Kesetiaan

Kesetiaan

Pertemuan Pertama

...Ada banyak jenis kebahagiaan yang dunia tawarkan untuk mengisi kekosongan atau kehampaan. Ada yang positif (seperti musik, pekerjaan, pasangan, medsos, dan sebagainya) dan ada pula yang negatif (seperti mabuk dan menggunakan narkoba). Yang positif tentu lebih baik, tapi faktanya semua itu hanya bersifat sementara. Blaise Pascal, seorang ahli fisik dari Prancis pernah berkata:"Ada ruang kosong dalam diri manusia yang tidak dapat diisi dengan hal-hal materi, tetapi hal dapat diisi oleh hal yang ilahi. " Saat hati kosong dan hampa (apa pun sebabnya), hanya Tuhan yang bisa mengisi dan memulihkannya. *Dian...

...Bersyukur dan Bersukacita adalah hal yang perlu di miliki untuk hidup sejahtera meskipun dalam kekurangan 🙏🙏🌹...

Sebut saja namanya Fera, Fera adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Cindi, kedua kaka beradik ini sangat akrab satu dengan yang lain. Cindi yang sudah duduk di kelas satu SMA tak kalah cantik dari Fera. Tubuh nya yang tinggi 170 cm membuat penampilan Cindi semakin menarik untuk di pandang.

Santo bapak Fera adalah sosok Ayah yang baik dan bertanggung jawab dalam perannya menjadi kepala rumah tangga. Santo bekerja sebagai pegawai Bank, posisi Manager di sebuah Bank Mandiri adalah kedudukan yang sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sedangkan Sinta ibu mereka adalah seorang Guru SD, Sinta menjabat sebagai kepala sekolah. Sudah pasti dengan pekerjaan kedua orang tua yang menjanjikan Fera dan Cindi bisa memiliki masa depan yang baik.

Fera yang masih duduk di bangku SMA jelas terlihat cantik dan imut, secara usia fera masih muda dan di tambah lagi rupa yang cantik dan mengemaskan. Saat ini Fera masih duduk di kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan mendengar kelulusan.

"Fera kita singgah dulu yuk di warung itu, " ucap Linda sambil menunjuk ke arah warung makan ayam geprek yang ada di depan mereka.

"Yuklah, aku juga lapar ni. " ucap Fera.

Mereka menjalani menuju warung makan itu dan langsung duduk di salah satu kursi yang berada di dekat pintu masuk.

"Setelah ujian akhir, akhirnya hari ini kita mendengarkan kelulusan. "ucap Fera pada sahabatnya Linda. Linda dan Fera sangat bahagia karena mereka lulus dan mendapatkan nilai yang bagus.

"Aku bahagia hari ini kita mendengarkan pengumuman kelulusan." ucap Fera kepada Linda.

"Iya ni, syukur aja kita berdua lulus ya. "

"Iya lin, itulah lin. Gak kebayang kalau harus ngulang lagi. Capek banget kalau harus ngulang lagi."

" Benar tu Fera aku juga gak mau ngulang lagi. "

"Tapi, kita akan berpisah. " ucap Fera.

"Kita gak akan satu sekolah dan satu kelas lagi. " ucap Fera.

"Iya ni... tidak lama lagi kita akan berpisah (kata Linda) dengan senyum sedihnya."

"Eh... tidak perlu sedihlah sekarang kan bukan jaman dulu lagi yang tidak ada HP, kita kan bisa video call, WA.. kan udah jaman modern. Jadi selagi kita tidak putus kontak masih bisa tetap jadi sahabat baik." Ucap Fera menghibur sahabatnya yang sedang sedih.

"Baiklah-baiklah kamu benar Fera…...Hmmmm" Nafas panjang Linda yang masih menunjukkan raut muka sedih nya.

"Udah Ya... Tidak usah berlama-lama sedihnya nanti cantik nya hilang (Goda Fera). Ayo kita beli makan dulu yuk sebelum pulang."

Setiba di warung makan, mereka berdua membeli makan.

"Ngomong-ngomong... mau di bungkus atau makan di sini Linda". Ucap Fera pada sahabatnya.

"Makan di sini aja ya Fera malas mau bawa pulang lagi. Makan di sini aja ya(pinta Linda sekali lagi) sambil makan kita bisa ngobrol berdua di sini, bisa nyantai juga." Jawab Linda dengan memamerkan giginya yang putih.

