kediaman Alvaro
"kamu kenapa ngga ambil jurusan lain aja sayang? atau jurusan manajemen bisnis seperti Kakak kamu!" ucap Arisa lalu duduk dikursi meja makan diikuti Farah dibelakang
"aku suka ilmu komputer mih, kalau masalah satu jurusan sama kak Frans aku rasa ngga perlu yang penting kami sudah sekampus" ucap Farah mengambil sandwich lalu memakannya
"yaudah mami sama papi terserah kamu aja, tapi ingat kamu harus ikut membantu kakak kamu untuk mengelola perusahaan papi" ucap maminya sambil memakan sarapannya
"papi udah ke kantor ya mi?" tanya Farah
"iya tadi papi kamu berangkat jam setengah 8, makanya kamu ngga lihat" jawab maminya
mereka pun asik memakan sarapan mereka masing-masing.
setelah selesai sarapan Arisa dan Farah pergi ke kampus paling terkenal milik mereka di ibukota itu untuk mendaftarkan Farah kuliah
setelah sampai dikampus Farah melarang Arisa untuk turun dari mobil
"mami ngga usah keluar ya, biar Farah aja yang daftar sendiri, mami tunggu dalam mobil aja" ucap Farah kepada maminya
"yaudah oke, mami tunggu dimobil aja" ucap maminya
"oke mi" ucap Farah lalu mengecup pipi maminya sekilas dan keluar dari dalam mobil
Farah tidak mau para dosen merasa canggung kepada dirinya jadi dia tidak mau maminya keluar dari mobil dan mengantarkannya untuk memdaftar dikampus itu
Farah masuk dalam kampus dan pergi mendaftarkan diri
setelah mendaftar dia langsung keluar, karna dia tidak mau maminya menunggu dirinya terlalu lama didalam mobil
setelah sampai di parkiran tempat mobil maminya dia langsung mengetok jendela mobil tanda dirinya sudah tiba, lalu masuk kedalam
dalam perjalanan pulang mereka berdua terus mengobrol
"mih aku kangen sama kak Frans" ucap Farah tiba-tiba
"iya mami juga kangen sama kakak kamu, tunggu aja udah ngga lama kok," ucap maminya
"ini semua gara-gara perempuan murahan itu, bisa-bisanya dia menghianati kak Frans, coba aja kalau dia ngga ngelakuin hal itu pasti kak Frans ngga akan pergi keluar negri dan jauh dari kita" ucap Farah geram dan kesal kepada Lidya
"huss,, kamu itu juga perempuan jadi kamu ngga boleh ngomong kaya gitu, walupun itu semua benar.
kita harus bersyukur sayang,. karna kakak kamu tau sebelum terlambat, coba kalau misalnya kakak kamu udah nikah sama Lidya kan lebih panjang lagi urusannya" ucap maminya meredakan kekesalan Farah
"iya juga ya mih, ihhh tapi amit-amit kalau aku punya kakak ipar kaya dia" ucap Lidya merasa jijik
mereka pun pulang menuju ke rumah mereka
ditempat lain...
Frans sedang berada di kampusnya di new York, dia sedang mengurus kepindahannya untuk kembali ke ibukota
"so how sir? when can I collect my moving card?"
"jadi bagaimana pak? kapan saya bisa mengambil kartu pindah saya?" tanya Rendi kepada pak pengurus kepindahannya
"You can come pick it up in three days"
"kamu bisa datang mengambilnya tiga hari lagi". balas pak pengurus itu
"Yes sir"
"oke pak" ucap Frans lalu keluar dari ruangan itu
setibanya dia diluar dia sudah ditunggu oleh kedua sahabatnya di new York
"do you really want to come back? and this fast?"
"kamu benaran ingin kembali? dan secepat ini? tanya Brian
"yes i will"
"ya aku akan" jawab Frans
"oh come on frans, are you not going to think about your fuckin ex?
"oh ayolah frans, apakah kamu nanti tidak akan kepikiran dengan mantan sialanmu itu?" tanya lois dengan muka kesal
mereka berdua memang tau tentang masa lalu frans
Frans hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi mendahului teman-temannya itu dan pulang ke apartemennya
Brian dan lois hanya geleng-geleng kepala melihat sifat dingin sahabatnya itu, mereka pun mengikuti Frans sampai apartemennya
setibanya mereka di apartemen Frans mereka langsung masuk kedalam.
