Pernikahan

Kebaya putih tulang membalut

tubuh Khalisa, krudung putih dengan hiasan mahkota bertahta dikepalanya, Khalisa

sangat cantik dengan gaun pernikahan yang sederhana tersebut. Lelaki

disampingnya memakai pakaian serba putih dengan peci dikepalanya. Keduanya

tengah memanjatkan doa selepas ijab qobul. Khalisa kini sudah sah menyandang

gelar sebagai isteri Rendy, aura kebahagiaan terpancar jelas diwajah Khalisa,

berbeda dengan Rendy yang wajahnya terlihat dingin.

Pernikahan Khalisa dengan Rendy

dilangsungkan dengan sederhana, hanya dihadiri sanak keluarga saja, dan mereka

hanya melakukan pernikahan secara agama saja. Meskipun, Khalisa kecewa dengan

keputusan pernikahannya lebum diresmikan secara negara. Hari yang seharusnya menjadi

pernikahana antaa Kaila dengan Rendy, justru menjadi pernikahan Khalisa dengan

Rendy.

Tindakan Khalisa membuat semua orang

semakin membencinya. Tapi, Khalisa yang sudah 14 tahun dibenci tidak menghiraukannya,

bagainya jika memang sudah dipandangan buruk begitu lama, biarkan saja. Khalisa

tidak mau menjelaskan tentang sikapnya, biarkan orang-orang disekitarnya

menilai apapun tentangnya.

Sementara, Kaila sendiri tidak

sanggup menyaksikan pernikahan lelaki yang dipujanya tersebut menikah dengan

adik tirinya, dia jatuh pingsan saat ijab qobul, karena kejadian itulah setelah

ijaqb qobul Khalisa ditinggal sendiri oleh orang-orang yang sibuk

mengkhawatirkan Kaila, termasuk Rendy. Khalisa sendiri diantrakan oleh supirnya

Rendy ke rumahnya seorang diri dan dibiarkan sendirian di kamar pengantin.

Tidak tepat dikatakan kamar pengatin, tepatnya kamar Rendy karena tidak ada

hiasan apapun.

Khalisa duduk termenung

dikamarnya memandangi potret pernikahannya diponsel yang baru dibelikan oleh

ayahnya. Sudah tiga jam dia berada didalam kamar, jam sudah menunjukan pukul 9

malam, tapi Rendy dan keluarganya tidak kunjung datang. Khalisa memutuskan

untuk tidur lebih dulu, sambil menunggu Rendy pulang.

Tiba-tiba...

Ceklek!

Khalisa langsung terbangun

menyingkap selimutnya, Rendy memasuki kamarnya terkejut melihat Khalisa berada

dikamarnya.

“RENDY!” Pekik Khalisa berbinar.

“Kenapa kamu sudah berada

dikamarku sebelum aku suruh?” Kata Rendy dingin.

“Memangnya kenapa? Kita kan sudah

menikah juga!” Kata Khalisa.

“Sudahlah aku lelah! Lanjutkan

saja tidurmu!”

Rendy melenggos menuju lemarinya

dan mengambil pakaiannya lalu ke kamar mandi. Alis sendiir masih terduduk

diatas kasurnya terbengong, jangan lupakan dia masih mengenakan krudung saat

tertidur, Khalisa terbiasa pakai krudung saat tidur karena kebiasaan selama

dipenjara.

Suara gemericik air dikamar mandi

terdengar, membuat Khalisa merona pipinya mengingat ini malam pertamanya,

bahkan ini pertama kalinya dia berada dalam satu kamar dengan seorang lelaki. Khalisa

memegang dadanya yang terasa jantunganya tengah berlarian. Tidak lama suara kran

dimatikan, dan pintu terbuka, semakin membuat jantung Khalisa terpacu dengan

cepatnya.

Rendy keluar dari kamar mandi

dengan mengenakan baju tidur sambil mengosok rambutnya yang basah dengan handuk.

Khalisa matanya masih mengekori kemanapun Rendy pergi. Kaki Rendy melangkah ke

sisi ranjang mengambil bantal dan berjalan ke sofa, lalu merebahkan diri

disana. Sontak Khalisa terkejut karena mengiranya Rendy akan tidur dikasur.

“Kenapa?” Kata Rendy dingin

sambil mengangkat rahangnya karena merasa diperhatikan oleh Khalisa.

