POV shanum.
Sesampainya di rumah sakit, aku melihat semua keluarga suamiku berkumpul, mata ku terutama tertuju pada kakak ipar ku yaitu kak daniel, dan akupun langsung menghampiri nya.
"Kak apa yang terjadi dengan mbak shinta?" Tanya ku pelan.
"Isteri ku kritis sha, dokter menyarankan agar segera di operasi cesar, demi menyelamatkan mereka berdua." jawab Kak daniel.
"Tapi usia kehamilan mbak shinta masih tujuh bulan kak, apa bayi nya akan lahir prematur?" aku tanya lagi dengan khawatir.
"Menurut dokter itu jalan satu-satunya yang terbaik untuk menyelamatkan mereka meskipun masih ada beberapa kemungkinan." jawab kak daniel.
"Kemungkinan? maksudnya?"
"Hanya salah satu dari mereka yang akan bisa di selamat kan." Sahut Kaka daniel.
Ya allah, selamatkan lah mbak shinta dan bayinya. semoga mereka bisa tetap hidup aku gak sanggup jika sampai terjadi apa-apa sama mereka.
cukup mas david aja yang meninggalkan kami. doaku di dalam hati.
Setelah semua tenang, dokter keluar dari ruangan operasi, kak daniel langsung Berdiri dan bertanya pada dokter, tentang istri dan bayinya.
"Isteri anak saya gimana dok, apa mereka semua selamat?" tanya Kak daniel pada dokter itu.
"Maaf pak, kami tidak bisa menyelamatkan kan salah satu dari mereka." jawab dokter itu dengan wajah kecewa nya.
Ya allah, kenapa harus begini, kuatkan lah kak david ya allah.
kuat kan lah keluarga ku.
Setelah pemakaman istri dan bayi Kak daniel. Aku dan seluruh keluarga pulang kerumah mertuaku, hanya kak daniel yang tertinggal di pemakaman, mungkin dia seperti ku kemarin yang bersedih dan menangis di depan makam. Untuk sementara, aku dan rafa tinggal di rumah mertuaku, sebenarnya aku tidak mau, tapi mereka memaksaku, aku sadar mereka memang sangat menyayangi ku seperti anak nya sendiri, dan begitupun sebaliknya aku sangat beruntung memiliki ibu dan ayah mertua seperti mereka.
Aku tidur di kamar yang biasa aku dan mas david tempati, saat menginap di sini. Saat memasuki kamar, memori saat aku bersamanya mulai bermunculan, dan akupun tidak bisa menahan air mata ini, begitu indah kenangan yang kami lalui, dan semenjak orangtua ku meninggal, dialah yang selalu ada untukku, yang selalu melindungi ku, dialah hidupku, dan sekarang hidupku sudah tiada. akankah aku bisa hidup tanpa dia?
Baru beberapa hari yang lalu kami menempati kamar ini, dan beberapa hari yang lalu kamu juga berjanji gak akan meninggalkan aku, tapi nyatanya dia pergi dari ku untuk selamanya.
Tapi aku janji mas, aku akan menjaga rafael dengan baik, mas bisa melihat kami bahagia, dan jaga kami berdua dari atas sana ya mas, shanum sangat merindukan mas david. ucap shanum sambil memeluk foto pernikahan mereka.
"Shanum kenapa kamu belum istirahat juga?" ucap ibu mertua ku sambil menggendong rafael memasuki kamar ku.
"Ibu, iya nanti shanum istirahat." jawab shanum sambil meletakkan pigura foto tadi.
"Shanum, ibu tau kamu sedih, ibu mengerti karena itu hal yang wajar nak, tapi dengan sedih berlebihan itu tidak baik, apalagi masih ada rafa yang harus kamu pikirkan." ibu mertua ku menasehati ku.
"Iya Bu, shanum mengerti." Maaf kan bunda nak. sambung shanum dalam hati sambil mengelus kepala rafael.
"Sudah ya kamu jangan nangis terus, nanti asi mu gak lancar, dan ini rafa dari tadi haus, kayaknya udah mengantuk dia." ucap ibu mertua ku sambil memberikan rafa.
