"Ada ap Paman?" Caroline menatap wajah Duke Elios sejenak, ia kembali menguyah sepotong daging ke mulutnya.
"Paman mencari mu kemana-mana dan kamu malah.." Duke Elios melirik ke arah Pangeran Oskar. Pangeran Oskar pun hanya melirik sekilas lalu kembali santai. Ia merasa tidak ada yang perlu di jelaskan. Lagi pula, semua orang juga tau. Duke Elios hanya mencintai Nona Ariana.
"Biarkan mereka makan berdua, sebaiknya kita jangan mengganggu." Seru Nona Ariana. Dalam hatinya merasa bersyukur, setidaknya Caroline tidak akan menempel lagi dengan Duke Elios.
"Ayo," Duke Elios menarik lengan Nona Ariana. Mereka memilih tempat duduk yang tak jauh dari Caroline dan Pangeran Oskar.
"Yang Mulia ini," Nona Ariana mengambil sup daging lalu menaruhnya di piring Duke Elios.
"Terimakasih." Ucap Duke Elios tersenyum. Tapi ekor matanya melirik ke arah Caroline yang sedang asik makan dengan lahap.
Caroline mengelus perutnya yang terlihat mengembang, "Ah, kenyang." ujarnya.
"Bagaimana jika kita jalan-jalan lagi Nona?" tanya Pangeran Oskar. Ada rasa hangat di hatinya bersama Caroline, ia berharap Caroline menyetujuinya.
"Boleh, bagaimana jika kita keliling kota ini dengan berkereta, kan lebih seru,"
"Boleh, ayo." Balas Pangeran Oscar. Merekapun keluar tanpa meminta ijin pada Duke Elios yang sedang berbincang dengan Nona Ariana.
"Hah, kemana Caroline?" tanya Duke Elios melihat ke arah meja Caroline yang hanya tinggal tempatnya saja.
"Aku harus mencari Caroline." ujar Duke Rachid beranjak berdiri.
Nona Ariana merasa kesal di hatinya, sedari tadi Duke Elios hanya khawatir pada Caroline bukan dirinya. "Kenapa Yang Mulia Duke hanya memperhatikan Caroline, bukan hamba. Apa hamba tidak berarti lagi untuk Yang Mulia Duke." Ucap Nona Ariana dengan mata berkaca-kaca.
Duke Elios merasa tak enak, "Maaf Nona Ariana. Aku hanya khawatir Caroline baru saja sembuh." lirihnya merasa bersalah.
"Jika Yang Mulia tidak menginginkan ku di sini. Ya, sudah hamba pamit." ucap Nona Ariana langsung pergi.
"Ariana," panggil Duke Elios mengejar langkah kaki Nona Ariana.
"Ariana tunggu." Duke Elios menarik lengan Ariana dan tatapan mereka pun bertemu.
"Maaf, lain kali aku tidak akan melakukannya." ucap Duke Elios dengan wajah sendu.
Ariana pum merasa lega, akhirnya Duke Elios merasa menyesal. "Baiklah, lain kali jangan di ulangi lagi Yang Mulia." Balasnya tersenyum.
"Ayo, kita lanjutkan." ucap Duke Elios, tapi jujur hatinya merasa khawatir dengan Caroline. Ingin mengejarnya, ia takut Ariana akan kembali marah. Baru kali ini ia membuat Ariana marah, seharusnya sebagai pasangannya ia tidak harus menyakitinya.
Disisi lain.
Caroline dan Pangeran Oskar berkeliling, sesekali mereka mencicipi kue di pinggir jalan. Sesekali juga mereka saling tertawa dan tersenyum bersama.
Caroline menyodorkan sepotong kue ke mulut Pangeran Oskar, "Cobalah di cicipi, ini sangat enak lho Pangeran."
Wajah Pangeran Oskar memerah, ada rasa malu dan jantungnya seakan mau copot.
"Pangeran makanlah."
Pangeran Oscar langsung menerima kue red velvet itu dari tangan Caroline.
"Enak kan,"
Pangeran Oscar mengangguk sambil menguyah kue itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan.
"Waw, vas bunganya cantik." Caroline menunjuk ke salah satu toko vas bunga.
"Baiklah kita turun." Pangeran Oscar menggandeng tangan Caroline memasuki toko itu.
30 menit kemudian.
Caroline membawa vas bunga putih dengan ukiran bunga mawar. "Terimakasih Pangeran."
"Ayo kita kesana, aku akan membelikan mu gaun."
Lagi-lagi mereka masuk ke salah satu toko. Tak terasa di tangan Caroline ada 5 buah gaun dan di tangan kirinya ada 6 gaun.
Pelayan Pangeran Oscar pun membantu Caroline.
Mereka terus menelusuri kota dan tak terasa perjalan yang mereka habiskan sampai tengah malam. Saat Caroline memasuki gerbang rumahnya, ia baru teringat jika Kenan dan Mia, ia tinggal. Mungkin mereka sedang khawatir pikir Caroline.
"Caroline kenapa baru pulang?" Suar dingin itu membuat Caroline membeku. Ia memegang dadanya.
"Bukan urusan Paman." Balas Caroline.
"Caroline jaga sikap mu, kamu itu seorang Nona bangsawan. Tidak pantas pulang malam." Bentaknya.
"Paman Caroline sudah dewasa, Caroline ingin keluar dengan siapa saja bukan urusan Paman." Balas Caroline, emosinya masih ia tahan.
"Apa kamu tau? gara-gara kamu Paman hampir bertengkar dengan Nona Ariana."
Caroline mengepalkan tangannya. "Kenapa Paman harus menyalahi ku. Carol tidak menyuruh Paman mengkhawatirkan ku atau mencari ku." ucap Caroline membalikkan badannya menuju lantai atas.
"Apa karna Paman menolak mu, jadi kamu berubah?"
"Berubah atau tidaknya, bukan urusan Paman. Dan satu lagi, dulu Caroline bodoh menyukai Paman, tapi sekarang tidak." Ucap Caroline melanjutkan langkah kakinya.
"Baik, Paman akan pergi dari sini." teriak Duke Elios berlalu pergi dengan perasaan amarah.
Silahkan mampir oy🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
lah.. Elios ini maunya apa sih..tunanganya yg ambek an kok nyalahkan Caroline.. waras kah..
2024-02-09
1
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
emang enak di cuekin rasain kau Duke,baru terasa kehilangan ya dulu kemana aj paman😂😂😂
2023-04-15
0
Jacklin Clarisa morgana
pada dasarnya ciara dan carolina itu sudah mati dan jiwa chiara msuk ke tibuh croline tpi msih di jmn yg sma hnya beda tmnptnya klo mungkin carolin hdup di lingkungn modern sxlipun msih brstatus kerjaan tpi chiara di lingkungn kerajaan tulen
2023-01-22
0