Seperti biasa, alarm ponsel Inka membangunkan dirinya yang masih terlelap. Rasa lelah masih menggelayuti tubuhnya, ditambah ketika hendak bangun ternyata tangan besar itu lagi-lagi melingkar dipinggang Inka.
Inka menghembuskan nafasnya kasar sambil mencoba memindahkan tangan besar itu. Inka pikir, Mario akan tidur di sofa, ternyata malah memilih tidur satu ranjang bersama Inka. Mario yang sadar tangannya dipindahkan, justru makin mengeratkan pelukannya.
"Aah.. apa-apan sih kak." Teriak Inka, membuat Mario terbangun.
"Apa sih, kamu teriak-teriak," jawab Mario sambil mengucek-ucek matanya.
"Kamu yang apa-apaan, kenapa tidur disini, terus pake peluk-peluk segala?"
"Ini kan kamar aku, tempat tidur aku, suka-suka aku mau tidur dimana. Lagian aku ga sengaja peluk kamu, aku kira guling." Mario beralasan. Padahal ia amat senang memiliki guling hidup yang cantik, wangi dan sekal.
"ish.." Kesal Inka dan langsung meninggalkan Mario yg masih terduduk diranjangnya.
"Ganggu aja, orang masih ngantuk," gumam Mario yang kemudian melanjutkan lagi tidurnya.
Setelah sholat subuh, Inka memilih berjalan-jalan di area taman. Mansion Andreas sangat luas, tamannya indah dengan berbagai macam bunga-bunga didalamnya, juga ada gazebo untuk tempat bersantai.
Inka berbincang dengan beberapa maid dan tukang kebun. Inka berbincang dengan Sukma, salah satu maid Mario yang banyak bicara, polos dan agak latah. Didampingi oleh pak Ujang, tukang kebun Mario. Mereka membicarakan kebiasaan buruk dan kebaikan Mario.
"Non, harus betah disini ya.. Ibu sama Bapak mah baik banget non," Kata Ujang menceritakan majikannya. "Kalo den Mario itu orangnya cuek, tidur aja suka ga pake baju, malah kadang suka tel*nj*ng." Sukma melanjutkan obrolan.
"Hushh.. kamu," Ujang coba memperingatkan Sukma. Inka tertawa dan berkata, "emang kamu pernah liat suk?" "Pernah non, beberapa kali malah, tapi den Mario mah cuek aja non. Paling ibu yang suka marah-marah."
"Haahh.." Inka memasang wajah terkejut tetapi tertawa.
Laras melihat keasyikan Inka, Sukma dan Ujang dari balik jendela kamarnya. Lalu bergegas turun menghampiri menantunya. "Kalian sedang apa? saya liat asyik banget."
"Iya bu, ini non Inka, tanya-tanya tentang den Mario," jawab Sukma.
"Mario masih tidur In?" Tanya Laras. "Iya, masih ma," jawab Inka.
"Bantu mama siapin sarapan yuk In," ajak Laras dan langsung diangguki Inka. Kemudian melangkahkan kakinya ke dapur.
"Mario suka makanan apa ma?" Tanya Inka yang sedang memotong sayuran.
"Dia suka banget salad, kalo makanan indo apa aja suka kecuali rendang."
"Loh rendang kan enak ma." Senyum Inka.
"Iya padahal. Gara-garanya dulu waktu kecil, Mario nyobainnya rendang jengkol, bukan rendang daging. Jadi sekarang apapun yang berbumbu rendang, dia ga akan mau." Penjelasan Laras, sontak membuat Inka tergelak.
Mario yang sedang turun dari tangga, melihat Inka yang sedang tertawa. "Cantik." Batin Mario sambil tersenyum. Ini adalah kali pertama Mario melihat Inka benar-benar tertawa lepas.
"Seneng banget, ngomongin aku ya?" ucap Mario setelah menghampiri kedua wanita yang beda generasi itu.
"Ih Pe-De banget kamu." Kata Laras, menyenggol lengan sang putra.
Mario menghampiri lemari es yang berada persis di samping Inka. Dan mengambil gelas yang berada didepan Inka. Hembusan nafas Mario mengenai tengkuk Inka, membuat bulu kuduknya merinding. Pasalnya saat ini Inka tengah menggelung rambutnya tinggi ke atas, memperlihatkan jenjang lehernya yang putih bersih. Atas dasar itu juga, Mario menjahili Inka dengan menghembuskan kasar nafasnya sambil meniup-niup kecil tepat dibagian sensitif itu.
Inka terdiam menunduk, menyembunyikan wajah meronanya. Ia tahu betul saat ini Mario tengah menggodanya.
"Kamu kenapa In?" Tanya laras tersenyum melihat wajah menantunya.
"Ngga apa-apa ma." Inka menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus memotong sayuran.
"Aku tunggu dikamar ya sayang." Ucap Mario mengedipkan matanya pada Inka, setelah menenggak habis air mineral yang ada ditangannya.
"Ciye.. udah sana, mama ditemenin Sukma aja masaknya. Kamu temenin Mario aja dikamar gih." Kata Laras meledek pengantin baru itu.
"Apa sih ma, ga apa-apa kok, Inka seneng bantuin mama masak."
"Udah ga apa-apa sana." Laras mendorong Inka agar menaiki tangga. Inka hanya mengikuti lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Lela Lela
enak ya pny mertua baik 😆
2023-05-30
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Asyiiik nya punya mertua bgtu...hi...hi...hi...
2023-04-27
0
gembulers
hmmm...enak nih inka.dpt mertua yg dukung
2023-02-28
1