Nadia sudah memakai gamis berwarna biru laut, dipadukan dengan kerudung bermotif bunga, dengan warna yang senada, Nadia menatap dirinya di depan cermin, Nadia pun tersenyum bahagia.
Mulai sekarang, Nadia sudah tidak bisa bermalas-malasan, dirinya akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, mengurus suami dan ketiga anaknya. Doanya selama ini telah dikabulkan, entah mengapa, sejak dari dulu, Nadia selalu berdoa, memiliki keluarga besar, bahkan dia ingin memiliki anak banyak, mungkin inilah jawaban dari doa-doanya setiap malam.
Sementara Zidan sudah bersiap-siap, menuju pondok pesantren, dengan membawa mobil, yang berisi Zidan, di dampingi oleh ayahnya dan juga adiknya, sedangkan satu mobil yang di isi anak-anaknya, beserta ibunya, mengikuti dari belakang, yang dikendarai oleh pak Andi.
Setelah solat isya, rombongan lamaran meninggalkan rumah Zidan, yang memang tidak mengundang keluarga besar mereka, karena keluarganya berada di luar kota, Sehingga acara lamaran yang mendadak ini, tidak bisa di hadiri oleh mereka.
Tiga puluh menit kemudian, Zidan sudah memasuki pintu gerbang pondok pesantren. Setelah berhenti di depan pintu rumah Abah dan Umi, Zidan turun, dan di ikuti oleh ayahnya, dan juga adiknya, terlihat mobil berisi barang-barang seserahan, tanpa menunggu lama, Zidan pun menemui Abah dan Umi, yang sudah menunggu di depan pintu. Di susul mobil kedua, sang Ibu dan ketiga putrinya, masuk kedalam rumah Abah.
"Assalamualaikum Abah, Umi, maaf merepotkan Abah dan Umi." Zidan merasa tidak enak.
" Tidak merepotkan, justru Abah sangat bahagia, putri Abah sudah ada yang meminang, jadi akan lebih banyak anak, apalagi Abah sudah pengen nambah cucu, kalau ditambah dari anak.nadia nanti, sudah bisa dipastikan, cucu Abah bisa sampai 20, hahahaha." Abah sangat bahagia dengan kedatangan keluarga Zidan.
Acara demi acar telah terlaksana, bahkan acara yang awalnya akan berjalan selama 1 j saja, ini malah lebih lama, karena Zidan mendapatkan wejangan dari abah dan ayahnya, yang tidak bisa di potong pembicaraan nya.
Entah mengapa ketiga anak Zidan tak terdengar suaranya sama sekali, bahkan Nadia sendiri mengira, bahwa Vania, Vika dan Zalfa, tidak ikut dalam acar ini.
Nadia yang mendengarkan Acara dari dalam kamar, hanya bisa tersenyum dan menahan jantung nya berdebar kencang. Mbak Rika, sahabat Nadia, yang memperhatikan Nadia pun sedikit menggoda Nadia.
"Nadia, katanya duda itu lebih hot Lo, ketimbang bujangan." Rika sedikit menggoyang pundak Nadia.
"Apaan si kamu Ka, kayak pernah menikah saja, jangan aneh-aneh lo, nanti aku adukan ke Umi lo." Jawab Nadia tegas.
"Eh... ngeyel... orang teman-teman ku juga suka Banget menikah sama duda, apalagi servis di ranjang, emmm.... gak kebayang deh, katanya.... kata teman-temanku..." Rika mencegah Nadia berasumsi kalau dirinya suka berbicara mesum.
"Wah... kamu... bener bener harus di ruqyah deh Rika, harusnya kamu dulu yang menikah, bukan aku." Bisik Nadia pada Rika.
"Nggak ah, nanti dulu, aku masih belum selesai hafalan, 4tahun lagi deh." Jawab Nadia.
Saat perbincangan yang sedang seru, tiba-tiba suara pintu di ketuk membuyarkan pembicaraan mereka berdua.
Rika membuka pintu kamar Nadia, terlihat disana umi telah berdiri.
"Nadia, calon mertuamu sudah menunggu, dan ketiga putrimu juga sudah tidak sabar menunggu mu, Yuk keluar." Umi tersenyum kepada Nadia.
"Baik umi, bagaiman penampilan Nadia Umi." Tanya Nadia pada sang Umi.
"Sudah cantik kok sayang, tidak di apa-apa in aja sudah cantik, apalagi saat kamu di rias. pasti sangat cantik sekali." Jawab umi.
Umi memeluk Nadia, di tuntunya Nadia, di bawanya Nadia kedepan ibu dari Zidan, disana sang ibu benar-benar terkejut, melihat Nadia seperti melihat wajah sahabatnya. Namun sudah lama tidak pernah bertemu.
"Masya Allah, kamu cantik sekali nak, kulitmu juga bersih, semoga saja kalian diberikan jodoh uang langgeng ya nak." ucap ibu Zidan.
"Amin ya Bu, semoga kita selalu dilimpahkan kebahagiaan dan keridhoan dari Allah."Jawab Nadia dengan tersenyum.
"Amin... Semoga kita semua sehat selalu." tutur ibu Zidan.
"Zidan baru bisa memberikan ini nak Nadia, karena mendadak, jadi tidak sempat membeli sesuai dengan kebutuhan nak Nadia, nanti kalau kalian sudah menikah, mintalah padanya apa yang kamu gunakan, jangan malu-malu."ujar ibu Zidan.
"Tidak Bu, justru semuanya sudah sangat banyak, terimakasih banyak Bu."Nadia mencium tangan calon ibu mertua nya.
"Nadia... Zidan hanya bisa memberikan cincin saja, semoga nak Nadia menerima lamaran dari Zidan, dan menerima ketiga cucu ibu, yang nantinya sangat akan merepotkan kamu." ujar ibu Zidan, sembari memakaikan cincin pada jari manis Nadia.
"Bu... justru Nadia sangat bersyukur, masih ada orang yang mau menerima Nadia apa adanya, Nadia hanya sebatang kara di dunia ini, keluarga Nadia saat ini adalah Abah dan Umi, serta pondok pesantren."
"Kamu memang gadis yang baik, tak salah Vania Sangat menyayangi kamu, namun ibu berharap, kamu bisa membagi cintamu untuk empat orang, dan ibu harap, kamu bisa menganggap mereka sebagai anak-anak mu sendiri." nasehat ibu Zidan pada Nadia.
Nadia mengangguk anggukkan kepalanya, dia sudah siap bila harus berbagi ranjang dengan ketiga anaknya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
sherly
bonusnya 3 ya nad
2022-12-20
0
Ibroatul Hasanah
jangan2 ibu Zidan kenal orang tua nadia
2021-10-28
1
Fatimah Atim
lanjuuut thoor...
2021-01-05
1