"Sepertinya terasa kebas sus," ucap Fera kepada perawat yang akan menjahit luka di kakinya.
"Berarti obat biusnya sudah mulai bekerja mbak, saya akan mulai menjahit luka mbak." Ucap perawat yang sudah bersiap-siap dengan alat-alat jahitnya.
"Mbak jika saat di jahit terasa sakit, tolong kasi tau ya. Pinta perawat itu kepada Fera." Karena kalau terasa sakit berarti efek bius lokalnya sudah mulai hilang.
"Iya Sus," ucap Fera.
"Saya mulai menjahit lukanya ya mbak" ucap perawat itu.
"Iya suster, " ucap Fera.
Perawat yang sedang menjahit luka di kaki Fera terlihat sangat telaten dan rapi dengan keahlian yang di milikinya membuat Fera kagum.
"Suster namanya siapa?" Tanya Fera.
"Iya maaf saya lupa memperkenalkan nama tadi, nama saya Surati." Jawab perawat tersebut.
"Biasanya di panggil siapa suster? "Tanya Fera yang berusaha dekat dengan perawat tersebut.
"Terserah Mbak mau panggil apa. Biasanya teman-teman saya panggil saya "Surati" Mbak."
"Oh iya, saya panggil kak Rati boleh? Kak Rati boleh panggil saya Fera saja ya, jangan pakai mbak rasanya serasa tua di panggil mbak kak." Pinta Fera kepada perawat tersebut sambil memamerkan giginya yang putih.
"Ya... tidak apa-apa dek Fera, baiklah." Jawabnya.
"Kakak sudah lama kerja di sini? Sepertinya kakak sudah ahli sekali menjahit luka." Selidik Fera yang dari tadi penasaran ingin menanyakan nya.
"Sudah 4 tahun dek." Jawab perawat itu dengan ramah.
"Wah.... sudah lama ya kakak bekerja di klinik ini, pantas saja kakak terlihat mahir menjahit luka saya." Ucap Fera yang sedang memuji keahlian perawat tersebut.
"Ah... tidak juga dek, kakak tidak sehebat itu." Jawab perawat itu dengan senyum manis nya.
"Aku kagum dengan kak Rati, sepertinya aku sudah tau akan ambil jurusan apa setelah tamat SMA. Batin Fera di dalam hati." Hal ini terlintas di pikiran Fera ketika melihat sosok perawat yang ramah dan baik di hadapannya. Fera berfikir jika nanti dia menjadi perawat Fera bisa menolong orang dengan keahlian yang di milikinya seperti halnya Rati. Selain cantik, Fera juga merupakan seorang gadis yang ringan tangan untuk membantu orang lain.
Fera yang sebelumnya bingung akan melanjutkan kuliah nya akhirnya memikirkan untuk menjadi seorang perawat seperti Surati. Setelah 30 menit berlalu, perawat tersebut telah selesai menjahit luka di kaki Fera. Karena obrolan yang begitu asik membuat waktu yang lumayan lama tidak terasa.
"Sudah selesai dek Fera." Ucap perawat tersebut.
"Wah... tidak lama ya kak jahit nya. Terimakasih kak Rati." Ucap Fera dengan tulus sambil tersenyum kepada perawat tersebut.
Leo yang menemani Fera memperhatikan sikap Fera kepada perawat tersebut, melihat keramahan Fera Leo tersenyum sendiri. Ada sedikit rasa kagum di hati Leo ketika memperhatikan Fera dari tadi.
"Lucu juga anak ini." Leo berbicara pada diri nya sendiri dan hanya Leo dan Tuhan yang tau.
"Pak.. sudah boleh ke kasir ya untuk urus administrasi nya." Kata-kata perawat tersebut berhasil mengalihkan lamunan Leo.
"Baik Sus, dimana ya kasirnya? "Tanya Leo kepada perawat tersebut.
"Bapak bisa lewat pintu itu, nah sebelah kiri dari pintu itu ya pak." Jelas perawat itu pada Leo.
"Terima kasih Sus," ucap Leo dengan tulus.
"Saya urus administrasi nya dulu ya dek." kata Leo kepada Fera.
"Iya bang, ucap Fera sambil tersenyum manisnya dan mengangguk.
Leo langsung bergegas menuju kasir.