"Mau pesan makan apa Linda supaya sekalian aku pesannya."

"Aku mau makan ayam geprek aja ya, tapi yang pedas ya." Request Linda yang memang hobi makan daging ayam.

"Ok... sahut Fera." Sambil berjalan menuju petugas warung makan tersebut.

"Bu, saya pesan ayam geprek dua ya.. yang pedas ya bu." Pinta Fera kepada penjaga warung.

"Iya Mbak, mau minum apa Mbak?"Tanya petugas warung makan itu pada Fera.

"Minum es tahu aja dua mbak."

Mereka pun makan dengan lahapnya, sambil bercerita dan mengingat kenangan saat masih di SMA.

"Eh.. kamu ingat gak sebelum kita berteman. "

"Apa itu? " tanya Linda.

"Kamu dulu kan gak suka lihat aku lin, kalau aku masuk ke ruang kelas kamu pasti menatap aku seperti melihat hantu. "

"Tatapan matamu gak bisa aku lupakan. " ucap Fera.

"Haha... kamu masih ingat aja Fera. "

"Habis kamu juga shi nyebelin banget waktu itu. Sok cantik lagi tu. " ucap Linda.

"Ye... siapa juga sok cantik, memang aku udah terlahir cantik Ko lin. " ucap Fera.

"Iya tapikan gak juga gitu, kalau lewat di depan kelas selalu aja mengibaskan rambut. Ihh.. pokoknya kalau lihat kamu ngibaskan rambut aku risih. "

"Memangnya kenapa ko kamu rusuh lin? "

"Iya menurutku kalau cwek jalan kaya gitu cewek sok cantik. "

"Hahaha... kamu lucu juga ya lin. Aku baru tau alasan kamu gak suka sama aku dulu. Haha.. lin.. lin. " Sana tertawa mendengar jawaban Linda.

"Tapi kok akhirnya kamu malah mau berteman sama aku lin, kenapa? " tanya Fera.

"Hm... itu.. kenapa ya? " ucap Linda sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Kamu ingatkan waktu kita di wajibkan membawa pensil warna saat mata pelajaran kesenian? "

"Waktu itu aku lupa bawa pensil warna. Teman dekatku gak ada yang mau berbagi sama aku, eh.. ternyata kamu orang yang paling aku benci malah mau pinjamkan aku pensil warnamu, padahal masih baru. " ucap Linda.

"Sejak saat itu aku melihat sisi lain dari kamu, aku baru sadar kalau kamu orang yang baik. Dari situlah aku ingin sekali berteman denganmu. "

"Oh.. gara-gara itu. Aku baru tau kalau pensil warna itu bisa mengubah penilaian mu terhadap aku. " ucap Fera sambil tersenyum.

"Iya fer, aku pun gak nyangka kalo kita akhirnya bisa berteman. "

"Lucu juga ya lin kalo di ingat-ingat masa-masa kita masih sekolah. " ucap Fera.

"Iya fer, aku pun merasa seperti itu juga. "

"Apa lagi kalau ingat kamu yang waktu itu jatuh saat lagi mau upacara bendera, trus semua orang mentertawakan mu karena rokok robek. " ucap Linda.

"Ihh.. jangan di ingat, bagiku itu sangat memalukan. " Fera menutup mukanya.

Setelah 30 menit mengobrol akhirnya mereka berpisah masing-masing pulang ke rumah masing-masing, setelah membayar makanan yang mereka nikmati.

Fera yang sedang berjalan, tiba-tiba bertabrakan dengan seorang laki-laki...

Bruk……(suara benturan) Fera yang terjatuh merasa kakinya sakit karena laki-laki yang tak sengaja menabrak nya saat berjalan, sehingga membuat Fera terjatuh dan kakinya tersandung di pembatasan jalan.

"Maaf.... saya tidak sengaja." Ucap laki-laki itu dengan raut wajah yang tak terbaca. "

Dengan wajah yang menahan rasa sakit di kaki, Fera berusaha melihat ke arah suara yang meminta maaf.

Ternyata laki-laki yang ada di hadapannya adalah seorang tentara yang berwajah tampan dan gagah. Sambil menahan sakit di kaki Fera berusaha menjawab. Iya tidak apa, ini bukan karena sengaja (Sahut Fera).

...Matius 5:13 (TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang....

