"Apa? Pangeran Oskar," ucap Caroline membelalakkan matanya. Ia meneguk ludahnya secara kasar. Sungguh dirinya tak bisa membayangkan, baru berapa hari disini sudah bertemu dengan seorang Pangeran.
"Hais, jika Pangerannya seperti ini. Mana bisa aku menolak." Gumam Caroline seraya menyeruput tehnya.
Pangeran Oskar terkekeh mendengarkan gumaman Caroline. Baru kali ini ia melihat Nona Baroness Caroline langsung mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan di hatinya.
"Maaf Pangeran hamba tidak tau."
"Emm begini, jika kita berdua. Panggil saja Aku Oskar. Jangan berbicara formal." Balasnya.
Caroline berfikir, bukankah peraturan sebuah kerajaan jika tidak berbicara sopan dengan anggota kerajaan akan di hukum, ia membayangkan lehernya terpisah. "Bagaimana jika leher hamba di penggal. Hamba belum menikah Pangeran. Kan sia-sia umur hamba."
Seketika Pangeran Oskar tertawa lepas. "Apa Nona Caroline masih berniat menikah? apa mungkin dengan Duke Rachid?" Tanya Pangeran Oskar.
Caroline menghela nafas, "Aku mah tidak mau dengannya," ujar Caroline kemudian ia mendekatkan wajahnya ke arah Pangeran Oskar, melirik kanan-kiri. "Dia sudah tua." sambung Caroline kemudian beralih duduk kembali.
Sedangkan Pangeran Oskar masih menetralkan degupan jantungnya, ia memalingkan wajahnya. Tidak ingin Caroline melihat wajah Pangeran Oskar memerah.
"Pangeran sakit kah?" tanya Caroline melihat wajah Pangeran Oskar memerah. Caroline pun mendekatkan punggung tangannya. Dahi Pangeran Oskar terasa panas. "Apa Pangeran demam?" tanya Caroline sambil memundurkan badannya. Ia mengetuk dagunya, di lihatnya Pangeran Oskar dengan teliti. Bukankah tadi dia baik-baik saja.
"Nona Caroline tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja." Ucap Pangeran Oskar dengan gugup. Ia segera mengambil teh di depannya dan meneguknya. Tidak habis rasa panas di wajahnya, ia kembali meneguk air putih di sampingnya.
Pangeran Oskar masih diam, ia melirik ke arah gelas di depan Caroline. Sedangkan Caroline yang mengerti tatapannya. Ia langsung menyodorkan gelas berisi air bening itu.
"Ini."
Pangeran Oskar tertegun, menatap segelas air di tangan Caroline kemudian beralih menatap Caroline. Dengan wajah malu, Pangeran Oskar mengambil air itu lalu meminumnya. Ia merasa tidak enak hati dengan Caroline. Baru kali ini dirinya di buat gugup oleh seorang wanita.
"Apa Pangeran mau pulang saja? Pangeran pasti tidak enak badan." Seru Caroline dengan wajah kecewa. Ia hanya menelan ludahnya melihat hidangan lezat di depannya.
"Ti-tidak perlu, ayo kita makan Nona." Balas Pangeran Oskar sembari mengambil garpu dan pisau untuk memotong daging panggang di depannya itu.
Caroline mengangguk dengan semangat, ia mengambil garpu dan pisau di dekatnya.
"Enak sekali Pangeran." ucap Caroline seraya mengunyah dan melihat ke arahnya di iringin pipi mengembang.
Pangeran Oskar terpana, ia tidak berhenti berkedip. Seakan-akan ia melihat seorang dewi yang turun dari kayangan.
"Ada apa dengannya?" batin Caroline sambil memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Ia menatap heran melihat Pangeran Oskar senyam senyum sendiri.
"Pangeran." Satu panggilan Pangeran Oskar masih senyam senyum sendiri.
Dia benar-benar kesurupan batin Caroline.
"Pangeran." Teriak Caroline membuat semua orang menoleh ke arahnya.
"Eh, maaf, maaf." ucap Caroline merasa tak enak hati. Karna mengganggu acara makan para bangsawan.
Sedangkan dari kejauhan seorang laki-laki melihat ke arah Caroline dengan Pangeran Oskar. Entah kenapa hatinya merasa kesal melihat kedua orang itu yang sedang makan dengan tenang. Dari tadi ia mencari Caroline, sedangkan yang di cari malah asik makan.
"Caroline." Panggilnya langsung menuju ke arah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kenapa harus kesal.. toh kamu juga lagi menemani tunangannya kan.. Elios.. lagian Caroline juga bukan ank kecil yg harus selalu di awasi..
2024-02-09
0
Naviah
semangat thor
2022-08-04
0
Naraa 🌻
Duke nya egois mau bahagia sendiri, kmrn nolak skrg ada yg panas 🤣
2022-07-29
1