"Pak saya mau bayar administrasi pasien yang bernama Fera."
"Sebentar ya saya cek dulu." Kata petugas kasir tersebut sambil memainkan jarinya untuk mengecek jumlah tagihannya.
"Tagihannya 500.000 ribu pak." Ucap pak kasir.
Leo mengeluarkan uang 500.000 ribu dari dalam dompetnya dan menyerahkan kepada petugas kasir tersebut.
"Ini pak uangnya, " ucap Leo sambil mengulurkan uang yang ada di tangan nya.
Petugas kasih itu mengambil uang yang di serahkan Leo.
"Ini bukti pembayarannya pak, " petugas kasir itu menyerahkan struk pembayaran kepada Leo.
"Terima kasih pak, " ucap Leo.
Setelah membayar biaya perawatan Fera. Leo kembali menghampiri Perawat yang sedang bertugas di IGD klinik tersebut.
"Ini suster bukti pembayarannya, " Leo menyerahkan bukti pembayaran dari kasih tadi.
"Iya Pak, saya pinjam sebentar kertasnya. " ucap perawat itu.
Tampak perawat itu menulis nama dan jumlah pembayaran ke kasir di sebuah buku.
"Ini pak, struknya boleh bapak simpan. "
"Terima kasih, suster. Apakah kami sudah boleh pulang? tanya Leo
"Sudah boleh pak." Jawab perawat tersebut.
"Tunggu di sini sebentar ya dek. Saya ambil mobil dulu," pinta Leo kepada Fera.
Leo yang tidak sengaja menabrak Fera saat berjalan sebenarnya mau mengambil mobilnya yang sedang terparkir tidak jauh dari kejadian yang mengakibatkan kaki Fera terluka.
"Iya bang," jawab Fera.
Leo bergegas menuju mobilnya di parkiran. Setelah itu mengarahkan mobilnya ke depan klinik supaya Fera tidak jauh untuk jalan menuju mobil Leo yang akan mengantar Fera pulang.
"Aduh.. gimana ini. Aku gak enak mau merepotkan bang Leo lagi. " ucap Fera yang merasa dari tadi sudah merepotkan Leo.
Leo turun dari dalam mobilnya dan bergegas membukakan pintu untuk Fera.
"Suster saya boleh pinjam kursi rodanya? " tanya Leo kepada Suster itu.
"Boleh pak, " ucap suster itu.
"Bang, tidak apa-apa saya bisa pulang sendiri. Nanti saya bisa pesan ojek online," ucap Fera pada Leo. Karena sudah tidak enak merepotkan Leo, makanya Fera bicara seperti itu.
"Tidak apa-apa dek, membantu orang jangan setengah-setengah." Ucap Leo kepada Fera, sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung pipinya sehingga menambah ketampanan di wajah Leo yang tampan semakin enak di lihat, yang sudah pasti bisa membuat mata kaum hawa tidak bisa mengalihkan pandangan nya ketika melihat laki-laki setampan Leo.
Akhirnya Fera pun menerima tawaran Leo untuk mengantarnya pulang ke rumah.
"Ayo dek, pindah ke kursi roda ya. " ucap Leo.
"Iya bang"
Leo membantu Fera pindah dari tempat tidur ke kursi roda. Fera pindah ke kursi roda dengan di bantu oleh Leo. Leo mendorong Fera menuju mobil.
"Ayo dek masuk. " Fera masuk ke dalam mobil dengan di bantu Leo.
"Terima kasih bang, " ucap Fera tulus.
"Iya dek, sama-sama. " ucap Leo sambil tersenyum.
"Abang kembalikan kursi roda dulu ya. "
"Iya bang, maaf ya merepotkan. " ucap Fera.
"Iya tidak apa-apa, " Leo tersenyum kembali.
Leo mengantarkan kursi roda.
"Terima kasih suster. " ucap Leo tulus.
...Matius 6:19, 25 (TB) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya....
..."Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
IG: Saya_Muchu
lanjut thor ku, sudah ku favorit , mari saling support, salam sari save yalisa
2021-11-15
0
ARSY ALFAZZA
👍🏻👍🏻👍🏻
2021-10-27
0
Lia Rosita
Hai Thor aku hadir.
2021-04-30
0