mereka melihat Frans yang duduk di ruang tamu sambil mengganti-ganti siaran TV
"jadi Lo kapan akan balik?" tanya Brian memakai bahasa Inggris
"setelah gue mengambil kartu pindah gue dari kampus" jawab Frans juga memakai bahasa Inggris sambil terus mengganti siaran TV
"kapan Lo akan mengambil kartu pindah Lo?" tanya lois lalu duduk disofa samping Frans
"3 hari lagi" ucap Frans
"secepat itu?" tanya Brian
"menurutmu?" tanya Frans balik
Brian yang mendengar itu langsung bungkam🙊
ditempat lain....
setelah shalat isya dan makan malam mereka satu keluarga kumpul di ruang tamu, karna ada yang akan Shira beritahu kepada mereka
"jadi gini umi, Abi, kak Sinta, dan kak Andra,
Shira dipanggil dikampus untuk uji coba secara langsung dikampus tempat aku daftar bersama Diyan" ucap Shira kepada semuanya
"jadi kapan?" tanya abinya
"3 hari lagi bi, jadi aku sama Diyan akan berangkat lusa pagi" ucap Shira
"ya sudah kalau gitu umi akan bantu kamu buat siap-siap besok" ucap uminya dengan raut wajah sedih
"iya nanti kakak juga kan meminta cuti lusa untuk mengantar kamu dibandara bersama Sinta" ucap Andra
"iya kak" ucap Shira
ya Allah sanggup kah aku jauh dengan keluargaku, lalu siapa Yang akan memberiku nasehat jika aku jauh dengan mereka?
ucap Shira dalam hati dengan raut wajah sedih
"yaudah ayo istrahat sekarang" ucap abinya lalu pergi masuk kekamar duluan
mereka pun masuk kedalam kamar masing-masing
tepat pukul 03.00 subuh seperti biasa Shira bangun untuk melakukan shalat tahajjud
ya Allah jika memang ini adalah jalan untukku mencari ilmu, maka rahmatilah aku ya Allah dan lindungilah keluargaku disini jika aku jauh dengan mereka.
sesungguhnya engkaulah tempat aku satu-satunya meminta perlindungan
begitulah isi doa tahajud Shira kali ini.
setelah shalat Shira lalu berzikir dan tadarus untuk menunggu adzan subuh.
...----------------...
saat pagi hari Diyan datang kerumah shira
"assalamualaikum Ra" ucap Diyan
"wa'alaikumussalam, sini masuk Yan aku ada didapur" ucap Shira sedikit teriak karna takut Diyan tidak bisa mendengar suaranya
Diyan pun masuk kedalam rumah,
dia melihat Shira sedang membersihkan dapur
"kamu udah siapin barang-barang yang akan kamu bawa?" tanya Diyan
"belum, entar siang aku baru siapin, kata umi mau bantu aku siap-siap" ucap Shira
"mama sama papa kamu gimana? mereka bilang apa pas kamu izin?" tanya Shira penasaran
"ngga apa-apa sih yang penting sama-sama kamu dan jaga diri baik-baik" ucap Diyan santai
mereka pun berbincang-bincang dengan sesekali mengeluarkan tawa
siang harinya setelah shalat Dzuhur Shira langsung mengambil koper untuk dia bawa dan memasukan barang-barang didalamnya yang dibantu oleh uminya
"mukena sama Al-Qur'an nya udah dimasukin kedalam tas kamu sayang?" tanya uminya
"udah kok mi" ucap Shira
"berkas-berkas kamu untuk dibawa ke kampus juga udah siap?" tanya uminya lagi
"Alhamdulillah udh semua kok mi" jawab Shira
"yaudah kalau gitu" ucap uminya lagi
"saat kau tiba disana jangan lupa untuk sering-sering telpon kami ya sayang, kamu belum pernah pergi jauh-jauh dari kami, jadi kamu harus jaga diri baik-baik, jangan lupa selalu ingat Allah dan selalu bersyukur apapun yang menimpamu suka maupun duka, karna semua itu pasti ada hikmahnya" ucap umi Shira memberi nasehat dengan derai air mata yang sudah tidak sanggup dia tahan lagi
Shira yang mendengar dan melihat itu langsung memeluk uminya
"umi tenang aja ya, Ira pasti akan sering-sering telpon umi, Abi dan kakak.
Ira akan terus ingat nasehat-nasehat yang umi sama Abi sampaikan kepada Ira" ucap Shira menangis dalam pelukan uminya
selamat membaca 🙂
jangan lupa like, komen, dan vote
terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
perjuangan ✅
pakai aja bhs ingris ngerti ko,,, semakin kita berwawasan bagus semakin tahu dch ..
2023-02-09
0
Happyy
👍🏻👍🏻
2021-11-10
0
گسنيتي
semngt thor
2021-11-09
0