"Ceritanya panjang, apa kamu siap mendengar nya?" tanya Zidan pada Nadia.
"Kalau menurut bapak saya berhak mendengar cerita bapak, say tidak masalah." sanggah Nadia, karena rasa sungkan Zidan kepada nya.
Zidan pun menceritakan seluruh kejadian dari awal pernikahan sampai perceraian nya. Nadia sendiri merasa jijik terhadap mantan istri dari Zidan, tega-teganya, menghina darah dagingnya sendiri, didepan suami barunya.
Tak luput air mata pun turut mengiringi percakapan mereka berdua. Entah mengapa, Nadia merasa sangat iba dan kasihan, melihat tumbuh kembang ketiga putri Zidan, tanpa ada sosok seorang ibu yang menemani mereka.
❤️
Setelah solat asar, Zidan mencoba menelpon Abah dan Umi. Zidan menjelaskan keinginan nya untuk meminang Nadia, dan mencoba membuka hatinya, untuk menerima Nadia sebagai ibu sambung bagi ketiga putrinya.
Setelah selesai mengajar kitab kuning, Umi memanggil Nadia untuk menemuinya di ruang keluarga.
"Nadia, Abah dan Umi sudah menganggap kamu sebagai putri Abah dan Umi sendiri, namun untuk masalah jodoh, tentunya Abah dan Umi akan bertanya padamu, yang Abah dan Umi mau, kalau Nadia sudah memiliki seorang yang spesial, Abah dan Umi berharap, Nadia akan terbuka sama Umi, nanti biar Umi yang menyampaikan kepada Abah." Umi mengusap-usap punggung tangan Nadia.
Nadia yang mendengar nasehat Umi pun menangis, hanyalah Umi yang selalu ada disaat Nadia terpuruk dan depresi, sentuhan dan kasih sayang Umi, mampu membuat Nadia terlepas dari depresi yang berat, hampir 6 bulan, Umi menemani Nadia untuk tidur dalam dekapannya, dan doa serta lantunan ayat Alquran Umi lah, yang dapat menghipnotis Nadia, menjadi anak yang tangguh dan kuat, bahkan setelah sembuh dari sakitnya, baru hari ini Nadia kembali menangis.
"Umi, berarti Umi sudah tidak ingin lagi Nadia berada di sini?" Nadia menatap wajah Umi Nur yang cantik.
"Bukan tidak boleh, tapi suatu hari nanti, Nadia akan menikah dan memiliki anak, jadi Umi akan berusaha, untuk mulai merelakan kamu untuk meninggalkan Abah dan Umi."Umi menangis dan memeluk Nadia.
"Umi, untuk saat ini Nadia tidak memiliki seorang yang spesial, dan nadia akan nurut, apa kata Abah dan Umi, siapapun jodoh Nadia, kalau Abah dan Umi ridlo, Nadia akan menerima nya." jawab Nadia tegas.
"Benarkah nadia akan menurut pada Abah dan Umi?" tanya umi pada Nadia dengan wajah senang.
Nadia mengangguk, "Tapi... apabila Nadia sudah menikah, apakah Nadia boleh pulang kemari? karena Nadia tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Abah dan Umi." Ucap Nadia pada Umi Nur.
"Tentu saja boleh, kamu juga putri Abah dan Umi." Umi membelai kerudung Nadia.
" Iya, ya sudah Nadia, kamu ke dapur, selesaikan tugas mu." Umi memegang kedua tangan Nadia.
"Insya Allah Umi." Nadia berjalan menuju dapur pondok pesantren.
Nadia meninggalkan ruang keluarga Abah dan Umi nya, kembali ke dalam dapur, namun sesaat Nadia terkejut, karena bumbu-bumbu yang sudah diraciknya, sudah selesai di tumbuk, dan sudah di goreng, melihat itu semua, Nadia langsung memeluk Bu Mina, yang bertugas membantu Nadia memasak.
"Bu Mina... terima kasih, Nadia sangat malu sama Bu Mina."sembari memeluk Bu Mina.
Nggak apa-apa Nadia, ini juga sudah jadi, tanggung jawab Bu Mina, jadi jangan sungkan, Andai saja anak Bu Mina belum menikah, Nadia akan ku nikahkan sama anak ibu, tapi sayangnya sudah punya anak 2 hahahaha." Bu min mengelus kerudung Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Fatimah Atim
semoga bahagian nadia..
2021-01-04
1
UMMU WAFRI
Amiiin
2021-01-03
0
Suharnik
Semoga Nadia bisa menyembuhkan luka depresi anak2 nya Pak Zidan
2021-01-01
1