Ketiga anaknya sudah meninggalkan rumah Abi dan Umi sejak setengah jam yang lalu.
Perjalanan dari rumah Umi kerumah Zidan hanya memerlukan waktu 30 menit.
Sesampainya di depan rumah Zidan, Nadia sungguh terkejut, melihat rumah uang begitu besarnya, terlihat sangat rapi, rumah besar dengan pintu besar berukir, sangat membuat pintu rumah itu semakin sedap di pandang.
Nadia terkejut, kala sebuah tangan menyentuh nya, dan mamandang wajahnya dengan sangat dekat.
Nadia sedikit menjauh, karena dirinya belum terbiasa berhadapan dengan laki-laki sedekat itu. Namun sesaat dia teringat, bahwa laki-laki itu sudah menjadi suaminya seutuhnya.
Nadia tersenyum, membalas tatapan suaminya yang sudah sah 1 jam yang lalu.
"Mami Nadia, ini adalah rumah kami, dan sekarang sudah menjadi rumah kamu juga, jadi jangan sungkan-sungkan lagi, karena sekarang yang menata rumah ini adalah mami, rumah baru ini, papi sediakan hanya untuk mami, dan rumah lama, papi akan berikan kepada anak-anak, jadi jangan marah ya, semoga mami betah tinggal di rumah baru ini." Zidan menggenggam tangan Nadia, dan menuntunnya masuk ke rumah mereka, lalu menyerahkan semua kunci rumah pada nadia
Saat pintu di buka oleh Nadia, nampak di dalam rumah sudah ada ketiga putrinya, dan penuh membawa kan kue ulang tahun, bahkan Nadia sendiri sudah lupa akan hari kelahiran nya, namun anak-anaknya dan juga keluarga suaminya, sangat menyayangi dan mengingat hari lahirnya.
Nadia terkejut, betapa banyak kejutan yang Zidan berikan untuknya, rumah baru, kue ulang tahun, dan apalagi uang akan Nadia terima setelah ini.
Nadia mendekati ketiga putrinya, dan meniup lilin bersama, setelah meniup lilin, Nadia menerima ciuman bertubi-tubi dari ketiga putrinya, dan pelukan hangat dari suaminya. Ada rasa kebahagiaan yang terpancar di wajah keluarga Zidan, Zidan sudah membuka hatinya untuk menerima Nadia sebagai istri nya.
Nadia membalas pelukan dari Zidan, dan semua pun bertepuk tangan, bahkan tertawa, ternyata Nadia dan Zidan sama-sama menerima dan membuka hati mereka untuk kehidupan yang akan datang.
Seluruh keluarga meninggalkan merka berdua, dan meminta ketiga putrinya untuk masuk ke ruang keluarga.
"Terima kasih MAS... sudah menerima Nadia dan mencintai Nadia dengan tulus, Nadia harap jangan terlalu memanjakan Nadia, nanti Nadia menjadi sombong." ucap Nadia pada Zidan tanpa melepas pelukannya.
"Terima kasih sudah memanggil ku mas..., Mas seneng banget. Dan apa salahnya suami memanjakan istrinya, apa harus aku manjakan gadis gadis di luar sana?" goda Zidan pada Nadia.
"Kalau berani, aku akan membawa anak-anak pergi bersamaku, dan tak aku ijinkan mas untuk melihat mereka." jawab Nadia dengan memukul punggung Zidan pelan.
"Aku takut, apalagi tidak bertemu dengan kalian, lebih baik aku puasa saja , dari pada harus di tinggal pergi oleh kalian."
"Terima kasih mas, sudah menyayangi Nadia, sebesar ini."
"Harusnya mas yang berterima kasih, karena Nadia sudah mau menerima anak-anak dan mas, menyayangi anak-anak dan mas, dan mau berbagi hati dan cinta untuk anak-anak dan mas."
"Iya mas, mari kita sama-sama menjalani kehidupan kita, dan memulai lembaran baru dalam cerita cinta dan kehidupan kita." Nadia melepaskan pelukan suaminya, nadia dapat melihat kesungguhan di mata indah suaminya.
"Nadia, mas sudah gak kuat ini, boleh kah mas mencium mu Nadia, bibir mungil mu itu sungguh membuat mas berdebar debar, bahkan memeluk mu, membuat jantung mas hampir copot Nadia, kamu sudah memporak porandakan pertahanan mas selama beberapa tahun ini, mas sudah gak sanggup berlama-lama dengan mu begini." ucap Zidan sangat lembut dan lirih tepat di telinga Nadia, sehingga tak seorangpun yang mampu mendengar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ibroatul Hasanah
so sweet
2021-10-28
0
Prasetyani
q jd yg berdebar dbar
2021-02-10
2