BYUURRR!
Joe datang tepat pada waktunya, hingga Arumi tak terlalu lama tenggelam dalam dinginnya air kolam yang di penuhi ikan predator yang cukup agresif.
Joe mulai keluar dari dalam kolam tersebut, ia sigap menggendongnya ke daratan. Arju yang hendak pergi mulai berbalik dan menatap Joe sengit.
"Apa yang kau lakukan! Beraninya kau mengeluarkan wanita itu tanpa perintahku!" Bentak Arju marah. Joe berdiri dan menghampiri Arju.
"Minggir!" Ucap Joe sinis.
"Apa?! Beraninya kau memerintahku!" balas Arju marah. Joe mendobrak bahu Arju hingga ia tersenggol dan oleng ke kiri.
"Agh! Beraninya kau! Joe! Kembali!" Teriak Arju. Joe tak menggubris, ia mulai membawanya ke klinik khusus, yang ada di kediaman tersebut.
Beberapa menit kemudian...
Joe berdiri di depan kamar Arumi, kemudian beberapa orang mulai tiba. Ny, Hesty, nenek arju juga Aluna. Mereka panik dan menerobos masuk ke dalam kamar pasien klink tersebut.
"Joe! Apa yang terjadi?!" Tanya Ny Hesty panik.
"Entahlah, saat saya tiba di sana, nona muda sudah tenggelam" Balasnya dingin.
"Anak bodoh! Untung saja dia tidak di makan para penghuni kolam itu!" Marah Ny. Hesty.
"Astaga, cucuk menantuku yang cantik, apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu ceroboh sekali! Sudah ibu bilang, sebaiknya kita tak usah memelihara ikan-ikan besar itu! Sangat membahayakan. Untung saja cucuk menantuku dalam keadaan beruntung, jika tidak! Matilah dia!" Histeris Nenek Arju (Ny. Rose)
"Nenek, apakah kakak baik-baik saja?" Tanya Aluna panik.
"Tentu, dia pasti baik-baik saja. Gadis itu sungguh sangat malang, sudah beberapa kali, sejak ia masuk ke rumah kita. Ia hendak mati, beberapa kali. Sungguh nahas sekali nasibnya. Padahal dia sangat baik" Ucap Nenek Arju.
"Sudahlah buk! Jangan bicara yang tidak jelas begitu! Aku sangat panik, kita doakan saja yang terbaik untuknya"
"Ia, ibu pikir juga begitu" Ucap Nenek Arju mulai tenang.
Ny. Hesty mulai keluar kamar tersebut, kemudian ia menatap Joe yang tampak pucat, pakaiannya basah kuyup dan belum sempat ia ganti.
"Joe, mana Arju?" Tanya Ny Hesty menatap jam di lengan kiriny.
"Tuan Arju bilang, ia akan menemui seseorang" Balas Joe menurunkan atensinya terlihat paruh.
"Menemui? Seseorang?" Ny Hesty tampak heran, tangannya mulai di kepal erat-erat dan tampak jelas kemarahan di matanya.
"Anak bodoh itu! Lagi-lagi dia terlibat! Joe, cari tahu kemana dia pergi, lalu kabari aku" Ucap Ny Hesty. Joe pun mengangguk dan segera berangkat.
Ny Hesty mulai terduduk di kursi ruang tunggu klinik itu "Hem... Bagus, Nampaknya Ibu mertua ku sudah hibnotis dengan pesona Arumi. Tak akan lama lagi, seluruh kekuasaan yang di milikinya. Akan jatuh ke tangan putraku... ini lebih baik di selesaikan secepat mungkin. Agar kelak , wanita itu tak bisa mengusik kluarga ini lagi. Arumi, bersiaplah untuk merayu nenek mu untuk menandatangani sesuatu" Bathin Ny Heaty menyeringai.
***
Arumi mulai sadar, ia membuka matanya pelan, perlahan ia merubah posisinya menjadi duduk.
"Dimana ini?" Tanya Arumi. Nampaknya Aluna dan Nenek Rose beserta Aluna telah pergi sedari tadi. Arumi menatap pakaianannya yang sudah berbeda.
"Ah! Siapa yang mengganti pakaianku?" Pekik Arumi seraya menarik selimut untuk menutupi kepalanya yang tanpa hijab itu.
Arumi mulai memutar bola matanya, sesaat ia ingat, betapa sakitnya saat Arju mendorong tubuhnya hingga jatuh ke dasar kolam yang berbau amis itu. "Uhuk! Uhuk! Tuan Prince Lee! Kenapa anda melakukan ini? Apakah anda tak sengaja? Atau hanya bercanda? Atau mungkin, selama ini... andalah yang ingin aku mati?" Bathin Arumi menggumam.
Tok! Tok! Pintu di ketuk, Arumi mulai mengihinkan seseorang itu untuk masuk.
KLEK! pintu terbuka, sesosok tubuh mungil mulai masuk. Itu adalah Aluna, tangannya membawa sesuatu.
"Kakak, kamu baik-baik saja?" Tanyanya. Arumi mulai tersenyum.
"Ah, manisnya... Aluna, sini..."
