" Tak ada gunanya aku berbicara omong kosong paman ! semua yang aku ucapkan adalah faktanya dan itu dapat di buktikan ". Ujar Sean.
" Sialan !". Umpat nya tak terima. " Katakan apa yang kau inginkan sekarang untuk menebus nyawaku dan anak buah ku ?!". Edarnya penuh penekanan.
" Itu mudah, aku hanya menginginkan kau menjadi mataku ! laporkan setiap apa yang terjadi, baik itu hal kecil sekalipun !". Ucap Sean dengan segala caranya.
" Baiklah !". Ujarnya.
" Jika kau berdusta maka kau pun tahu akibatnya bukan ?". Peringatan dari Sean sangat mereka takuti, bengis nya Sean membuat mereka tak berdaya. Ini belum seberapa, mereka tahu siapa itu Sean karena mereka yang bertugas di lapangan. Perintah dan perintah saja yang mereka terima tanpa sang petinggi tahu jika di luar sana terdapat sesosok iblis yang mengerikan.
" Tidak akan !". Ujarnya.
" Baiklah jika begitu aku pergi ". Seru Sean berlalu pergi dengan mengenakan kacamata hitamnya kembali meninggalkan gedung tempat mereka berkumpul.
Mereka adalah salah satu mafioso dari mafia yang belum lama ini berdiri dan paman itu adalah yang memimpin grup itu, karena di mafianya pun ada beberapa divisi yang berdiri. Seiring berjalan nya waktu, keberadaan mafia hampir tumbuh di setiap negara dengan niat hanya untuk memperluas wilayah dan juga menambah kekuatan saja.
Selama satu dekade ini, keberadaan Red Phoenix hampir di anggap lenyap di telan oleh zaman oleh para pemimpin underground yang baru berdiri, hanya beberapa yang masih mereka ingat dan itu mengenai persenjataan dari Red Phoenix karena mafia yang di pimpin oleh Ruby masihlah menjadi organisasi pencipta senjata terbaik. untuk itu, banyak sekali dari mafia di luar sana memesan persenjataan dari Red Phoenix. Dengan beberapa syarat dan juga beberapa perjanjian tentunya, jika senjata itu di gunakan untuk hal yang merugikan maka maaf, Red Phoenix harus melenyapkan nya.
**
" Mommy aku pulang !". Seru Shane dengan banyak buku di tangan nya, Shabila masih merengut.
" Dimana Sean ? kenapa tidak pulang bersama kalian ?". Nara datang menyambut mereka.
" Dia bermalam di markas kak ". Sahut Shane melangkahkan kaki nya mendahului Nara juga Shabila dan sebelum itu, dia mengecup hangat kening Nara seperti biasanya, karena saat ini tinggi Shane melebihi Nara jadi dia tak perlu lagi berjinjit untuk sampai di kening Nara.
" Kak !". Ucap Shabila. Nara menautkan alisnya saat melihat wajah Shabila menekuk.
" Apa Shane nakal padamu ? kenapa wajahmu di tekuk ?!". Ujar Nara menajamkan matanya menatap Shabila.
" Kenapa jadi aku ?!". Protes Shane.
" Lalu kenapa dia ?". Tanya Nara kembali, Shane menaik bahu nya.
" Sean kah ?". Ujar Nara dingin.
" Eum, dia tak mengajak ku bermain !". Lirik Shabila karena Nara masih menatap nya dan Shabila tentu saja tak berani menatap mata kaka nya yang sekarang ini.
Nara mengerti dan tahu apa yang di maksud Shabila, Nara merogoh handphone nya dan menghubungi Sean.
" Eum ". Sahut Sean.
" Sudah puas bermain nya ? pulanglah !". Ucap Nara.
" Tidak, aku bermalam di markas saja kak !". Sahut Sean dengan nada lembut.
" Pulang atau tidak sama sekali !". Tekan Nara memutuskan sambungan.
" Kalian bersihkan tubuh kalian dan cepatlah tidur !". Titah Nara langsung mereka turuti.
