Khalisa seharian duduk termenung mondar-mandir dirumahnya, tidak ada seorang pun yang mengajaknya mengobrol. Akhirnya Khalisa memutuskan membaca buku yang ada dirak buku dikamarnya Rendy.
Saat malam tiba, Khalisa yang baru menyelesaikan sholat tidak ada yang mengajaknya makan malam. Keluarga Rendy dan sendiri yang baru pulang kerja mereka langsung makan malam.
Khalisa menghampiri ke ruang makan, sejenak yang berada dimeja makan yang awalnya rame mendadak sunyi, tante Ratna memberi kode kepada pembantu untuk menyiapkan makan malam untuk Khalisa.
Seorang pembantu pun dengan takut-takut menaruh makanan untuk Khalisa di meja, suasana dimeja utama pun kembali hangat mereka berbincang-bincang, Khalisa sendiri hanya menatap Rendy dari samping.
Rendy sendiri tidak merangkulku, dia mengabaikan aku juga! Gumam Khalisa
sambil menatapnya.
Meskipun Khalisa tidak bergabung makan dimeja utama, tapi tante Ratna sengaja berbicara setengah berteriak agar terdengar oleh Khalisa.
“Rendy! Kamu sebaiknya tidur dikamar tamu saja! Mamah cuma pengen kamu tidur tenang!” Kata Tante Erin.
“Iya Mah!” Sahut Rendy sambil fokus makan.
“Mah, kenapa gak perempuan itu saja yang tidur
dikamar tamu, kan dia parasit dirumah ini!” Kata Laila.
“Yah kita nunggu kesadaran dirinya saja!” Sindir Tante Ratna.
“Mah! Hati-hati wanita itu punya dendam loh! Nanti mamah diapa-apain!” Kata Laila.
“Tenang saja mamah sudah pasang cctv kalau dia macam-macam!” timpal tante Ratna.
Apa segitu jeleknya aku dimata mereka! Batin Khalisa sambil menelan lkasar nasi yang disantapnya.
Setelah makan malam, Khalisa mengekori Rendy yang memasuki kamarnya. Rendy melepaskan pakaiannya sembarang lalu memasuki kamar mandi. Sambil menunggu Rendy, Khalisa memunguti pakaian kotor tersebut dan menyimpannya dikeranjang cucian.
Rendy selesai mandi dan sudah berpakaian tidur. Dia berjalan mengambil tas laptopnya dan berjalan hendak keluar kamar.
“Ren!” Tegur Khalisa menghengtikan langkah Rendy.
“Apa?” Jawab Rendy dingin menoleh sebentar.
“Kamu takut denganku?” Tanya Khalisa.
“Aku mau menyelesaikan beberapa pekerjaanku!”Sahut Rendy.
“Kamu bisa menyelesaikannya disini! Biar aku saja yang tidur dikamar tamu!” Kata Khalisa.
“Tidak perlu kamu saja tidur disini!” Kata Rendy dingin.
“Tidak Ren! Pakaianmu dan barang-barangnyamu
banyak berada disini! Sedangkan aku hanya bawa baju sedikit jadi mudah memindahkannya!” Kata Khalisa.
“Oh!” Jawab Rendy singkat.
Khalisa pun membalilkan badannya sambil menarik kopernya yang berisi beberapa pakaian yang diberikan oleh ayahnya setelah pernikahan, karena Khalisa sendiri tidak memiliki pakaian, itu
pun baju bekas kakak tirinya. Khalisa tidak menolaknya karena membutuhkannya
dan dia tidak mau ambil pusing.
Khalisa berjalan menuruni tangga sambil mengerek kopernya, Tante Ratna yang sedang bersantai diruang tengah membaca majalah menengok kearah tangga saat mendengar suara orang mengerek kopernya,
“Kopernya diangkat saja! Kalo diseret nanti lantainya rusak!” Ketus Tante Ratna.
Khalisa berhenti sejenak saat mendengar suara dari Tante Ratna, jauh dalam hatinya Khalisa juga merasakan kekesalan pada Tante Ratna, namun dia pendam sendiri, Khalisa dengan susah payah akhirnya mengangkat kopernya menuruni tangga. Rasanya ingin sekali Khalisa menanggis, tapi menangis bukan jawaban dari cara bertahan dirumahnya Rendy.
Khalisa bahkan mengangkat kopernya menuju kamar tamu, setelah sampai dia merapihkan pakaiannya ke dalam lemari. Matanya berkaca-kaca sambil merapihkan bajunya. Dunia diluar penjara benar-benar telah menghukumnya secara sosial.
Kasur di dalam ruangan tersebut sudah cukup lama tidak dibersihkan sehingga tersimpan banyak debu disana. Khalisa pun terpaksa harus
terpaksa bebersih dulu sebelum akhirnya dia tidur ditempat tersebut.