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

santo umur ssh hampir 50 thn, biat laki2 ssh warning! laki2 memasuki umur doatas 40 thn sedang mengalami puber ke dua. dgn keinginan yg tinggi dan nafsu yg menggebu gebu. tp sayang fisik sdh tdk menunjang. organ intim adh menurun ereksinya yg ketika msh muda di bawah 40 thn mah keras,kencang skrg sdh menurun semua tingkat ereksi kencang sdh tinggal 75%
sdh mulai bergeloyor,berjengger,kapalan.
apalagi durasi sdh diluar ofset,nafsu doang tenaga engga ada.baru masuk sdh keluar! 😁 gaya banget nikah sama yg muda! bentar lagi istri mudanya lg hot hot nya dia udh payah, biasanya ingin menunjukkan ke kuatannya minum obat kuat. itu menuju kemarian dan kehancuran. krn obat kuat efek sampibgnya bisa melemahkan jantung,syaraf2 bisa steock, darah tinggi gagal ginjal.
bentar lg pensiyn kerka di bank ada batas umur. cari penyakit tdk safar fisik.

2024-05-17

0

Eti Rahmawati

Eti Rahmawati

mampir

2022-01-17

0

เลือดสีน้ำเงิน

เลือดสีน้ำเงิน

jejak dukungan 👍🏻 salam persahabatan

2021-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Terluka
3 Pulang ke Rumah
4 Tiba di rumah
5 Menunggu Pesan untuk Kembali Mengucapkan Terimakasih.
6 Menetapkan Pilihan
7 Puasa
8 Tiba di Bali
9 Menikmati Liburan
10 Menentukan tempat wisata.
11 Hari yang Indah
12 Menikmati Keindahan Pantai Kuta
13 Momen di pantai Kuta
14 Badai pasti berlalu
15 Duduk Bersama
16 Pulang
17 Semangat
18 Akhir Liburan
19 Wanita Lain
20 Tanpa Kabar
21 Air Terjun Sekumpul
22 Keindahan Air Terjun Sekumpul
23 Menikmati Sejuknya Air
24 Pulang ke Hotel
25 Tidak Bersemangat
26 Kebohongan Yang Terjadi
27 Permintaan Yang Sulit
28 Ku Percaya Jnji-Mu
29 Rawat Inap
30 Pangggilan Baru
31 Lahir Anak Kembar
32 Kembali ke Jakarta
33 Autor
34 Kebohongan Mulai Terbongkar
35 Kenyataan yang Pahit
36 Sarapan Untuk Laura
37 Pulang ke Rumah
38 Nonton Bioskop
39 Kado Untuk Laura
40 Bersukacita senantiasa
41 Menabrak Trotoar
42 Jalan Kaki
43 Baju Bekas
44 Ada Maling
45 Di Bekukan
46 Tabur Tuai
47 Flashback
48 Handphone Baru
49 Surat Gugatan Cerai
50 Bercerai atau Penjara
51 Masalah Semakin Rumit
52 Pertimbangan
53 Rumah Baru
54 Menyesal Tua Tiada Berguna
55 Rawat Inap
56 Kehidupan yang Berbeda
57 Pulang Dari Rumah Sakit
58 -
59 Reaksi Laura
60 DiHardik
61 Mencari Alasan
62 Mimpi
63 Sidang Perceraian
64 Bicara Soal Uang
65 Keputusan Yang Sulit
66 Usaha Baru
67 Kembali ke Indonesia
68 Semangat Memulai
69 Aktivitas Baru
70 Mulai Bekerja
71 Gaya Hidup
72 Merindukan Ayam Rica-Rica
73 Ayam Goreng
74 Mie Instan
75 Siapa Orang Itu?
76 Kesempatan Bertemu
77 Kopi untuk Suami
78 Ulah Cindi dan Fera
79 Nonton Bersama
80 Jalan-jalan
81 Laura Pingsan
82 Histerektomi
83 Sadar dari Efek Bius
84 Kenangan Lama
85 Kejutan untuk Sinta
86 Tinggal di Kontrakan
87 Bingung Menetapkan Pilihan
88 Usaha
89 Pelakor
90 Menunggu Jawaban
91 Berita Tak Terduga
92 Makan Bersama
93 Memperbaiki Diri
94 Kehidupan Santo
