HOLLA GAES APA KABAR ??
APA MASIH MENUNGGU YA??
LANGSUNG AJA YUK
NIKMATI KEHALUAN DAN KAGABUTAN DARI AYAS
HAPPY READING..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*******
Sementara itu di sebuah mansion atau lebih tepatnya di mansion Puput tengah ramai kedatangan para sahabat tersableng, tersengklek, terbengek nya.
“Woi lu berdua berisik banget. Gua kagak fokus nih,” Ucap sang tuan rumah tengah bermain ps dengan gaya dan ciri khasnya.
“Lagian juga bukannya lu siap-siap buat berangkat minggu depan. Malah santai begini,” Cerocos Qya.
“Hm” Sebuah deheman membuat mereka gelagapan.
“Sudah-sudah kenapa sih lu pada ribut-ribut segala,” Sahut Tito.
“Oh iya Nic bagaimana sudah ada kabar dari Sheira?” Tanya Putri El pada Nico.
“Entah lah gua tak tahu. Resiko LDR an begini,” Ucap Nico dengan nada sendu.
“Apa lu akan kuliah di tempat Sheira berada?”
“Rencana gua sih memang begitu. Sekaligus belajar di kantor cabang bokap gua,” Sahut Nico.
“Lalu ngomong-ngomong gimana dengan Lu Tito. Kan lu katanya lagi suka sama Tyo?” Tanya Putri El pada Tito.
“Lah kok jadi gua sih. Gua kan enggak suka sama siapa-siapa,” Gerutunya.
“Lah lu El pasti juga suka kan sama cowok di sekolah kita. Terutama Devan” Sahut Mia.
“Hilih-hilih kenapa pada ngobrolin cowok. Hm?” ucap Qya pada Tito dan El.
“Kalian pikir gua enggak tahu apa. Di antara kalian pasti ada yang suka sama Tyo dan Dante. Apalagi tuh Tyo kan playboy kelas kakap,” ucap Hari.
“Darimana lu tahu semua?”
“Gua kan sekelas ma dia. Jadi ngerti lah”
“Kita ini semua mau kuliah kenapa pada bahas cowok-cowok?” Sahut Nico. Apa kalian enggak lihat tuh ada yang diam aja daritadi saat kalian bahas Devan sama Tyo.
“Astagfirullah. Sorry gua lupa, beneran gua gak bermaksud ungkit-ungkit masa lalu lu”
“Udah puas bahas mereka? Apa lu enggak tau atau bagaimana kalau gua ini tahu mereka luar dalam. Kenalan gua juga banyak. Jadi gua bisa langsung tahu yang lu bahas itu seperti apa” ucapnya dengan nada dingin seraya bangkit meninggalkan mereka menuju ruangan yang biasa ia gunakan untuk melampiaskan amarah dan kecewa yang menjadi satu.
“Wah gawat sepertinya kita lakuin kesalahan” Sahut Tito.
“Dia kemana emang?” Tanya Qya.
“Oh itu tenang aja. Jangan khawatir dan risau. Dia cuman mau nenangin pikirannya aja” Ucap Mia pada sahabatnya.
Mereka pun merenungi masing-masing sebuah perkataan yang telah menyinggung sahabat terbaiknya.
Hingga tak sadar mereka di kejutan dengan suara sang mami Kezia.
“Hei anak-anak. Kenapa kalian melamun?” Sapa Mami Kezia pada semua orang.
“Eh ada Mami. Maaf ya mi kami enggak tahu kalau ada mami,” ucap Putri El.
“Kenapa sepi sekali? Lalu dimana kah dia?”
“Kami enggak tahu mi. Langsung hilang begitu saja” Sahut Qya.
“Cari saja kalau gak di kamarnya. Kemungkinan ada di ruangan latihan” Kata Mami Kezia pada sahabat Puput.
Mereka pun menepuk dahi masing-masing seraya merasa bodoh dengan salah satu kegiatan yang di lakukan oleh sahabatnya.
“Ah iya juga mengapa kita lupa tentang siapa dia. Gua yakin dia pasti ada di ruangan itu” Sahut Nico.
“Kuy dah kita samperin ke sana” Ajak Tito pada sahabatnya.
Mereka pun akhirnya menemui seseorang yang tengah berusaha menenangkan pikiran. Karena ia sedang melampiaskan semua rasa kecewa dan sakit akibat dari perbuatan orang yang melukai hatinya di masa lalu.
“Nah tuh dia. Benar-benar bukan sahabat kita dah,” ucap Mia yang di angguki oleh para sahabatnya.
“Ya sudah kita tungguin aja deh”
Satu jam mereka telah menunggu dan yang di tunggu pun telah menyelesaikan apa yang ia lakukan.
“Ada apa?” Sahutnya dengan nada dingin.
