"Tet, tet, tet ..."
Terdengar suara bel berbunyi, menandakan waktunya pulang sekolah. Semua siswa merapikan buku-buku pelajaran, yang berada di atas meja. Setelah ketua kelas memberi aba-aba dan guru mengijinkan pulang, semua siswa berhamburan keluar kelas.
Sinta dan Terry berjalan sambil bergandengan tangan menuju pintu kelas.
Semenjak duduk di bangku SMP, Sinta dan Terry sangatlah akrab. Kemana-mana selalu berdua, semua iri melihat persahabatan mereka. Karena hubungan mereka sudah seperti saudara kandung. Ketika mereka berjalan menuju pintu gerbang, dari jauh terlihat Wahyuningsih dan Puput Melati yang sedang berbincang di pos satpam.
Kemudian Sinta dan Terry pun menghampiri mereka.
"Hey, Ning! hey, Put!" Teriak Terry sambil menepuk punggung Wahyuningsih.
Wahyu Ningsih dan Puput Melati langsung berbalik, melihat ke arah belakang. Dan mereka sungguh terkejut, melihat dua sahabatnya masuk di sekolah yang sama.
"Wah, kalian disini juga?" tanya Puput dengan gembira sembari memeluk Sinta dan Terry.
"Iya," jawab Terry yang telah melepaskan pelukannya.
Kemudian mereka pulang bersama-sama, membicarakan hal-hal yang baru saja mereka temui. Sesampainya di ujung gang sekolah, mereka saling berpisah, untuk naik angkutan umum menuju rumah masing-masing.
RUMAH SINTA
"Assalamua'laikum," ucap Sinta memberi salam kepada mamanya, sembari mencium punggung tangannya.
"Ganti bajumu, habis itu kamu langsung makan!" perintah mama menyuruh Sinta.
Sinta langsung bergegas menuju kamar, dan mengganti pakaiannya, lalu menuju ruang makan.
Bagi Sinta hari ini sungguh melelahkan, tapi menyenangkan. Karena bisa satu sekolah dengan teman-temannya sewaktu SMP.
Malam pun mulai menampakan kegelapan nya, dan Sinta mulai terlelap di keheningan. Dia berharap besok akan mendapatkan teman baru.
***
ANGKOT
"Kiri, kiri, kiri ..." Teriak Sinta sembari melambaikan tangan kirinya untuk memberhentikan mobil angkutan umum.
Lalu mobil angkot pun berhenti, Sinta mendapatkan tempat duduk paling pojok. Saat Sinta ingin menyandarkan kepala di kaca mobil bagian belakang, dia melihat ada sosok laki-laki yang tidak asing. Dan sepertinya, baru kemarin Sinta melihatnya memperkenalkan diri di depan kelas. Sinta ingin mengingat-ingat, siapa nama anak laki-laki itu? Yang Sinta tahu, anak laki-laki itu ditunjuk sebagai ketua kelas.
Sepanjang jalan, Sinta hanya diam tak menegurnya. Karena memang baru kemarin Sinta melihat sosok anak lelaki itu.
"Seperti nya kemarin dia memperkenalkan diri sebagai ketua kelas, tapi siapa namanya ?"
Mau menegur pun lupa dengan namanya,terpaksa Sinta urungkan niat untuk menyapanya.
Tak terasa angkot sudah berhenti, di halte dekat sekolah. Sinta pun turun terlebih dahulu. Untuk menuju sekolah, Sinta harus berjalan kaki memasuki gang sejauh 300 m. Sinta berjalan lebih dulu, sementara anak laki-laki itu berjalan dibelakangnya.
Banyak siswa yang sudah berjalan menuju sekolah, mereka berjalan beriringan. Terlihat ada kakak kelasnya dan teman-teman seangkatannya yang masih memakai seragam SMP dengan badge asal sekolah masing-masing.
Sinta berniat untuk menyapanya, karena dirinya ingin punya teman baru di sekolah. Tetapi Sinta melihat wajahnya begitu dingin dan acuh, hingga membuat hati Sinta menjadi ragu untuk menyapanya.
Terdengar suara bel di sekolah berbunyi, menandakan semua siswa harus segera memasuki kelas masing-masing.
Para siswa mulai berbaris di depan kelas masing-masing, Sinta mendapatkan bagian baris paling depan, karena dia berperawakan langsing dan tinggi sekitar 155 cm.
Teman satu kelas Sinta, semua lebih tinggi darinya, alhasil dirinya selalu mendapat barisan paling depan.
Ketua kelas pun sudah berdiri di depan pintu kelas dan berhadapan dengan Sinta. Sekilas dia tersenyum menunjukan deretan giginya melihat Sinta, Senyumannya sangat khas yaitu mirip iklan pasta gigi.
"Kamu yang tadi di angkot, ya?" tanya ketua kelas sambil tersenyum.
"Iya" jawab Sinta dengan pandangan tertunduk malu
"Ih, nih orang, senyum nya aneh banget!" gumam Sinta dalam hatinya.
"He, he, he..." Anak laki-laki itu terkekeh. "Kalau saja tadi di angkot aku tau kita teman sekelas, pasti aku ajak ngobrol. Maaf, ya !" sapanya kemudian kembali tersenyum.
Kemudian dia memberi aba-aba, untuk berbaris. Dan siswa masuk satu persatu dengan rapi ke dalam kelas.
Karena masih masa orientasi siswa, jadi selama tiga hari para siswa dibimbing untuk perkenalan sekolah baru.
***
Bel berbunyi, tandanya para siswa untuk istirahat.
Saat Sinta dan Terry berjalan menuju ke arah pintu kelas, tiba-tiba ada suara orang yang mengagetkannya.
"Dor ..."
Terdengar seperti suara Wahyuningsih di hadapan Terry dan juga Sinta.
"Ih, kamu Ning! Mengagetkan aja!" teriak Terry seraya mengerutkan keningnya
"Yuk, kita ke kantin!" ajak Wahyuningsih sambil merangkul pundak Sinta.
Kemudian mereka berempat berjalan bersama, menuju kantin. Sepanjang jalan, mereka bercerita tentang teman-teman dan guru-guru baru di kelas masing-masing.
Sinta ingin bercerita kepada teman-temannya, jika tadi dia satu angkutan umum dengan ketua kelas. Tetapi dirinya tak yakin, kalau cerita itu akan seru untuk mereka dengarkan.
Akhirnya mereka sampai juga di kantin, dan memilih makanan untuk makan siang.
Beraneka ragam jajanan yang di sediakan di kantin sekolah. Ada somay dan batagor, mie ayam, bakso, nasi uduk, aneka gorengan. Dan yang paling favorit adalah stand es, yang menjadi favorit tempat tongkrongan para siswa saat beristirahat.
Dukung terus karya author, jangan lupa like, vote dan komen ya.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Viin
gurunya digibahin🤣
2023-04-30
0
Viin
kalau udah solid, memang kayak gini, enggak bisa terpisahkan
2023-04-30
0
ErnaCila
baru hadir Thor😇 ceritanya real banget jadi inget masa putih abu2 😁😁
2022-11-09
0