Selamat membaca!
Malam hari pun tiba, setelah selesai membuat Viona tertidur, kini Nisa sudah berada di dalam kamarnya. Ia terlihat bodoh karena melupakan sesuatu yang seharusnya tak boleh untuk dilupakannya.
"Gimana ini aku lupa bawa pakaian? Bodoh banget sih aku, padahal aku tahu akan menginap di sini selama dua Minggu, tapi kenapa aku melupakan semua itu!" Nisa terus merutuki dirinya sendiri, hingga suara ketukan pintu kamar terdengar mengejutkan untuknya.
Nisa menoleh ke arah pintu dengan detak jantung yang kini sudah tak beraturan. "Itu pasti Tuan Ryan," ucapnya pelan menebak sosok yang kini ada di depan pintu kamar.
"Siapa itu?"
"Saya pelayan Nona, apakah kau tidak keberatan untuk membuka pintunya? Ada sesuatu yang ingin aku berikan?"
"Oke, tunggu sebentar ya." Nisa beranjak dari ranjang untuk mendekat ke arah pintu dan langsung membukanya.
"Maaf Nona saya mengganggu waktu Anda, ini terimalah beberapa pakaian ganti untuk Anda, ini adalah pakaian Nyonya Bella dan kata Tuan Ryan ini pasti cocok untuk Anda."
Nisa mengerutkan keningnya dengan rasa heran yang dengan cepat memenuhi isi kepalanya. "Bagaimana Tuanmu bisa tahu?"
Pelayan yang bernama Rodri itu mengembangkan senyum dari kedua sudut bibirnya. "Sangat mudah menebaknya Nona, karena Nona tidak membawa koper saat datang. Tuan Ryan melihat dari CCTV yang ada di rumah ini, jika Nona hanya mengenakan tas selempang kecil."
"Oh jadi seperti itu, baiklah terima kasih saya akan pakai ini." Nisa mengambil pakaian yang disodorkan oleh Rodri, lalu ia pun pamit meninggalkan Nisa untuk kembali bekerja.
Nisa kembali menutup pintu kamarnya dan langsung menguncinya rapat-rapat. Ia masih menyimpan sebuah ketakutan di dalam dirinya, terlebih saat ini ia sedang berada di rumah pria yang hampir coba memerkosanya.
"Pakaian ini kalau dilihat dari ukurannya, memang sangatlah pas untukku," ucap Nisa sambil menilik beberapa lembar pakaian yang kini ada di tangannya.
Nisa mulai melepas pakaian yang dikenakannya, tubuh indah Nisa terlihat seksi kala itu dengan lekuk yang membuat mata siapapun pasti akan terkagum bila melihatnya. Terlebih bentuk dada Nisa yang sintal menambah gairah tersendiri bagi setiap laki-laki, termasuk Ryan yang pernah menikmatinya, walau hanya sesaat.
"Ternyata memang benar, pakaian ini sangatlah cocok untukku." Nisa pun beranjak ke atas ranjang untuk melepas rasa lelah dalam dirinya.
🍂🍂🍂
Sementara itu di dalam kamar, Ryan masih berkutat dengan laptopnya, karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan terkait meetingnya, dengan seorang pengusaha asal Korea yang bernama Darren Ethan Lee. Meeting tersebut akan terlaksana dua hari ke depan.
Ryan sengaja menyelesaikan semua pekerjaannya, karena esok hari ia akan menghabiskan waktu seharian bersama putrinya, sesuai dengan janji yang telah diucapkannya kepada Viona.
Tiba-tiba bunyi telepon berdering dengan keras, Ryan pun mengambil ponsel yang tergeletak tidak jauh dari posisinya.
"Darren," ucap Ryan sambil menatap layar pada ponselnya, ternyata yang menghubungi adalah sahabatnya yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaannya.
Ryan dengan cepat menggeser lambang hijau pada layar ponsel dan menempelkan benda pipih itu di daun telinganya.
"Ya, Darren yang tampan, ada perlu apa kau menghubungiku malam-malam seperti ini."
Darren terkekeh saat sahabatnya itu memujinya. "Jika aku tampan, bagaimana denganmu, Ryan? Bukannya dulu kau selalu jadi primadona di kampus."
Ryan menampik dengan menampilkan senyum pada wajahnya. "Memang betul tapi kau pun sama denganku. Buktinya dua orang wanita dengan nama yang sama tergila-gila dengan kita kan."
"Ya, kau betul itu, tapi entahlah, sungguh aneh jika kita mengingat tentang masa lalu. Saat aku menikahi Bella, kau pun menikah juga dengan Bella. Dua wanita cantik yang memiliki nama sama dan nasib kita sama brother, harus ditinggal oleh mereka."
"Sabar brother, sekarang kau sudah lebih baik kan, Dyra itu wanita cantik yang baik dan aku yakin bisa menjadi istri sempurna untukmu."
"Terima kasih brother, aku berharap kau segera menemukan sosok pengganti Bella, agar kau bisa merasakan kebahagiaan seperti yang saat ini aku rasakan."
Setelah selesai bercengkrama mengingat rentetan kenangan masa lalu, semasa mereka muda dulu. Kini keduanya membahas tentang kerjasama yang akan mereka jalani.
Saat membahas masalah pekerjaan, Ryan menyelipkan sebuah cerita tentang seorang wanita yang ditemuinya dan sangat mirip dengan Bella istrinya. Seorang wanita yang langsung membuat hati seorang Ryan Brawster terpaut padanya. Setelah hampir satu jam lamanya, akhirnya Ryan mengakhiri sambungan teleponnya dan menghempaskan tubuhnya pada kursi kebesaran yang ia duduki.
"Benar juga kata Darren, aku harus mencari tahu perasaanku yang sebenarnya, apakah ini benar hanya sebuah ketertarikan akan sosok Nisa atau karena Nisa mirip dengan Bella, hingga aku jatuh hati dengannya."
Bersambung ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Louisa Janis
lanjutkan thor ceritanya bagus 👍
2022-08-23
0
Misnayu
km cinta pdnya yan
2022-03-21
0
Cimora
gi mana ya kalo udah keluar ngulang harus bacanya harus di scrol dulu baru ke cerita yang bab berikut nya
2022-03-21
0