Sean bukanlah orang bodoh, penggagalan operasi itu tidaklah sesempurna yang orang lihat, mereka yang berkuasa pastilah memiliki cara sendiri untuk melancarkan bisnisnya.
Saat ini mereka tengah mempersiapkan diri untuk segala situasi yang ada, menjadi mafia bukanlah hal yang mudah dan itu menjadikan mereka semua berlomba memperkuat bentengnya.
**
" Senjata yang di rakit Mafia Red Phoenix memang tak ada tanding ! kita harus memiliki semua tipe senjata milik mereka, bukan hanya itu, pusat penelitian milik mereka pun sampai sekarang masih tak tertandingi dan untuk itu kita pun memerlukan tempat itu ". Jelasnya.
" Tidak semudah itu kita meratakan mereka Ron !". Ucap Zidan. " Ingatlah, para monster Red Phoenix masih hidup ! apa kau lupa dengan mereka ? Kau pun tahu kasus Mafia Makau, mafia bloody knife, mafia Black Cobra yang terbilang mereka adalah mafia terkuat, tapi tetap saja jika berurusan dengan mereka maka tidak akan ada yang tersisa !". Ujar Zidan.
" Mereka yang dulu dan sekarang tidak akan sama, bahkan sampai sekarang tak ada pergerakan dari mereka ! bukankah ini hal yang menguntungkan ?!". Seru Nya tanpa berpikir jauh.
" Kita jangan meremehkan mereka Ron, kita harus hati-hati ! jangan sampai singa yang telah lama tidur terbangun karena usik kan mu ! Perlahan tapi pasti, itu yang harus kita lakukan !". Ujar nya penuh ambisi. " Ingatlah, siapa yang minggu lalu menggagalkan operasi penyelundupan mu itu Ron ! Jika bukan mereka lalu siapa ? Pergerakan mereka sangatlah halus membuat kita tertipu dengan semuanya !". Tekan Zidan mengingatkan.
" Tch, mari kita lihat, sehebat apa penerus dari penguasa underground itu !". Ucap Baron terdengar meremehkan kemampuan mereka, yang dengan kenyataan dia hanya mengenal Nara sebagai anak dari pasangan Lady dan King dari Red Phoenix dan itu berarti Nara lah penerus selanjutnya yang akan menduduki kursi kebesaran dari sang Lady.
" Tunggu !". Potong Zidan sembari berpikir seolah tengah mengingat sesuatu. " Apa tak ada informasi lain mengenai mereka ?". Tanya Zidan pada salah satu rekan nya di sana.
" Tak ada ! yang aku tahu, dia hanya memiliki satu putri, itu saja informasi yang beredar !". Sahut nya.
Zidan mengingat-ingat kejadian lalu. " Apa dia benar tak memiliki seorang putra ? bukankah saat penggagalan operasi itu ada seorang pria muda juga di sana, dia terlihat masih sangat muda !". Zidan terus mengingat-ingat kejadian itu karena saat pengoperasian dia ada di sana. Baron pun ikut serius dengan pernyataan Zidan.
" Bagaimana dengan keluarganya ? apa tak ada informasi lain ?!". Tanya Baron.
" Tidak ada, data mereka di amankan dengan begitu baik sehingga tak ada yang dapat mengakses dan mencuri data mengenai dirinya !". Ujarnya memperlihatkan laptop yang sedang dia operasikan.
" Begitu kuat kah mereka ?!". Ucap Zidan.
" Sudahlah, yang terkuat hanya kita sekarang dan mereka telah menjadi cerita saat ini, jadi tak perlu berpikir keras seperti itu !". Ujar Baron. " Mungkin pria itu adalah kekasihnya dan lihatlah Zi, mereka tak dapat menyentuh bisnis kita ! Jika dia sangat kuat dan cerdas, kenapa dia sama sekali tidak tahu jika senjata yang dia gagalkan itu barang palsu !". Sombong Baron.
" Tetap saja, kita tak boleh meremehkan mereka sedikitpun !". Ujarnya.
Mata-mata Sean hanya tertunduk dan menyunggingkan senyumnya sembari membatin.
" Apa mereka begitu bodoh ? kenapa mereka tidak mengetahui jika di antara orang-orang Red Phoenix ada makhluk yang sangat buas ! berarti sejauh ini, hanya kami para bawahan yang tahu jika di dalam mafia itu terdapat tiga monster kecil dan salah satu dari mereka telah membuat aku begitu gemetar ketakutan ?! Tch, mereka benar-benar tak mencari tahu dahulu siapa mereka !".
