥰🥰🥰😘😘😘😘
2021-11-30
0