"Caroline, apa maksud mu? mati satu tumbuh seribu." tanya Duke Elios, ia begitu sangat penasaran.
Sementara yang di tanya hanya meliriknya sekilas.
Astagah, orang kudet ini batin Caroline.
Dalam hidupnya, ia tidak suka mengulang dua kata.
"Sudahlah, Paman. Kalau tidak paham ya sudah." seru Caroline memutar bola matanya.
Duke Elios pasrah, sepertinya pertanyaannya membuat Caroline semakin kesal. Ia pun hanya menghela nafas, sepertinya sifat Caroline sekarang ini mudah sekali marah.
Kereta berhenti, Duke Elios turun terlebih dulu. Ia menjulurkan tangannya untuk membantu Caroline turun. Caroline hanya melihat sekilas tangan Duke Elios, ia tersenyum sinis dan mengabaikannya.
"Wah hari ini cuaca rasanya panas sekali. Tapi ya sudahlah. Ayo kita serbu toko itu." tunjuk Caroline ke sebuah toko gaun.
Caroline langsung menyeret Mia dan Kenan. Sesampainya di toko itu, Caroline melihat-lihat gaun yang berjejer rapi. Sesekali ia mengelus bahan kain yang sangat halus dan lembut.
"Paman aku ingin yang ini." ucap Caroline meraba-raba gaun berwarna biru itu.
"Nona boleh mencobanya." ucap pelayan toko di sampingnya.
"Oh, baiklah. Aku akan mencobanya. Kenan, Mia ayo bantu aku." ucap Caroline mengambil gaun yang di pakaikan ke sebuah basi kecil di rangkai seperti tubuh manusia.
15 menit kemudian.
Gorden penutup ruang ganti baju itu terbuka, Memperlihatkan seorang wanita cantik yang tengah memakai gaun biru, ia tersenyum mamerkan giginya yang rapi dan lesung pipinya. Matanya yang indah dengan mahkota bulu mata yang lentik dan panjang, hidung mancung, bibir tipis semerah mawar yang baru mekar. Satu kata untuk gadis itu, sempurna.
"Bagaimana Paman?" tanya Caroline seraya mengkedipkan salah satu matanya membuat wajah Duke Elios memerah.
Duke Elios berderhem, ia memalingkan wajahnya yang mulai terasa panas. "Cocok."
"Nona, memang sangat cantik." ujar Kenan dan Mia dengan hati mendambakan. "Bagaimana jika Nona mencoba gaun lainnya." ucap Kenan.
"Benar, Nona." Dengan sigap Mia menurunkan semua baju yang terdapat di 10 patung basi kecil itu. Mia dan Kenan langsung membantu Caroline berganti pakaian.
"Bagaimana yang ini?"
Duke Elios masih mematung, gaun merah bertaburan mutiara putih dengan leher berenda putih.
"Cocok." seru pelayan di sampingnya.
"Sudah, semuanya ambil saja." ucap Duke Elios melangkah kan kakinya menuju ke arah Caroline. Duke Elios menarik Caroline keluar, ada rasa kesal di hati Duke Elios melihat Caroline di tatap oleh semua pelayan wanita di toko itu. "Lain kali, saat membeli gaun langsung suruh Desainnya untuk ke Kastil. Jangan mencoba gaun di luar."
"Lah, emang apa salahnya? Baginda Kaisar saja tidak akan menyuruh aku beli gaun."
"Siapa yang menyuruh mu berhenti beli gaun Caroline? Paman hanya .."
"Aku tidak mau, urus saja diri Paman, huh." ucap Caroline berlalu pergi. Caroline menghentikan kakinya, ia menatap sebuah papan 'Perhiasan Auntum' Caroline sedikit menengok, ia melihat hanya beberapa orang saja yang keluar masuk toko itu. Caroline menoleh ke belakang, ia mencari keberadaan Duke Elios.
"Langsung masuk saja." ucap Duke Elios melihat Caroline mencari dirinya.
Caroline masuk, ia melihat semua perhiasan di dalam kaca itu. Mulai dari cincin, gelang dan kalung."
"Aku ingin melihat yang ini." ucap Caroline.
"Aku ingin melihat yang ini." ucap salah satu wanita di sampingnya.
Caroline menoleh, ia memperhatikan wajah wanita itu, sepertinya ia pernah melihat.
"Dia .."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
siapa.. tunangan Elios.. mereka menginginkan barang yg sama...?
2024-02-09
0
Misaki
suka sekali dengan ceritanya ini
2022-10-29
0
Naviah
sepertinya kekasih Duke
2022-08-03
0