Andai Aku Bisa Memilih

Andai Aku Bisa Memilih

1.

Di sebuah cafe dimana aroma espresso menguar kuat, disitulah dua gadis cantik sedang berdebat di pojokan cafe dekat jendela, menjauh dari kumpulan pengunjung cafe yang sore itu tampak menikmati coffee time dangan kopi dan cemilan yang mengiringinya.

“Aku gak mau tahu, Manda! Kamu harus ikut.” ujar seorang gadis yang berkata kata dengan nada ketus karena temannya yang kuper, dan cupu, sekalipun memiliki kecantikan yang luar biasa itu masih saja terus menolak keinginannya.

Sebuah perbandingan yang bisa dikatakan langit dan bumi karena gadis yang diajak ngomong di depannya, bernama Amanda Djoyodiningrat, berperangai halus, sabar dan baik hati. Beda dengan Marvella Arafat yang bersifat tidak sabaran, dan menyukai dunia malam, bahkan sering berakhir dengan one night stand bersama dengan laki laki yang dikenalnya di club malam. Amanda dan Marvella berteman semenjak mereka kuliah di tempat yang sama di Penang, tapi Marvella selain kuliah ia juga  disuruh oleh pamannya yang bernama Burhannudin untuk bekerja di tempat Perdana.corp, tempat pamannya itu menanamkan saham di Hotel dan Resort milik Narendra Sakabumi Perdana . Entah apa yang mendasari persahabatan mereka. Karena mereka berdua benar benar berbeda 180 derajat.

“Kamu kan tahu, siapa aku? Aku gak bakalan diijinkan untuk datang ke pesta ulang tahunmu itu karena kamu mengadakannya di sebuah klub malam!” jelas Amanda dengan suara halus dan sabar. Ia menenangkan sahabatnya yang berulangkali memintanya untuk menghadiri ulang tahunnya. Tepatnya bukan meminta tapi memaksa.

“Eits, kamu gak usah bilang jujur sama mereka lah. Bilang aja kalau kamu itu mau nginap di rumah aku aja. Aku juga sudah kangen semenjak kita berpisah dari Penang karena kamu akhirnya melanjutkan kuliah kamu disini dan aku akhirnya harus bekerja di Indonesia dan pindah kuliah malam, baru kali ini kita bisa ketemu lagi di Jakarta ini." sahut Vella dengan nada memelas.

“Kayak kamu ga tahu, apa mungkin mereka ngijinin, apalagi kamu sendiri juga tahu kalau aku pasti dikawal ketat sama bodyguard. Kita gak akan bisa..” sahut Manda dengan suara llembut, ia memberi pengertian kepada sahabatnya itu bahwa ia tidak mungkin bisa berbohong dengan keluarganya, selain ia takut ia juga emang ga pernah berbohong.

“Jangan khawatir kalau masalah itu, aku bisa atasi. Asal kamu sudah di rumah aku, aku punya seribu macam cara untuk lari dari pengawasan mereka, pokoknya aman deh, kamu tinggal minta ijin untuk nginap di rumah aku aja.” desak Vella dengan puppy eyesnya, ia hanya punya Manda, satu satunya jalan yang bisa memuluskan  rencananya. Karena Manda yang masih perawan, sedangkan dirinya sudah tidak perawan lagi. Vella memiliki rencana untuk menjebak seorang CEO di tempatnya bekerja, menggunakan keperawanan Manda, lalu mengakui bahawa dirinyalah yang telah direngut keperawanannya saat itu sehingga ia bisa menikahi CEO itu. Oleh karena itu Vella mati matian berharap agar Manda bisa mengikuti keinginannya.

“Aku gak biasa boong, Vel! Aku takut.” bantah Manda dengan lembut, ia emang pada dasarnya sifatnya halus dan lembut, terlalu sabar, sehingga seringkali dimanfaatkan oleh teman maupun yang mengaku sahabatnya itu. Itulah sebabnya ia selalu dikelilingi oleh pengawal dari ayah ibunya karena sifatnya yang polos dan lugu, serta terlalu baik hati.