95 Menjual Jam Tangan
96 Positif
97 Pertanyaan yang Mengganjal di Hati
98 Bergabung dalam Grup
99 Ibu Tunggal
100 Bertemu Santo
101 Nonton Bersama Fera dan Cindi
102 Karena Kebaikan
103 Kata-kata Motivasi
104 Kapan Menikah?
105 Istriku Seorang Penolong
106 Bertemu Donatur
107 Bicara Soal Anak
108 Ajakan Teman Lama
109 Reuni
110 Nostalgia
111 Dia?
112 Ban Bocor
113 Mengampuni
114 Kecemasan
115 Hari Minggu
116 Sahabat Papa
117 Ingin Bercerai
118 Makan Siang Bersama
119 Alasan Lion
120 Bertemu Ibu Karina
121 Mengungkapkan Isi Hati
122 Saling Mengampuni
123 Kehilangan untuk Kedua Kalinya
124 Dua Bulan Kemudian
125 Konseling Pra-Nikah
126 Tujuan Menikah
127 Kembali ke Rumah
128 Malam yang Mendebarkan
129 Aku Mengambil Engkau
130 Siapa Wanita Itu?
131 Siapa Wanita Hamil Itu?
132 Kado Liburan
133 Tak Berkutik
134 Lion Pulang ke Rumah
135 Ancaman
136 Tidur di Kamar Lain
137 Baju Semalam
138 Menunggu
139 Mengompres Mata yang Bengkak
140 Pisah Ranjang
141 Sedikit Melunak
142 Makan Bersama
143 Mulai Terungkap
144 Titik Terang
145 Bukti Baru
146 Menangis Meratapi Nasibnya
147 Cinta yang Tulus dari Orang yang Tepat
148 Kehadiran Liana
149 Di Siram Air
150 Sifat Asli
151 Terlambat Pergi Kerja
152 Berbohong
153 Makan di Rumah
154 Marah
155 Menikmati Liburan
156 Kedatangan Tamu
157 Surat Resmi
158 Pembukaan Satu
159 Butuh Perhatian
160 Bawaan Sejak Lahir
161 Tidak Ada Simpati
162 Kenyataan Pahit
163 Jujur
164 Memasak untuk Suami
165 Bertemu Teman Lama
166 Nasehat Sahabat
167 Melayani Riko
168 Mengecewakan
169 Galau
170 Kebenaran Mulai Terungkap
171 Rasa Putus Asa
172 Rencana ke Luar Negeri
173 Panik
174 Menyusul Liana
175 Tidak Sesuai Rencana
176 Bersemangat
177 Bertemu Liana
178 Kejadian Tak Terduga
179 Tersenyum Lega
180 Berita yang Membuat Panik
181 Kedatangan Polisi
182 Dia Anakku
183 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
184 Nomor Orang Tua
185 Kabar Buruk
186 Bertemu Riko
187 Di Tahan
188 Rasa Kecewa Orang Tua
189 Sidang
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Terluka
3
Pulang ke Rumah
4
Tiba di rumah
5
Menunggu Pesan untuk Kembali Mengucapkan Terimakasih.
6
Menetapkan Pilihan
7
Puasa
8
Tiba di Bali
9
Menikmati Liburan
10
Menentukan tempat wisata.
11
Hari yang Indah
12
Menikmati Keindahan Pantai Kuta
13
Momen di pantai Kuta
14
Badai pasti berlalu
15
Duduk Bersama
16
Pulang
17
Semangat
18
Akhir Liburan
19
Wanita Lain
20
Tanpa Kabar
21
Air Terjun Sekumpul
22
Keindahan Air Terjun Sekumpul
23
Menikmati Sejuknya Air
24
Pulang ke Hotel
25
Tidak Bersemangat
26
Kebohongan Yang Terjadi
27
Permintaan Yang Sulit
28
Ku Percaya Jnji-Mu
29
Rawat Inap
30
Pangggilan Baru
31
Lahir Anak Kembar
32
Kembali ke Jakarta
33
Autor
34
Kebohongan Mulai Terbongkar
35
Kenyataan yang Pahit
36
Sarapan Untuk Laura
37
Pulang ke Rumah
38
Nonton Bioskop
39
Kado Untuk Laura
40
Bersukacita senantiasa
41
Menabrak Trotoar
42
Jalan Kaki
43
Baju Bekas
44
Ada Maling
45
Di Bekukan
46
Tabur Tuai
47