Batinnya bergidik ngeri, hanya mendengar suara Sean saja dia merinding apalagi dengan ancaman nya, membuat dia ingin sekali menyembunyikan kepalanya dan matanya di balik dinding agar tak bertatapan langsung dengan Sean.
***
" Selamat pagi kak !". Ucap Shane dan juga Sean menyapa Nara yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka di bantu oleh Shabila dengan wajah dalam keadaan masih cemberut.
" Pagi tampan !". Sahut Nara mendapat morning kiss dari Shane dan juga Sean.
" Kak, apa dia masih belum mengeluarkan suaranya ?!". Heran Shane yang lanjut terduduk mengikuti Sean.
" Eum ". Sahut Nara tak panjang lebar dan memasukan roti yang telah dia olesi selai coklat.
" Kak ". Ujar Shane pada Sean dan menunjuk Shabila dengan kepalanya, Sean merespon dengan menaikkan kedua alisnya yang akhirnya matanya mengikuti tunjukkan dari Shane.
" Cepatlah habiskan makanan nya ! kakak tunggu di depan, jangan lama-lama ! Shabila, jangan terus merenggut seperti itu nanti cantik mu hilang dan kaka tidak suka !". Timpal Nara beranjak berdiri dan langsung berlalu pergi. Shabila menengadah dan cepat menghabiskan roti di tangan nya, Shabila dengan cepat berlari mengejar Nara tapi sebelum itu tangan kekar milik Sean menghentikan langkah nya.
" Kenapa, apa ada yang salah ?!". Tanya Sean menatap Shabila yang tak kunjung membalikkan pandangan nya, hanya rambut panjang lembut Shabila yang dapat Sean lihat.
Shabila terdiam begitupun Shane yang menghentikan suapan nya.
" Kau diam dan kau tak menyapaku di pagi ini membuat aku merasa jika kau marah Shabila, hanya kepadaku ! kenapa ? apa aku secara tak sengaja menyakitimu ? atau aku secara tak sengaja membohongimu ?!". Ucap Sean menarik tangan Shabila dan memeluk nya, tangan Sean dengan lembut mengusap rambut panjang milik Shabila. Shabila terdiam dan masih tak berbicara, Shane yang melihat pun hanya menautkan alis nya dan berpikir jika Shabila berlebihan, hanya tak di ajak bermain dia marah seperti ini.
" Aku menyayangimu Sean ! jangan menyelesaikan apapun sendirian, ada aku, ada Shane juga ! aku tak mau kau terluka ! Maaf, aku hanya takut kehilanganmu ". Shabila membalas pelukan Sean dengan begitu erat, dia kesal bukan karena hanya tak di ajak bermain oleh Sean tapi hatinya kesal karena dia tak bisa tak peduli dengan saudaranya itu, membuat dia selalu memiliki rasa khawatir yang berlebihan terhadap mereka.
" Tak ada yang tak dapat aku lakukan untuk kalian, nyawa pun akan aku berikan jika itu menyangkut keselamatan kalian !". Ucap Sean.
" Berjanjilah untuk tetap berada di sisi kami ! hanya itu satu-satunya cara agar kau dapat melindungi kami !". Seru Shabila melepaskan pelukan nya dan menatap mata Sean yang begitu lembut tapi terlihat sangat dingin.
" Tentu !". Seru Sean mengacak rambut Shabila.
" Aku bagaimana ?!". Ucap Shane yang masih menatap kedua kaka kembarnya.
" Anak nakal, kemarilah !". Ujar Shabila memeluk Shane, Sean pun memeluk Shane.
" Yaaak, kalian sedang apa ?". Teriak Nara berdecak pinggang menatap nyalang ketiga adik nya yang masih terlihat berpelukan. " Kaka tinggal jika kalian terus seperti itu !". Kesal Nara berlalu pergi kembali.
" Ka !". Teriak Shabila dan juga Shane berlari cepat mengejar Nara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Sheila Kirana
kompak mereka
2022-10-25
0
Vin Lee
aku juga mau punya sodara kayak gitu😣
2021-09-08
1
guest1052940504
the bestnya sean...
2021-06-08
2