*****
Sekitar jam setengah empat, Khalisa sudah terbangun, kebiasaan hidup dipenjara masih terbawa olehnya, Khalisa biasa dibangunkan pagi oleh para sipir penjara untuk olahraga pagi ketika didalam penjara. Khalisa terbangun, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dia
membesihkan diri, setelah itu dia menunaikan sembahyang malam dan menunggunya
hingga adzan subuh berkumandang. Setelah itu, Khalisa menunaikan sholat subuh.
Baru dia keluar dari kamarnya menuju dapur, sadar dia tidak boleh menyentuh dapur, Khalisa hanya memperhatikan para pembantu memasak.
Sebenarnya, Khalisa ingin sekali belajar memasak dan menghidangkannya untuk orang-orang yang disayanginya, tapi apa boleh buat, bahkan dia kehilangan kasih sayang orang-orang disekitarnya.
Tidak lama kemudian, terdengar suara keluarga Rendy baru memasuki ruang meja makan.
Seperti biasa, Khalisa makan pagi disudut, dia mencoba menikmati moment tersebut. Meskipun tidak pernah ada orang yang mau menngajaknya bercanda dna bersenda gurau. Setelah makan Rendy langsungvbangkit dan pamitan pada orangtuanya. Khalisa yang tidak mau ketinggalan
langsung bangkit drai duduknya memburu Rendy yang akan berangkat kerja.
“Ren!” Panggil Khalisa saat sudah diambang pintu.
Rendy yang dipanggil oleh Khalisa langsung membalikan badanya, tidak pernah ada senyuman yang terukir untuk Khalisa walaupun hanya sedetik. Hanya ada tatapan dingin dan perkataan yang tidak bersahabat menerpannya.
“Ada apa lagi?”
“Aku mau kerja!”
“Kenapa? Apa uang dariku tidak cukup!”
“Cukup, tapi aku ingin punya kesibukan!”
“Sebaiknya sibukan saja dirimu memperbaiki sikapmu!”
Khalisa langsung terdiam mendengar perkataan tersebut, tidak seharusnya Rendy berkata demikian. Sementara Tante Ratna dan Laila terlihat senang mendengar perkataan tersebut. Rendy sendiri langsung pergi berangkat kerja.
Khalisa hanya bisa menghela nafas beratnya, dia berbalik sebentar dan menangkap suara cekikikan dari Tante Ratna dan Laila yang sedang menertawakannya, Khalisa memutuskan melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut. Dia berjalan tanpa arah, karena baginya berada
dirumah tersbeut sama halnya seperti berada dalam jeruji besi.
Khalisa berjalan-jalan disekitar komplek perumahan, lalu dia keluar dari tenpat tersebut, dan tanpa disadari dia sudah berada di pasar. Khalisa melihat ada toko kue, dikaca toko tersebut
tertulis dibutuhkan seorang pegawai penjaga toko. Khalisa termenung begitu lama didepan toko tersebut. Hingga akhirnya pemilik toko keluar.
“ Ada yang bisa saya bantu?” Kata wanita yang sudah tidak muda lagi itu sambil tersenyum.
Bagi Khalisa itu adalah senyuman pertama yang diperolehnya setelah keluar dari penjara, Khalisa terharu langsung memeluk wanita tersebut. Sontak wanita tersebut kaget bukan main mendapatkan pelukan hangat dari Khalisa.
“ Nak, kamu kenapa?” Kata wanita tersebut sambil mengelus punggung Khalisa.
Khalisa masih larut dalam pelukan tersebut, Khalisa sangat merindukan pelukan seseorang. Wanita tersbeut tidak mendengar jawaban dari Khalisa, dia pun membiarkan Khalisa memelukanya. Kemudian, Khalisa pun menguraikan pelukannya. Sambil mengenggam kedua tangan wanita tersebut.
“Bu, boleh saya kerja disini?”
“Iya boleh!”
“Tapi saya tidak punya ijazah, saya tidak punya surat lamaran, boleh saya bekerja disini?”
“Yaaa, boleh. Kamu bisa bikin kue kan?”
“Tidak!” Kata Khalisa dengan polosnya.
Wanita tersebut termenung, berpikir menimbang keinginan Khalisa, melihat respon ibu tersbeut seperti sedang berpikir, Khalisa pun langsung berkata.
“Tidak apa-apa tidak digaji pun!”
Wanita tersebut langsung membulatkan matanya, merasa heran dengan perkataan Khalisa, bagaimana bisa ada orang yang mau bekerja tanpa digaji.
“Bolehkan bu?”Kata Khalisa sekali lagi.
“Ya Ya Ya Boleh.”
Khalisa dan wanita tersebut akhirnya masuk ke dalam toko. Wajah Khalisa kini berubah menjadi ceria. Wanita disana terlihat terus menelisik sikap Khalisa, waswas wanita yang akan bekerja
dengannya tidak memiliki akal.
#Accismus
#Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Mari Anah
berat bgt jadi kalisa pasti y😥😥g ada dukungan sma skali
2024-05-31
0
siti aisyah
sedih lihat kehidupan khalisa...
2021-05-17
0
Ra_Ila
Like ke-05
2021-02-06
0