Flashback
48
Handphone Baru
49
Surat Gugatan Cerai
50
Bercerai atau Penjara
51
Masalah Semakin Rumit
52
Pertimbangan
53
Rumah Baru
54
Menyesal Tua Tiada Berguna
55
Rawat Inap
56
Kehidupan yang Berbeda
57
Pulang Dari Rumah Sakit
58
-
59
Reaksi Laura
60
DiHardik
61
Mencari Alasan
62
Mimpi
63
Sidang Perceraian
64
Bicara Soal Uang
65
Keputusan Yang Sulit
66
Usaha Baru
67
Kembali ke Indonesia
68
Semangat Memulai
69
Aktivitas Baru
70
Mulai Bekerja
71
Gaya Hidup
72
Merindukan Ayam Rica-Rica
73
Ayam Goreng
74
Mie Instan
75
Siapa Orang Itu?
76
Kesempatan Bertemu
77
Kopi untuk Suami
78
Ulah Cindi dan Fera
79
Nonton Bersama
80
Jalan-jalan
81
Laura Pingsan
82
Histerektomi
83
Sadar dari Efek Bius
84
Kenangan Lama
85
Kejutan untuk Sinta
86
Tinggal di Kontrakan
87
Bingung Menetapkan Pilihan
88
Usaha
89
Pelakor
90
Menunggu Jawaban
91
Berita Tak Terduga
92
Makan Bersama
93
Memperbaiki Diri
94
Kehidupan Santo
95
Menjual Jam Tangan
96
Positif
97
Pertanyaan yang Mengganjal di Hati
98
Bergabung dalam Grup
99
Ibu Tunggal
100
Bertemu Santo
101
Nonton Bersama Fera dan Cindi
102
Karena Kebaikan
103
Kata-kata Motivasi
104
Kapan Menikah?
105
Istriku Seorang Penolong
106
Bertemu Donatur
107
Bicara Soal Anak
108
Ajakan Teman Lama
109
Reuni
110
Nostalgia
111
Dia?
112
Ban Bocor
113
Mengampuni
114
Kecemasan
115
Hari Minggu
116
Sahabat Papa
117
Ingin Bercerai
118
Makan Siang Bersama
119
Alasan Lion
120
Bertemu Ibu Karina
121
Mengungkapkan Isi Hati
122
Saling Mengampuni
123
Kehilangan untuk Kedua Kalinya
124
Dua Bulan Kemudian
125
Konseling Pra-Nikah
126
Tujuan Menikah
127
Kembali ke Rumah
128
Malam yang Mendebarkan
129
Aku Mengambil Engkau
130
Siapa Wanita Itu?
131
Siapa Wanita Hamil Itu?
132
Kado Liburan
133
Tak Berkutik
134
Lion Pulang ke Rumah
135
Ancaman
136
Tidur di Kamar Lain
137
Baju Semalam
138
Menunggu
139
Mengompres Mata yang Bengkak
140
Pisah Ranjang
141
Sedikit Melunak
142
Makan Bersama
143
Mulai Terungkap
144
Titik Terang
145
Bukti Baru
146
Menangis Meratapi Nasibnya
147
Cinta yang Tulus dari Orang yang Tepat
148
Kehadiran Liana
149
Di Siram Air
150
Sifat Asli
151
Terlambat Pergi Kerja
152
Berbohong
153
Makan di Rumah
154
Marah
155
Menikmati Liburan
156
Kedatangan Tamu
157
Surat Resmi
158
Pembukaan Satu
159
Butuh Perhatian
160
Bawaan Sejak Lahir
161
Tidak Ada Simpati
162
Kenyataan Pahit
163
Jujur
164
Memasak untuk Suami
165
Bertemu Teman Lama
166
Nasehat Sahabat
167
Melayani Riko
168
Mengecewakan
169
Galau
170
Kebenaran Mulai Terungkap
171
Rasa Putus Asa
172
Rencana ke Luar Negeri
173
Panik
174
Menyusul Liana
175
Tidak Sesuai Rencana
176
Bersemangat
177
Bertemu Liana
178
Kejadian Tak Terduga
179
Tersenyum Lega
180
Berita yang Membuat Panik
181
Kedatangan Polisi
182
Dia Anakku
183
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
184
Nomor Orang Tua
185
Kabar Buruk
186
Bertemu Riko
187
Di Tahan
188
Rasa Kecewa Orang Tua
189
Sidang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!