“Maafin kita ya. Bukan maksud kita buat ngingetin lu sama dia”
“Hm”
“Ya sudah. Minggu depan kita akan antarin ke bandara gimana? Tapi sebelum itu kita rayakan dulu buat pesta pernikahan Mia dan Hari. Apa lu tak keberatan?”
“Terserah”
“Lah mau kemana lagi lu?”
“Kamar. Sana kalian ke bawah makan saja dulu”
Mereka pun meninggalkannya seorang diri di ruangan tempat ia biasa melakukan sesuatu. Ia dia baru saja melampiaskan apa yang selalu menjadi bayangan dari seseorang masa lalunya.
Hingga membuatnya menjadi pribadi yang pendiam meski pun selalu menghibur sang sahabat namun ia sendiri pun sebenarnya sangat rapuh di balik penampilannya yang tomboy.
Namun tak banyak orang lain pun tahu termasuk sang keluarga dan sahabat sendiri bahwa ia bergabung dalam suatu organisasi yang menumpas kejahatan meski di usianya yang masih muda. Ia pun mendapat julukkan sang peretas internasional.
Karena ia sendiri pun selalu menyembunyikan identitasnya dengan nama inisial MRZ itu lah kode saat ia melakukan tugasnya.
Sebuah panggilan terdengar nyaring ketika ia melamun. Dan ia pun terkejut mendapati nama yang memanggilnya.
“Hallo,” Sahutnya di seberang dengan nada dingin.
“......”
“Ada apa Hull?”
“......”
“Hm...Misi tentang apa Hull?”
“......”
“Oke gua kerjain sekarang. Lu kirim semua data itu ke email gua Hull"
“......”
“Nanti kalau kita ketemu gua jelasin ke lu oke. Jangan lupa kabarin Mysaa dan anak-anak lain untuk ketemu besok. Bye Hull”
Ttttuuutttt
Ia pun menerima sebuah data dari rekan kerjanya di bidang yang sama.
Hingga membuatnya lupa dengan sang sahabat, karena ia terlalu asyik dengan pekerjaannya.
“Astaghfirullah. Mereka pasti udah lama nungguin gua nih,” Sahutnya serta dengan secepat kilat menutup laptop yang telah ia gunakan untuk menerima data dari rekan kerjanya.
Ia pun bergegas menemui sahabatnya di meja makan untuk makan bersama.
“Lama banget lu. Gua sampai karatan nungguin lu,” Gerutu Nico.
“Sorry gua habis mandi”
“Apa lu sendri gak makan?”
“Kalian sudah makan kan?” Tanyanya balik.
“Sudah kok. Kita malahan mau pulang ke mansion masing-masing”
“Ya udah gua gak bisa antar ke depan. Gua mau masak ya. Papay”
“Mami Kez. Kita semua pamit dulu ya,” Pamit sahabatnya pada mami Kezia.
“Oke hati-hati ya. Ingat Mia mami tunggu undangan kamu. Katanya kamu mau nikah kan sama hari?”
“Tenang dah mam rebes itu”
Akhirnya para sahabatnya pamit pulang menuju mansion masing-masing.
“Masak apa nih anak mami?” Tanya sang mami pada putri sulungnya.
“Mami kan tahu bahan ini apa? Kenapa masih nanya aku masak apa!” ucapnya dengan nada ketus.
“Uluh-uluh jangan ngambek dong. Sini mami sun biar gak ngambek lagi”
“Oh iya apa kamu akan datang ke nikahan Mia dan Hari? Bukannya kamu akan pergi ke Surabaya. Hm?”
“Aku kan sudah janji sama mereka sebelum berangkat kesana. Pasti aku lebih dulu meramaikan pernikahan mereka. Memangnya kenapa Mam?”
“Eh...Sudah kamu lanjutin masakmu aja. Nanti gosong tuh,” Peringat sang Mami.
“Hm”
“Mami ke kamar dulu ya. Papay,” Pamitnya seraya mencium pipi sang putri sulungnya.
“Ada apa dengan mami ya? Rasanya seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Hm” Lirihnya sambil memasak makanan yang akan ia makan.
Meski pun ia terkesan tomboy. Namun jangan salah ia sangat pandai memasak. Karena ia sadar bahwa saat kuliah nanti ia akan melakukan hal biasa seorang diri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*******
KUY TEBAKAN YUK
JADI APA NIH DI BAB INI??
MAU LANJUT CUKUP RATE 5 AJA SAMA LIKE JANGAN LUPA
SALAM HANGAT DARI TOMBOY KECE NAN IMUT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
kyk e othor wong malang iki..😁
2021-06-29
0
☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
sek bingung
2021-05-30
0
Ratafi
arek Ngalam ta authornya? boso walikan arek Ngalam "ayas"
2021-04-18
1