“Ka-kamu kenapa tidur disofa,

kita kan bisa berbagi kasur disini” Kata Khalisa setengah gugup.

“Fuih! (Menghela nafas) Aku tidak

tahu apa yang akan terjadi tengah malam kalau aku tidur denganmu dikasur!” Kata

Rendy menatap tajam, tapi hal tersebut cukup membuat Khalisa tersipu dan memerah

pipinya, dan langsung menutup wajahnya. Sikap Khalisa membat Rendy berkerut

dahi.

“Aneh! Kamu kenapa? Apa kamu

pikir aku akan melakukan hubungan suami isteri denganmu?” Kata Rendy mengangkat

satu alisnya.

“Ya, mungkin itu bisa terjadi!”

Kata Khalisa sambil menunduk malu.

“HUH! Aku tidak mau sekasur

denganmu karena aku tidak tahu mungkin tengah malam saat aku terlelap kamu bisa

saja menusuk perutku!” Kata Rendy mendengus kesal.

“Apa! Kamu berpikir aku akan

melakukan hal seperti itu?” Balas Khalisa mengeryitkan dahinya.

“Ya, kenapa tidak? Kamu saja berani

membunuh ibu kandungmu sendiri! Apalagi aku, kamu bisa saja membunuhku kapan

saja bukan?” Tegas Rendy.

Khalisa terdiam mendengar

perkataan tersebut, tidak menyangkan kalau Rendy juga takut padanya. Rendy segera

berbalik badan sambil melipat tangan didada  mulai istirahat. Khalisa menatap punggung Rendy dengan sendu.

“Rendy!” Tegur Khalisa.

Rendy disana tengah termenung,

dia belum tertidur sama sekali. Tapi dia juga tidak berniat menyahuti panggilan

Khalisa.

“Kamu sudah tidurkah?” Kata Khalisa

kembali.

Masih diposisi yang sama Rendy

sama sekali tidak menyahuti Khalisa yang memanggilnya. Khalisa menghela nafasnya,

dia pun menyerah memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimut,

dia membelakangi sofa, tidur dengan posisi menyamping.

“ Aku bukan orang jahat Rendy!

Aku ingin berbagi cerita denganmu!” Gumam Khalisa lalu menutup kelopak matanya.

*****

Pagi hari, Khalisa bergegas ke

dapur berniat melakukan tugas pertama sebagai seorang isteri Rendy. Khalisa

menatap barisan pisau yang berbeda ukurannya dan memiliki fungsi masing-masing.

Khalisa meraih satu pisau daging dengan riangnya, hal itu tertanggkap oleh tante

Ratna.

“STOP! Apa yang akan kamu lakukan

dengan pisau itu! Mau menguliti mertuamu?” Bentak Tante Ratna ibunya Rendy.

Khalisa yang mendengar suara yang

keras itu langsung menoleh ke arah Tante Ratna yang terlihat meringgis, karena

suara Tante Ratna pula, semua yang ada di rumah tersebut langsung berhamburan

ke sumber suara, termasuk Rendy.

“Ada apa Mah?” Tanya Rendy panik.

“Tuh lihat kelakukan isterimu!”

Kata  Tante Ratna.

“Tidak ada yang aku lakukan! Aku

hanya memegang pisau! Aku mau memasak!” Kata Khalisa menatap heran pada tante Ratna.

“Jangan beralasan! Pasti kamu mau

menyakiti ibuku kan!” Tuduh Laila adiknya Rendy.

“Laila! Mana mungkin aku mau

menyakiti tante Ratna! Hey! Aku hanya mau memasak!” Mencoba menyadarkan orang-orang

yang berada dirumah tersebut.

“Jauhkan pisau dari Khalisa!

Jangan biarkan dia masuk dapur dan memegang pisau!” Perintah Rendy pada para

pembantunya.

“Ren! Aku hanya mau memasakan

makanan untuk kalian!” Kata Khalisa dengan berkaca-kaca.

“Kami tidak perlu dimasakkan

makanan olehmu!” Kata Om Hegar ayahnya Rendy.