"Kakak, Apakah lukamu sudah lebih baik?" Tanya Aluna mulai mendekat.
"Tak apa, tak ada yang serius" Balas arumi. Aluna pun duduk di pinghir ranjang dan menyerahkan sekotak sup kecambah.
"Kakak bilang tak serius? Lain kali jangan main di kolam itu lagi ya! Kolam itu sangat berbahaya. Banyak ikan predator yang kelaparan.
Anjing kak Arju saja sampai habis dan tersisa kalungnya saja setelah masuk kolam tersebut" Jelas Aluna, Arumi mulai melotot dan kaget, ia berdidig ngeri saat mendengar penjelasan bocah berusia tujuh tahun itu.
"Apa! Sungguh menyeramkan!" Pekik Arumi menarik selimutnya.
"Makannya, lain kali ingat pesan aluna. Oh ia, nenek bilang sup ini sangat baik untuk perempuan"
"Wah, Apa ini?" Arumi mulai membuka kotak makan itu dan mulai berselera setelah melihat isi di dalamnya.
"Makan yang banyak kak"
"Ia, aku akan memakannya"
"Oh ia. Kak, kapan kakak akan meracik kosmetik, Aluna ingin ikut meraciknya. Apakah anak kecil bisa melakukannya?" tanya Aluna.
"Tentu saja bisa, tak ada zat yang berbahaya. Semuanya di buat dengan bahan herbal... jadi sangat aman"
"Wah, sungguh! Aluna sangat tak sabar. Kakak cepatlah sembuh! Aluna ingin segera membuatnya bersama kakak. Aluna sudah tak sabar" Aluna menggelendong di sikut Arumi tampak sangat dekat.
"Oh ia Aluna, Kenapa kak Arumi tak pernah melihat ibu Aluna... Apakah ibu Aluna selalu sibuk bekerja ya?" Tanya Arumi.
Aluna nampak sedih, Ia menekuk wajahnya dan tak kembali menatap Arumi, Arumi jadi bersalah "Aluna, tak apa jika Aluna tak ingin menceritakannya pada kakak. Kakak minta maaf karna pertanyaan kakak menyinggung Aluna" Aluna pun menoleh setelah mendengar kerendahan hati Aruni.
"Kakak, sebenarnya...sebenarnya Ayah dan Ibu ku sudah meninggal satu tahun yang lalu, tapi... saat semuanya meninggal. Hanya aluna yang bisa selamat" Ucap Aluna sendu. Arumi yang tak tega melihat penderitaan Aluna saat menceritakan kisah dukanya itupun
mulai memeluk Aluna. Arumi mulai mencium kening Aluna lembut.
"Aluna, maafkan kakak karna telah lancang mengusik masa lalu Aluna yang mengirih hati ini. Kakak janji, kakak akan menyanyangi Aluna dengan baik. Sebab kakak tahu, bagai mana rasanya kehilangan orang yang paling berharga dan kita cintai di dunia ini, Jadi... Aluna jangan sedih lagi ya!" Arumi memeluk erat aluna hingga Aluna merasa nyaman dalam dekapan Arumi.
Tanpa sadar, gadis kecil berusia tujuh tahun itu mulai membalas pelukan Arumi seraya menangis.
"Kakak Arumi, terimakasih... setidaknya beban dan kenangan kelam Aluna sedikit hilang karna delapan hangat kak Arumi yang terasa sama seperti ibuku" Aluna menangis sesegukan. Arumi pun tersenyum.
"Aluna, jika Aluna mau. Aluna busa panggip kakak Arumi dengan sebutan ibu. Kak Arumi tak akan marah saat Aluna menyebut kata itu" Jelas Arumi. Aluna pun tercengang dan mulai melepas pelukan Arumi. Aluna mematap dua bola mata Arumi, Aluna simak dua pupilnya mulai membesar.
"Kakak yakin?" Tanya Aluna. Arumi mengangguk "Tentu saja. Kakak akan sangat senang jika Aluna mau menerima kakak" Ucap Arumi. Alunapun mulai melebarkan senyumnya dan memeluk Arumi.
"Ibu! Ibu... Ibuuu! Aku menyanyangimu..." Ucap Aluna seraya mendekap Arumi erat. Arumi tersenyum seraya membalas "Ibu juga sangat menyanyangimu" Balas Arumi memeluk Aluna lembut. Tanpa di sadari ke duanya. Seseorang menatap kedekatan mereka. Itu adalah Ny. Rose yang membawa sekotak kudapan buatannya.
"Aluna... nenek belum pernah melihat senyuman mu yang tulus itu. Meski kamu sering tertawa, tapi... sebagian tawa itu adalah topeng untuk menghempas keperihanmu... Kini, nenek lihat.Ada sebuah ketulusan dalam mata mu. Arumi, kamu memang anak yang sangat baik.Terimakasih karna telah hadir di istana dingin penuh kebusukan ini. Ku harap, kamu bisa mengubah seluruh takdir buruk di rumah ini..." Bathin Ny Rose.
Tampaknya, setelah kejadian ini. Arumi makin waspada dan berhati-hati. Ia tak semestinya percaya pada siapapun di rumah itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments