Sean yang telah lama berada di sana hanya dapat melihat dari sudut dinding pemisah ruangan, Sean membuka pintu dengan pelan dan segera masuk. Di sela langkah nya, kaki jenjang Sean menabrak sesuatu di depan nya, dengan cepat Sean menyalakan lampu karena saat dia masuk, keadaan kamar tak bercahaya sedikitpun.
" waw !".
Hanya seruan itu yang keluar dari mulut Sean tanpa rasa kaget sedikitpun, pandangan Sean mengedar dan mendapati simbol organisasi yang dia kenal. Sean merogoh Handphone nya dan menghubungi Shane yang mungkin masih berada di gedung sebelah bersama dengan Shabila.
" Shan ! pergilah ke markas Scorpion, pastikan Ka Nara baik-baik saja !". Seru Sean yang langsung di mengerti oleh Shane.
" Baiklah ka !". Sahut Shane.
" Berikan handphonemu kepada Shabila !". Ucap Sean.
" Iya ?". Seru Shabila.
" Sha kemarilah, aku butuh bantuan mu !". Ucap Sean.
" Baiklah, tunggu aku !". Suara Shabila terdengar antusias, saat Sean hendak berbicara kembali, sambungan nya telah terputus membuat nya heran dengan Shabila.
Shane segera menyusul Nara dengan taksi yang dia sewa paksa, karena jika dia pulang terlebih dahulu untuk membawa mobil di takutkan waktunya tidak akan cukup. Sedangkan Shabila berlari antusias ke hostel yang berada di gedung sebelah yang dimana di sana Sean berada.
" Waaaw ". Seru Shabila saat dirinya masuk ke dalam kamar dan mendapati mayat-mayat tergeletak dengan bau darah yang semakin tercium. Sean tak menanggapi ke antusiasan Shabila, dia lebih fokus pada handphone yang dia temukan dan itu di gunakan untuk merekam kejadian.
Rahang Sean menegas saat video di sana merekam tindakan pelecehan kepada Nara.
" Ada apa Sean ?!". Tanya Shabila memegang bahu Sean yang matanya masih fokus menatap layar bening di genggaman nya.
Shabila ikut melihat apa yang sedang menjadi titik fokus mata Sean, tangan Shabila pun mengepal, wajah nya bersemu merah menahan amarah
" Akan ku bunuh mereka !". Marah Shabila hendak keluar tapi di hentikan oleh Sean.
" Tak perlu, Ka Nara bahkan dapat menyelesaikan nya sendiri ! Aku juga telah menyuruh Shane menyusul ka Nara, tugas kita saat ini hanya membantu membersihkan semua yang tersisa disini agar tak ada bukti yang akan memberatkan nantinya !". Seru Sean.
Akhirnya Sean dan juga Shabila membersihkan semua mayat yang tergeletak di sana sampai bersih begitupun rekaman cctv yang terpasang di kamar itu, Handphone yang semula di gunakan untuk merekam pelecehan Nara telah Shabila amankan.
Hujan deras menerjang, keadaan begitu sepi seakan orang yang berlalu lalang pun takut terkena basah dan akhirnya mereka meneduh dan ada pula yang tetap tinggal di rumah nya. Lain halnya dengan Nara yang tak peduli dengan cuaca, dia mendatangi markas besar Scorpion seorang diri tapi tak lama dari itu Shane pun telah sampai dan menarik tangan Nara.
" Kaka !". Cegat Shane. Walaupun badan nya tertarik oleh Shane tapi Nara masih meluruskan pandangan nya ke depan. Shane berdiri di depan Nara dan alangkah terkejutnya dia saat menatap bola mata Nara yang begitu tajam dan menggelap. " Ka !". Usap Shane pada pipi Nara agar Nara tersadar.
" Menyingkir lah !". Tekan Nara menepis tangan Shane dingin. Shane masih berdiri tegap dan berpindah menggenggam tangan Nara.
" Aku akan membantumu, ayo !". Seru Shane menarik Nara dengan keadaan baju yang sudah basah.
**
" Kau dari mana Sean ? kenapa tidak pulang bersama ka Nara ?!". Tanya Shabila masih berteduh di luar kedai yang sudah tutup dengan jaket Sean terbalut di tubuh nya.
" Bibi Leya !". Seru Sean.
" Bibi Leya ?". Bingung Shabila mengulang kembali apa yang di ucapkan Sean. " Apa dia ada di sini ?". Tanya cepat Shabila.
" Eum ! dia ada di sini, tapi mungkin besok dia harus kembali ke Makau ". Ucap Sean.
" Kenapa kau tak memberitahu ku Sean, aku juga merindukan nya !". Protes Shabila. " Sebentar, kenapa bibi tiba-tiba ada di sini ? apa dia sedang ada pekerjaan ?!". Tanya Shabila penasaran.
" Sudahlah Shabila, aku malas menjawab semua pertanyaan mu itu !". Jengah Sean dengan Shabila yang tak pernah tidak cerewet.
" Tch kau memang menyebalkan !". Gerutu Shabila.
" Sean, aku khawatir dengan ka Nara dan juga adik nakal ku ! ayo kita ke sana juga, aku takut ada apa-apa dengan mereka berdua !". Guncang Shabila pada lengan Sean.
