Yang Tak Kasat Mata

Yang Tak Kasat Mata

Chapter 1

Klara Di Dunia Lain

Tak lama ini aku datang ke Yogyakarta niatnya untuk membuat tugas mata kuliah. "Aku sebenarnya tidak ingin menceritakan semua ini padanya tapi aku merasa aku harus menceritakannya".

#Klara : Seorang Gadis yang sedang mengerjakan tugas kuliah

#Rizal: Pacar Klara

#Kakek Edward: Kakek Klara

#Nenek Rondo: Hantu Penunggu Hutan

Aku kesal pada dedaunan yang berguguran, aku terdiam namun tak jua aku dapatkan, berdiam diri tak akan membuat perubahan, nestapa di ujung sayap ketika aku berjalan di tengah jalan. Sayup-sayup suara terdengar. "Seperti ada yang memanggilku" tanya Klara dalam batinnya, dia sedang melukis sebuah pemandangan pepohonan di tepi danau, danau yang indah begitu cantik ditambah dengan perahu, kemudian aku melihat pula ada seekor burung camar yang indah dia terbang bersama kawanannya bermesraan di ujung gunung dekat pepohonan. Warna hijaunya pohon kala itu seperti menyeimbangkan dan menyelaraskan antara hati jiwa serta fikiran, aku tak menampik bahwa sore memberi udara dan semangat sendiri kala aku bersepeda dan mencari udara sore di dekat danau ini. Begitupun dengan indahnya kebun teh yang terdampar hangat dan sejuk, sore yang senja bertabur mimpi yang di temani suara indah burung camar.

Aku terharu ketika aku melukis sambil mendengarkan lagu lewat MP3 di smartphone milikku, saat itu waktu menunjukkan pukul 5 sore. Aku merasa masih ada sedikit waktu untuk bermain di danau ini. Saat ini tidak banyak tugas sekolah yang harus aku buat, tugas mata kuliahnya adalah Sosiologi aku harus membuat banyak data dan informasi tentang perkebunan disini. Untungnya perkebunan teh disini adalah milik kakekku, meskipun aku bisa membuat tugas mata kuliahku, tetapi tetap saja aku tidak bisa sembarangan berada disini.

Tepat jauh di dekat danau kurang lebih 5 km ada sebuah hutan, disana kata para penduduk ada sebuah rumah angker yang tak berpenghuni dan banyak orang yang datang kesana tapi tak berhasil pulang kembali ke rumahnya, ya bisa jadi mereka semua menghilang dan tak ada jejak mereka sama sekali, bahkan hewanpun juga tak ada alias sepi dan angker.

Aku Klara yang sejak masih kecil mempunyai indra ke enam, aku sangat penasaran dengan cerita yang warga setempat yang sangat terkenal itu, sempat adu memutuskan untuk mencari tahu tentang keberadaan rumah angker di dekat hutan tersebut tetapi aku sering sekali tidak jadi berangkat ke hutan itu karena banyak tugas kuliah yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Entah kenapa cuaca di danau ini jadi aneh sekali sekarang tiba-tiba hujan aku mengira hujan hanya sedikit tapi semakin lama semakin deras aku pun berteduh di bawah dekat rindangnya pohon besar dekat danau. Saat itu memang kondisi danau sangat sepi dan tak ada orang, sambil menunggu tiba-tiba ada suara seperti seorang perempuan sedang menangis aku kemudian mencari suara tersebut tapi tiba-tiba hilang. Lalu saat hujan reda aku pun beranjak pulang sambil mengendarai sepedaku awalnya tugas mata kuliahku hampir selesai karna tadi hujan jadi basah deh. Kemudian saat aku beranjak pulang dengan sepedaku tiba-tiba ada kabut asap menyelimutiku aku tidak bisa jalan, perasaan aku sangat takut dan akhirnya aku menemukan sebuah jalan ke arah tempat hutan angker yang terkenal itu.

Aku sangat takut, kemudian saat itu aku baru sadar kalau aku ternyata tersesat. Aku berusaha mencari bantuan dan aku tinggalkan sepeda aku di ujung bibir dekat danau, begitu pula dengan lukisanku.