Khalisa termenung mendengar

perkataan tersebut. Semua keluarga Rendy setelah itu berjalan menuju meja

makan, mereka bersiap untuk sarapan dengan menu yang sudah disiapkan oleh

pembantu. Khalisa pun meletakan pisaunya, lalu mencoba kuat sambil menarik

bibirnya agar tersenyum, namun senyumannya hilang kembali ketika melihat

keluarga Rendy bahkan mengabaikan kehadirannya di meja makan. Khalisa tidak

diperbolehkan duduk berdampingan dan keluarganya Rendy, mereka sengaja membuat

meja dan kursi khusus untuk Khalisa di ruang makan tersebut. Khalisa

benar-benar dibuat terasing didalam keluarganya Rendy.

Dimeja besar itu mereka terlihat

ceria bercengkrama menikmati sarapan, sementara Khalisa yang berada dimeja yang

terpisah hanya bisa melirik dan melihat raut kebahagiaan keluarganya Rendy

dipagi hari. Setelah sarapan mereka bahkan melewati Khalisa begitu saja yang

berniat bergabung, Khalisa ingin mengantarkan Rendy yang hendak berangkat

bekerja. Tapi sekali lagi, Khalisa tidak diberikan kesempatan mengantarkan

Rendy atau sekedar mencium tangannya.

#Bersambung....

Terpopuler

Comments

siti aisyah

siti aisyah

kayaknya buka khalisa yg membunuh ibu kandungnya....dia korban... kejahatan seseorang

2021-05-17

0

Ra_Ila

Ra_Ila

Like ke-04

2021-02-06

1

leehcn

leehcn

Hai kk aku dah mampir, cerita nya bagus, sedih q liat khalisa....

Salam manis dari takdir nissa

Semangat up nya...