" Tidak, tetap di sini !". Tekan Sean pada tangan Shabila tapi masih dalam pegangan lembut.
" Ada apa ?". Tanya Shabila saat matanya melihat Sean terus mengedarkan pandang nya dan dia pun ikut menatap sekeliling. " Seorang wanita !". Ujar Shabila dari mulutnya saat dia melihat seorang perempuan tengah menatap mereka dari jauh, tepatnya dari kamar hostel berlantai.
Di sana banyak hostel berhadapan satu sama lain dan termasuk penginapan yang paling ramai di huni tapi ada satu hostel malam ini yang benar-benar sepi dan itu hostel dimana Nara di tahan.
" Collin !". Gumam Sean.
" Collin ?". Ucap Shabila mengulang dengan dahi mengkerut.
Sean menyunggingkan senyumnya tajam membuat Shabila penasaran, tangan Sean merangkul pinggang Shabila posesif dan itu sengaja agar Collin melihatnya.
" Aww, apa yang kau lakukan Sean ?!". Bingung Shabila dengan sikap Sean yang tiba-tiba. Shabila menatap Collin dan Sean bergantian yang akhirnya diapun mengerti.
" Itu bagian ku Sean, jangan kau sentuh dia sebelum aku menyentuh nya !". Tekan Shabila.
" Apapun untukmu sayang ! lagi pula aku tak suka melukai wanita ". Seru Sean penuh dengan maksud. Sean melihat jika tangan Collin mengepal kesal saat tangan Sean semakin erat merangkul pinggang Shabila.
" Tch, apa kau yakin dia yang melakukan nya ? jika di pikir-pikir kembali, kenapa dia melakukan itu ? apa kau menolak cinta wanita itu Sean ?". Tanya Shabila menengadah menatap mata Sean.
" Kau pun tahu bukan ?!". Ujar Sean.
" Tch, kau ini sampai kapan akan menolak cinta mereka hmm ?!". Gemas Shabila, Sean tersenyum hangat.
" Ada kau, mommy dan juga ka Nara saja sudah cukup untuk ku saat ini !". Jawabnya.
" Akupun sama, ada kau, daddy dan juga Shane pun sudah cukup untuk saat ini !". Ujar Shabila mengikuti pelafalan Sean.
" Tapi Sean, kenapa wanita itu melukai ka Nara ?!". Bingung Shabila.
" Tidak aku jelaskan pun kau sudah tahu bukan ?!". Tekan Sean menyungging.
" Begitukah ? apa mereka yang di sana tidak tahu jika kalian saudara ?!". Terkejut Shabila mengingat dirinya pun dan Shane tak ada yang tahu jika mereka berdua adalah adik dan kaka.
" Eum, kau pun sama bukan ! tidak ada yang tahu jika kau dan Shane adalah adik kaka !". Timpal nya. Shabila merespon nya dengan senyum mengembang membuat Collin yang masih memandang mereka semakin terbakar cemburu dan langsung menutup tirai jendela nya dengan kasar.
" Ayo kita pulang !". Ajak Sean saat dirinya tak mendapati keberadaan Collin.
" Tidak, aku ingin bertemu dengan bibi Leya !". Tolak Shabila.
" Kau harus istirahat Sha, ini sudah malam juga !". Sean mencoba memberi pengertian.
" Tidak, aku bilang aku ingin bertemu dengan bibi Leya malam ini juga ! ayolah, sebentar saja ok !". Rengek Shabila.
" Shabila ". Ucap Sean lembut dan menarik lengan nya sehingga tubuh Shabila kembali menempel pada dada bidang milik Sean. " Tetaplah seperti ini !". Seruan Sean membuat Shabila bingung, perlahan Shabila menengadahkan kepalanya dan menatap Sean yang lagi terfokus pada satu titik.
Iringan orang berbaju biru tua di dalam gelap nya jalan tengah mendekati dirinya, Sean menajamkan pandang nya dan seketika membalikkan tubuhnya untuk melindungi Shabila.
Senyap nya suara tembakan membuat telinga Shabila menuli di tambah deras nya hujan membuat sekitar terdengar tak jelas, tapi tidak dengan Sean, dia seakan melihat jelas dan mendengar jelas apa yang mereka lakukan.
" Sean ". Ucap Shabila tergagap dan langsung memeluk Sean, tangan Shabila yang menyentuh punggung Sean merasa basah di telapak tangan nya. Perlahan Shabila menarik tangan nya dari sana dan mencoba melihat apa yang tengah menempel di telapak tangan.
" Darah !". Shabila terkejut dan menatap Sean yang masih mematung di hadapan nya. " Sean !". Seru Shabila dengan air mata yang tanpa permisi mengalir, tangan Shabila mencengkram kuat lengan Sean.
" Aku baik-baik saja ! berjanjilah kau akan baik-baik saja !". Ucap Sean masih tersadar saat timah panas telah bersarang di punggung nya.
" Cari mati ! ". Teriak Shabila tak menanggapi Ucapan Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Renireni Reni
collin....tunggu saja waktumu...
2021-11-30
0
Mahdalena
vsual merka jngan lupa ya, aku tunggu nih,
2021-08-21
1
guest1052940504
lanjut gregetttt
2021-06-08
3