Hari mulai gelap, tak ku temui jalanan tiba-tiba tanganku tersangkut dahan pohon aku menjerit ketakutan aku sangat takut tapi aku hanya sendirian, disana aku menemukan sebuah rumah angker. Aku tak sengaja masuk, karna aku perlu tempat untuk berteduh karna sangat gelap sekali, ditambah dengan suara angker di dekat hutan. Aku pun menangis tersedu-sedu, sambil meminta tolong aku juga tak kuat karna aku kelaparan.

Semirik suara jangkrik tapi terdengar sangat seram bagiku ditambah dengan suara anjing hutan saat itu, malam sangat dingin baju aku basah tak ku temui makanan disini. Rumah ini sangat sepi dan tak berpenghuni, kemudian aku dengar ada suara musik ternyata datangnya dari sebuah radio usang, aku kaget kenapa radio ini bisa berputar sendiri. Tiba-tiba ada sekelibat bayangan yang menghampiri aku seperti sosok nenek. Dia seperti melihat aku, aku berusaha bersembunyi. Kemudian suaranya mengagetkan aku ternyata nenek-nenek itu adalah pemilik rumah angker ini. Tadinya aku mengira tak ada penghuninya, ternyata yang tinggal di rumah kosong ini adalah sang nenek penjual gorengan dia berkilah bahwa di melihatku di dekat danau tapi karna aku takut jadi aku lari. Dia sebenarnya hanya ingin menolongku, katanya.

Hampir saja jantungku mau copot, akhirnya aku meminta izin pada nenek yang bernama Nenek Rondo untuk menginap di rumahnya karna hari sudah gelap dan malam. Nenek Rondo bercerita bahwa dia sudah lama tinggal di dekat hutan ini, dia kondisinya memang sering sakit-sakitan dan tak ada warga yang mau menolongnya, kemudian aku berinisiatif untuk menolong Nenek Rondo dan memberikan dia obat karna dia sedang sakit parah sementara dia hanya hidup sebatang kara.

Kala itu matahari bersinar menyinari di pagi hari, saat itu aku sudah bergegas untuk keluar dari hutan angker tersebut bersama dengan Nenek Rondo, akhirnya aku dan Nenek Rondo berjalan bersama menelusuri hutan, jalan demi jalan kami tapaki sayup-sayup terdengar suara seekor burung gagak. "Kenapa tiba-tiba jalannnya jadi beda?" Kataku. Saat itu Nenek Rondo dan Aku hampir tersesat di dekat bibir hutan, tapi kemudian kami menemukan jalan keluar dari hutan angker dan aku menemukan sepeda yang kemarin aku tinggalkan. Saat itu sambil aku membawa sepeda aku sambil mengobrol dengan Nenek Rondo tapi setelah sampai di bibir danau tiba-tiba ada yang memanggilku ternyata itu suara pacarku Rizal, dia bilang dia bersama kakekku mencari aku sedari tadi malam di danau hingga ke hutan tapi tak berhasil menemukan aku, aku bilang aku bersama Nenek Rondo. Tapi tiba-tiba Nenek Rondo menghilang, aku kaget seketika bulu kudukku berdiri. Aku tak sanggup bercerita kepada Rizal pacarku tentang kejadian yang baru saja aku alami. Kemudian aku memeluk Rizal karna aku sangat letih akhirnya aku pingsan dan Rizal bersama kakekku membawaku pulang.

Ternyata kejadian itu telah terjadi berbulan-bulan lamanya, ternyata aku hilang telah lama. Entah apa yang membawaku hingga kembali kedunia ini, semua seolah bagai mimpi aku seperti terbawa ke bawah alam bawah sadar, seperti ada makhluk asing yang membawaku ke sebuah tempat yang tak aku ketahui. Saat itu seberkas sinar cahaya seperti membawaku kembali, entahlah semua sangat rumit untuk aku ceritakan.

Entahlah pengalaman waktu itu membuat aku tak berani ke danau angker dekat hutan itu lagi. Ternyata Nenek Rondo adalah sosok hantu penghuni hutan dan danau tersebut. Kemudian Rizal membantuku dia selalu menemani aku supaya aku tidak trauma dekat kejadian yang penah menimpaku. Kemudian aku mencium Rizal "Terimakasih Sayang" ucapku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!