" Kak, mommy and dad kemana ?!". Tanya Shane tak melihat mereka berdua di rumah.
" Mereka pergi ke Jerman ". Ucap Nara.
" Oh ". Sahut Shane. " Ada apa ? apa ada masalah ?!". Tanya nya sebelum masuk ke dalam kamarnya.
" Hanya berkunjung mungkin ! ayo cepatlah masuk, kenapa kau begitu cerewet ". Seru Nara berdecak pinggang. " Apa harus kaka yang mandikan ?!". Tajam Nara seperti seorang ibu yang tengah kesal kepada anak nya.
" Iya iya mommy muda ku !". Canda Shane dan langsung masuk ke dalam sebelum mendapat timpukan dari Nara.
***
Sean yang mendapat telpon dari Nara langsung putar balik dan tak jadi bermalam di markas. Walaupun dingin dan datar, Sean masihlah adik kecil dari Nara yang kapanpun akan tetap seperti itu. Hal seperti itu tak membuat Sean dan juga kedua kembaran nya risih, mereka malah akan semakin bermanja-manja kepada Nara, tapi di luar sana mereka tak akan pernah terlihat jika mereka adalah anak-anak manja. Di antara mereka bertiga hanya Sean yang sedari dulu tak ingin di manja, tapi keras kepala Nara membuat Sean tak dapat berbuat apa-apa.
" Kak ". Sapa Sean yang baru saja tiba, matanya mengedar mencari kedua orangtuanya yang tak nampak seperti biasanya. ". Kemana mommy and daddy ?". Kecup Sean pada kening Nara dan langsung memeluknya kilas.
" Dari mana saja kamu Boy ?!". Tajam Nara.
" Aku tidak dari mana-mana kak, tadinya aku akan bermalam di markas tapi kau menyuruhku pulang, jadi aku pulang !". Ujar Sean meraih air mineral dari atas meja yang telah tersedia di sana.
" Aku hanya keluar sebentar ! ayolah, kenapa sedari tadi kau menatapku seperti itu kak ?! ". Ujar Sean kembali.
" Ada kakak di sini, jika butuh bantuan kau harus bilang kepadaku ! jangan menanggung nya sendiri ". Ucap Nara terduduk.
" Tak perlu, pekerjaan mu saja sudah padat dan seharusnya aku yang berkata seperti itu ! jika kaka lelah, bilang kepadaku ! aku akan selalu membantumu begitupun Shabila dan juga Shane, untuk apa kami ada di sini jika hanya untuk pajangan saja ". Ujar Sean.
" Kau selalu saja ! Baiklah, kau istirahatlah ! bukan kah esok ada kelas ?!". Ucap Nara.
" Eum ". Sahut Sean. " Mommy and dad kemana ? ke Jerman kah ?!". Tanya Sean sebelum melanjutkan langkah nya.
" Iya dan mereka menitipkan kalian kepadaku jadi menurut lah ok !". Seru Nara dan hanya di balas senyum oleh Sean.
**
Di malam yang sama, segelintir orang tengah berkumpul seolah tengah mengadakan pertemuan di meja bundar dengan sangat serius.
" Mereka telah menerima nya, beberapa senjata tersisa telah di amankan !". Ucap Salah satu dari pemimpin itu
Seseorang yang menjadi mata dan telinga Sean tengah mengawasi pembicaraan mereka dengan sangat baik. " Senjata ? bukankah operasi itu telah di gagalkan ?!". Batin nya dengan mimik wajah tak memperlihatkan jika dia sedang mengawasi pembicaraan itu.
" Pantas saja pemuda itu masih mengincar ku ! Ternyata barang itu tidak semuanya asli !". Ucap nya kembali di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Rasya Rafhael Syakira
Shane itu cwo apa cewe SH crta ny ?????
2022-07-12
0
Susilawati Dewi
lanjut
2021-12-25
0
TheShe Tafui
anaka anakku protes karena tak berhenti membaca...gimana mau brhenti,ceritanya buat aku penasaran...👍👍😁😁
2021-09-21
4