2020-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Memaksa menikah
3 Menekan
4 Pernikahan
5 Diabaikan keluarga Rendy
6 Bertemu sang pengacara
7 Mulai merasa terganggu
8 Ingkar janji
9 Merasa Bersalah
10 Calon Tunangan Laila
11 Mengungkit Kasus
12 Salah Paham
13 Membongkar masalah lama
14 Roti sobek Rendy
15 Kasus yang mirip
16 Pikiran negatif Rendy
17 Ijin mengurusmu
18 Syarat ditalak
19 Pembunuhan di gang
20 Komentator kue
21 Kecemburuan Kaila
22 Kiriman dari ayah tiri
23 Kematian ayah tiri
24 Terguncang
25 Lelaki berjubah hitam
26 Sapuan lembut
27 Perpisahaan yang dipaksa
28 Perhatian
29 Hasil autopsi
30 Introgasi
31 Menidurimu
32 Mengecewakan
33 Tergoda
34 Perhatian yang aneh
35 Senyuman tersembunyi yang mengerikan
36 Nenek pahlawanku
37 Korban selanjutnya
38 Di rawat di RS
39 Ketika Alkohol menguasai*
40 Tidak mau KB
41 Menganggu pikiran
42 Menemukan foto
43 Mencurigai
44 Kesiapan Kaila
45 Rasa yang menyakitkan
46 Pembunuh itu Ternyata..
47 Sakit demam
48 Tukang setrum
49 Hubungan Prakoso dengan Vera
50 Cerita nenek
51 Melapor
52 Usaha Membebaskan Pelaku
53 Jebakan
54 Kesaksian Palsu
55 Keadilan yang mati!!
56 Pengumuman
57 CWMN2_Dihantui perasaan bersalah
58 CWMN2_Sepasang Kaos Kaki mungil
59 CWMN2_Terbongkar
60 CWMN2_Malam pembebasan
61 CWMN2_ Kabar tak sedap
62 CWMN_Perhatian dari yang lain
63 CWMN2_Tembakan dadakan
64 CWMN2_Ada yang lebih dulu
65 CWMN2_ Seseorang yang sudah menanti
66 CWMN2_Dia masih bagian dariku
67 CWMN2_ Yang Tidak Terduga
68 CWMN2_Yang salah harus dihukum
69 CWMN2_Bersujud
70 CWMN2_Data yang hilang
71 CWMN2_Ingin Kembali
72 CWMN2_Lupa
73 CWMN2_ Celaka
74 CWMN2_ Kematian Yang Tidak Sia-sia
75 CWMN2_ Harus di amputasi!
76 CWMN2_The Snake Gengs
77 CWMN2_ Menghilang
78 CWMN2_Kepercayaan
79 CWMN2_Keberadaanmu
80 CWMN2_Pembunuh handal
81 CWMN2_ Tertangkap
82 CWMN2_Bertemu denganmu
83 CWMN2_ Siapa calonmu?
84 CWMN2_Cinta Kedua
85 CWMN2_Prematur
86 CWMN2_Akikah
87 CWMN2_Ayahnya Vino.
88 CWMN2_ Kehadiran masa lalu
89 CWMN2_Kisah yang kelam
90 CWMN2_Kedatangannya
91 CWMN2_Hasil tes DNA
92 CWMN2_Cemburu
93 CWMN2_Aku ingin punya anak
94 CWMN2_Ribut
95 CWMN2_ Pengakuan
96 CWMN2_Sekeping kenangan
97 CWMN2_Minta Balikan
98 CWMN2_Memutus Mata Rantai kehidupan
99 CWMN2_ Jadi Ayah untuk Anakku
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Perkenalan
2
Memaksa menikah
3
Menekan
4
Pernikahan
5
Diabaikan keluarga Rendy
6
Bertemu sang pengacara
7
Mulai merasa terganggu
8
Ingkar janji
9
Merasa Bersalah
10
Calon Tunangan Laila
11
Mengungkit Kasus
12
Salah Paham
13
Membongkar masalah lama
14
Roti sobek Rendy
15
Kasus yang mirip
16
Pikiran negatif Rendy
17
Ijin mengurusmu
18
Syarat ditalak
19
Pembunuhan di gang
20
Komentator kue
21
Kecemburuan Kaila
22
Kiriman dari ayah tiri
23
Kematian ayah tiri
24
Terguncang
25
Lelaki berjubah hitam
26
Sapuan lembut
27
Perpisahaan yang dipaksa
28
Perhatian
29
Hasil autopsi
30
Introgasi
31
Menidurimu
32
Mengecewakan
33
Tergoda
34
Perhatian yang aneh
35
Senyuman tersembunyi yang mengerikan
36
Nenek pahlawanku
37
Korban selanjutnya
38
Di rawat di RS
39
Ketika Alkohol menguasai*
40
Tidak mau KB
41
Menganggu pikiran
42
Menemukan foto
43
Mencurigai
44
Kesiapan Kaila
45
Rasa yang menyakitkan
46
Pembunuh itu Ternyata..
47
Sakit demam
48
Tukang setrum
49
Hubungan Prakoso dengan Vera
50
Cerita nenek
51
Melapor
52
Usaha Membebaskan Pelaku
53
Jebakan
54
Kesaksian Palsu
55
Keadilan yang mati!!
56
Pengumuman
57
CWMN2_Dihantui perasaan bersalah
58
CWMN2_Sepasang Kaos Kaki mungil
59
CWMN2_Terbongkar
60
CWMN2_Malam pembebasan
61
CWMN2_ Kabar tak sedap
62
CWMN_Perhatian dari yang lain
63
CWMN2_Tembakan dadakan
64
CWMN2_Ada yang lebih dulu
65
CWMN2_ Seseorang yang sudah menanti
66
CWMN2_Dia masih bagian dariku
67
CWMN2_ Yang Tidak Terduga
68
CWMN2_Yang salah harus dihukum
69
CWMN2_Bersujud
70
CWMN2_Data yang hilang
71
CWMN2_Ingin Kembali
72
CWMN2_Lupa
73
CWMN2_ Celaka
74
CWMN2_ Kematian Yang Tidak Sia-sia
75
CWMN2_ Harus di amputasi!
76
CWMN2_The Snake Gengs
77
CWMN2_ Menghilang
78
CWMN2_Kepercayaan
79
CWMN2_Keberadaanmu
80
CWMN2_Pembunuh handal
81
CWMN2_ Tertangkap
82
CWMN2_Bertemu denganmu
83
CWMN2_ Siapa calonmu?
84
CWMN2_Cinta Kedua
85
CWMN2_Prematur
86
CWMN2_Akikah
87
CWMN2_Ayahnya Vino.
88
CWMN2_ Kehadiran masa lalu
89
CWMN2_Kisah yang kelam
90
CWMN2_Kedatangannya
91
CWMN2_Hasil tes DNA
92
CWMN2_Cemburu
93
CWMN2_Aku ingin punya anak
94
CWMN2_Ribut
95
CWMN2_ Pengakuan
96
CWMN2_Sekeping kenangan
97
CWMN2_Minta Balikan
98
CWMN2_Memutus Mata Rantai kehidupan
99
CWMN2_ Jadi Ayah untuk Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!