"Non..." Teriak Sukma memanggil Inka yang tengah menemani Laras duduk di gazebo taman kediaman rumah Andreas.
"Sukma, kenapa sih kamu teriak-teriak?" Kata Laras yang melihat Sukma yang terengah-engah.
"Maaf bu, saya takut lupa kasih ini ke non Inka," jawab Sukma.
"Emang ini apaan Suk?" Tanya Inka setelah menerima kotak merah di tangannya.
"Ini dari siapa Sukma?" Sebelum Sukma menjawab pertanyaan Inka, Laras juga mengajukan pertanyaan.
"Ya.. ini dari anak ibu lah, siapa lagi kalau bukan den Mario bu. Tadi Ujang kasih ini ke saya buat Non Inka. Kata ujang, non Inka dandan yang cantik, nanti di jemput jam 4." Jelas Sukma yang kemudian diangguki Inka.
"Terima kasih Sukma." ucap Inka.
Sukma kemudian pamit kepada majikannya itu.
"Buka donk sayang," pinta Laras kepada Inka yang hanya mematung menatapi kotak yang diberikan Mario.
Inka tersenyum dan membuka kotak itu. Terluhat sebuah gaun berwarna merah muda. Dres selutut tanpa lengan, yang terlihat sederhana tetapi elegan.
"Wah bagus," ucap Laras dan kemudian berkata lagi, "Seperti akan ada pertemuan In, kamu dandan yang cantik ya.. Temani Mario, tunjukkan pada dunia bahwa kamu adalah istri kesayangannya."
"ih.. mama bisa aja." Wajah Inka bersemu merah mendengar godaan ibu mertuanya.
*****
Tepat jam 4 sore, Inka sudah berdandan rapih. Ia menuruni anak tangga untuk segera keluar. Terlihat Laras dan Andreas yang sedang duduk di teras.
"Wah.. anak papa cantik sekali." Kata Andreas tersenyum diikuti senyum dari Laras.
Inka menghampir kedua orangtua Mario dan menciumi pipi mereka satu persatu.
"Inka pamit ya pa, ma, Mario udah nunggu Inka di kantornya."
"Iya sayang," jawab Laras.
"Hati-hati ya nak." Kata Andreas.
Tak lama Ujang datang dan langsung membukakan pintu belakang mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Inka masih menyempatkan untuk melambaikan tangan kanannya kepada Laras dan Andreas.
"Pa, mama seneng banget punya menantu seperti Inka," ucap Laras, setelah melihat mobil yang di naiki Inka menjauh.
"Sama ma, papa juga merasa begitu."
****
Inka sampai di MJ Telemedia Asia, sebuah perusahaan yang di bangun Andreas dari nol hingga kini menjelajahi Asia Tenggara bahkan sedikit demi sedikit mulai di kenal ke Eropa, sejak Mario memimpin.
"Bu Inka, sudah di tunggu bapak," ucap sekertaris Mario, setelah melihat Inka dari kejauhan berjalan menuju arahnya.
Inka tersenyum dan mengangguk, mengikuti langkah gadis itu. Sesampainya di depan ruangan Mario, gadis itu mengetuk dan membukanya. Terlihat Mario yang masih menerima telepon, namun pandangan matanya tertuju pada Inka.
"Silahkan duduk bu, mau di buatkan minum?" Tanya gadis itu ramah.
Inka menggeleng dan tersenyum, "tidak usah repot-repot, terima kasih."
"Tunggu!" Kata Inka, "nama kamu siapa?"
"Sherly bu."
"Sudah lama kerja disini?"
"Hmm.. hampir 5 tahun bu," jawab Sherly dengan tenang.
Pasalnya dari sekian banyak perempuan yang menjadi sekertaris Mario, hanya Sherly yang kuat dan bertahan hingga selama itu.
"Oke, terima kasih," ucap inka, lalu mendudukkan dirinya di sofa persis di hadapan Mario.
"Baik bu, saya permisi. Terima kasih." Kata Sherly sambil melangkahkan kakinya, meninggalkan ruangan itu.
Mario masih dengan ponsel di tangannya, ia masih berbincang disana. Namun, matanya tetap tidak teralihkan pada sosok perempuan cantik yang duduk di hadapannya.
Inka tersenyum dan membenarkan rambut serta pakaiannya. Ia sangat gugup di tatap Mario dengan tatapan tak berkedip. Mario membalas senyumannya, tak lama kemudian percakapan di ponselnya itu berakhir. Mario berdiri dan menghampiri Inka.
"Siapa yang mendandani?" Tanya Mario sambil mendudukkan dirinya di meja, agar bisa berhadapan dekat dengan Inka.
Kedua kaki Inka di selipkan di antara kedua kaki Mario dan dengan kedua tangan Mario yang memegang paha Inka.
"Aku?" Dengan gugup, Inka menunjuk dirinya sendiri dengan gugup.
"Memang di sini ada orang lain?" Mata Mario menatap lekat kedua bola mata Inka.
"Oh.. Ini, aku sendiri yang dandan. Memang kenapa?" Jawab Inka santai, untuk menghilangkan ke gugupannya.
"Aku pikir kamu ga bisa dandan sendiri. Bukannya, biasanya di dandani Jessy?"
"Oh... Kadang-kadang kalau even besar saja, aku meminta bantuan Jessy." Senyum Inka.
Tanpa permisi, Mario membereskan anak rambut yang menutupi wajah Inka. Kemudian mengelus pipi Inka dengan tangan kanannya. Lalu,
Cup
Mario ******* lagi bibir itu. Bibir ranum milik Inka yang biasanya rasa coklat, kali ini beraromakan strawberry.
"Selalu manis," ucap Mario, setelah puas memainkan bibir Inka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Nani Suarni
apa di dunia nyata ada y, pernikahan di atas perjanjian seperti di novel "
2023-07-05
0
Lela Lela
emang gula manis
2023-05-30
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Spti nya Mario mulai bucin pada INKA...senang nya INKA pny suami romantis...
2023-04-27
0