"Ya udah ibu ke kamar dulu ya, mau istirahat juga, kamu tidur jangan menangis lagi." ucap ibid mertuanya memperingati.
"Iya bu, terimakasih."
Ibu mertua ku hanya menjawabnya dengan senyuman lalu keluar kamar ku dan menutup pintunya. Beruntung sekali aku memiliki ibu mertua yang baik.
*****
Di tengah malam aku mendengar pintu kamarku di ketuk oleh seseorang, akhirnya aku bangun untuk melihat siapa tengah malam begini mengetuk pintu, tidak lupa aku mengambil jilbab dan memakainya.
"Iya sebentar." teriak ku pelan dari dalam, setelah pintu terbuka aku melihat daniel berdiri sambil menggendong reyshaka yang terlihat habis menangis.
"Kak daniel, reyshaka!"
"Sha, maaf mengganggu tidurmu, reyshaka dari tadi menangis, mungkin dia kangen sama mamah nya, apa kamu bisa membantu kakak?" ucap daniel pada shanum.
"Sini sayang gendong tante ya." aku mengambil reyshaka dari gendongan kakak ipar ku.
"Rey sayang kenapa belum tidur nak? apa rey mau tidur sama tante?" aku mencoba berbicara pada nya, dan dia hanya mengangguk kan kepala. gemas sekali.
"Ya udah kak, rey tidur sama shanum aja, kakak kembali ke kamar beristirahat lah." pintaku pada kak daniel.
"Tapi gak ngerepotin kan?" tanya kak daniel.
"Ya nggak lah ya udah shanum bawa masuk rey dulu ya kak." pamit shanum dan langsung menutup pintu kamarnya.
Mungkin inilah yang di maksud mbak Shinta menitipkan anaknya padaku. ucapnya dalam hati.
Semenjak malam itu, reyshaka tidak mau lepas denganku, dia hanya mau tidur, makan, mandi dan segalanya hanya denganku. Ya, aku mengerti dia masih membutuhkan sosok seorang ibu, dan rey menemukan itu pada diriku. entah kenapa aku merasa bersalah setiap melihat rey, karena aku dia kehilangan mamahnya, seandainya aku tidak mengajak kak shinta liburan, mungkin saat ini rey masih merasakan pelukan mamahnya. Mbak shinta kamu yang tenang di sana ya, aku janji akan menyayangi rey seperti anak kandung ku sendiri. batin shanum.
Tidak terasa sudah satu bulan mas david meninggalkan kami, dan sudah satu bulan juga aku tinggal di sini, di rumah mertuaku. Sebenarnya aku ingin pulang ke rumah, rumah yang suamiku bangun dengan hasil kerja keras nya. Tapi ibu mertuaku tidak mengizinkan aku pulang mereka ingin aku dan rafa tetap tinggal disini dengannya, tapi perlahan aku memberi mereka pengertian, dan akhirnya mereka mengizinkan, dengan syarat tinggal disini dulu untuk sementara waktu. Kurasa waktunya sudah cukup, aku benar-benar ingin pulang dan tinggal di rumahku sendiri, karena rumah itu banyak sekali kenangan antara aku dan mas david, aku tidak ingin meninggalkan nya.
Mas daniel sudah lebih dulu pulang, setelah satu minggu kepergian mbak shinta, mas daniel harus kembali pulang karena tuntutan pekerjaan, sedangkan reyshaka masih berada disini, dia masih ingin tinggal dengan kami dan dia akan di jemput nanti di saat aku akan pulang kerumah, dan sekalian mas daniel akan mengantarkan aku pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahsgia
2023-02-12
0
Elisa Girlz
konflik nya kurang men detail thor..
Tp cerita nya bagus.
2021-01-27
2
Nifayatul Muchoiyaroh
lo tadi kata dokternya cuma bisa nyelametin satu dari mereka..la ini kok pemakaman istri dan bayi daniel..maksudnya gimana Ya? kok g di jelasin secara detail.. apa setelah operasi ibunya meninggal terus giliran bayinya gitu,katanya kan masih hamil 7 bulan.kurang faham saya your..nanti coba tak baca ulang lagi
2021-01-26
4