“Ini hape lo! Kamu telpon ibu kamu saja deh, pasti gak akan banyak nanya, cepetannnnnn!!!” paksa Vella dengan nada menuntut,

"Tapi, Vell, aku takut!!" sahut Manda sambil menggelengkan kepalanya kuat kuat.

"Nih, udah kupencetin..." paksa Vella lagi sambil menyodorkan ponsel yang rupanya sudah tersambung dengan ibunya.

"..."

"Waalaikumsalamm, bu. Ini Manda, bu! Ehm, bu, Manda mau minta ijin.."

"..."

"Ehm ya bu, Manda mau nginep di rumah Vella soalnya Vella butuh ditemeni karena dia sendirian di rumahnya, boleh ya bu?" tanya Manda dengan takut takut, sedangkan Vella tersenyum bangga, karena mungkin sebentar lagi rencananya akan berjalan dengan lancar.

"..."

"Iya, pengawal boleh saja ikut di tempat Vella, iya ibu? Jadi boleh kan bu?" tanya Manda lagi yang rupanya ibunya mengijinkan Manda untuk pergi ke rumah Vella bersama dengan pengawalnya, karena Manda membuat gesture seperti lega karena ia mengelus dadanya yang cukup besar untuk ukuran tubuh ramping seperti Manda itu.

"..."

"Terimakasih bu, waalaikumsalam. Iya bu, nanti Manda akan terus mengabari ibu dan ayah." kata Manda dengan nada lembut khas dirinya.

Setelah Manda menutup teleponnya, Vella langsung memberondongnya dnegan pertanyaan.

"Gimana ? Gimana?" tanya Vella dengan antusias, ia merasa bahwa Manda bakal diijinkan.

"Iya boleh tapi pengawal aku yang dua itu tetep harus ikut ke rumah kamu, gimana dong?" tanya Manda dengan raut wajah cemas, tangannya yang di genggam oleh Vella sudah dingin, pertanda ia sangat gugup dengan kebohongan yang sudah ia buat dihadapan ibunya tadi.

"Tenang, masalah itu bisa diatur kalau sudah sampai di rumah aku, sekarang yang penting kamu siap siap dulu buat pesta nanti malam. Tenang saja kamu pakaai baju aku saja, dan nanti aku juga yang bakal make up in kamu." kata Vella lagi dengan nada senang yang tidak dapat ia sembunyikan, karena rencana dia bakal terwujud.

"Gak usah deh, Vell. Aku bawa baju cadangan di mobil aku kok, ga perlu pinjem baju kamu juga." kata Manda dengan nada tidak enak, ia sungkan kalau harus meminjam baju dari sahabatnya. Lagian ia tahu persis selera berpakaian Vella yang sangat bertolak belakang dengan dirinya yang santun dan berpakaian tertutup. Sedangkan pakaian milik Vella itu kebanyakan terbuka dan sangat tidak senonoh.

"Hei, Mandaku sayang, kamu itu mau menghadiri ulang tahunku di club malam, bukan di resto biasa, kalau kamu pakai baju ala ala kamu, yang ada dikira kamu bakal ngasi ceramah di masjid. Ayolah, sekali kali kamu memberi aku kado dengan kamu mau mekai baju aku dan aku make up in, ya ya ya???" bujuk rayu Vella supaya Manda mau memakai baju yang mirip miliknya, supaya di rekaman CCTV yang akan dipakainya sebagai bahan untuk memeras CEO incarannya agar mau menikahinya.

"Tapi, Vell?" potong Manda lagi.

"Sudah, aku tu sudah siapkan baju kamu sama aku yang model kembaran, ya ga seksi seksi amat sih, pokoknya yang kelihatan modern ga kayak kamu yang suka pakai pakaian kayak mau ke masjid saja. Trus nanti kita make up kembaran gitu say, gimana? Mau ya? Anggap aja ini sebagai hadiah buat aku ya?" desak Vella dengan semangat 45, yang membuat Manda akhirnya menyerah pasrah dan mau mengikuti keinginan si Vella sahabatnya itu.

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Arohy Rohy

Arohy Rohy

penasaran buat berikutnya deh😉

2021-12-14

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

meet kk nophie again

2021-07-04

0

Suhaida

Suhaida

jahat amat jd sahabat

2021-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!