Permintaan...

Siang harinya...

Di kamar pengantin yang masih terasa wangi bunga melati, Arju terduduk di sofa ruangan tersebut. Tangannya memegangi sebuah buku, tapi nampaknya ia sangat canggung karna kejadian tadi pagi. Ia tak sengaja mendorong Arumi dan hendak menciumnya. Meski ia tampak tengah membaca buku, tapi matanya terus menatap Arumi intrens.

"Sedang apa wanita bodoh itu" Bathin Arju penuh penasaran. Arumi masih acuh pada tatapan suaminya, Ia mulai merasa tak nyaman hingga mulai bangun dan berjalan keluar pintu. Arumi mulai membuka pintu kamar tersebut, kemudian saat ia keluar. Arju mendengar suara Joe yang mulai menyambut Arumi.

"Selamat pagi nona muda" Ucapnya. Arju mulai menaruh buku tersebut dan mulai ikut keluar. Arumi nampak tersenyum pada Joe seraya menjawab pertanyaannya "Selamat pagi tuan Joe, Apakah anda tidur nyenyak malam ini?" Tanya Arumi. Joe mengangguk, tubuh tegaknya beberapa kali membungkuk untuk merespon pertanyaan Arumi. Arju nmpaknya tak senang, iapun menegur Arumi, "Ya! Ya! Kenapa kau menyapa pengawalmu begitu lembut! Kau bahkan tak bertanya begitu padaku?! Kau sungguh menyebalkan" Ucap Arju marah.

Arumi menoleh dan menatap suaminya, "Kenapa anda berfikir saya akan menyapa anda? Bukankah saya tak cukup berharga? Minta saja nona Clara melakukannya? Kita impaskan?" Ucap Arumi ketus. Sontak jawaban tersebut membuat Arju makin marah.

"Kau dasar bodoh!" Bathin Arju. Joe menatap Arumi lalu tersenyum, ia mulai mengeluarkan selembar saputangan dan menyerahkannya pada Arumi.

"Nona muda, ini..."Ucap Joe, Arumi yang sedari tadi menatap dedaunan di lobby mulai menoleh ke arah Joe, begitupun Arju.

"Eh? Apa ini?" Tanya Arumi menatap saputangan tersebut, lalu menatap Joe. Arju nampaknya tak senang dengan kedekatan mereka.

"Ini adalah saputangan anda... Terimakasih sudah membantu membersihkan sisa kotoran kemarin" Ucap Joe. Arumi mulai mengingatnya.

"Lho? Ini saputangan yang kemarin kah? Kenapa nampak bersih? Bukahkah kemarin sangat kotor? Bahkan aku lupa menjatuhkannya di mana" Arumi pun mengambilnya lalu mengendusnya.

"Wangi! Apakah tuan Joe mencucikannya untukku?" Tanya Arumi. Joe mengangguk seraya sedikit tersenyum. Arju sungguh marah melihat kedekatan Arumi dan Joe siang itu. Ia sangat canggung, ia ingin ikut bercengkrama atau mengobrol, tapi ia tak tahu harus memulainya dari mana.

"Ia, saya mencucinya semalam, saya kira saputangan itu sangat belarti. Saya lihat ada ukiran nama nona Arumi, saya pikir itu sangat berkesan untuk anda"

"Jawaban anda tepat tuan" Balas Arumi. Joe tersenyum dan mengangguk, lalu ia pun mundur kemudian pamit.

"Ahemm!" Erang Arju, Arumi yang tersenyum-senyum seraya mengendus saputangan itupun mulai menengok ke arah Arju.

"Ada apa tuan Prince Lee. Jika kau sakit segeralah pergi ke dokter, jangan biarakan penyakit anda menular pada semua orang" Jelas Arumi mengejek suaminya seraya pergi ke arah taman. Arjupun makin marah pada istrinya.

"Hey! Kau! Kau berani nya bicara dan mendoakan suamimu seperti itu!"

"Tapi anda bukan suami saya. Pernikahan ini adalah kesepakatan kan, jadi... dua bulan lagi, semuanya akan berakhir" Jelas Arumi terus berjalan menjauhi suaminya. Akhirnya Arju sadar, ia tak seharusnya marah-marah pada Arumi tanpa sebab.

"Haiiish! Baiklah... terserah padamu! Dasar gadis bodoh!" Bentak Arju seraya memukul dinding. Tak berselang lama ponselnya pun berdering.

Trrrrt... Arju mulai mengangkatnya. "Hallo..."

"Hai sayang, hari ini aku ada pemotretan. Apakah kamu bisa datang?" Tanya Clara.

"Tentu saja, lagi pula... sudah dua hari kita tidak bertemu" Balas Arju. Tanpa sadar, Arju mengobrol di telpon seraya terus berjalan-jalan santai. Kakinya mulai terhenti di area taman, tangan Arju yang tak sadar itu pun, memetik setiap dedaunan di taman tersebut sambil bercengkrama riang.

"Baiklah, aku akan datang, tunggu beberapa saat lagi..."

"Baiklah!" Balas Clara. Arju menutup ponselnya dan mulai terduduk di salah satu anak tangga, matanya liar menatap sekeliling. Taman halam rumahnya memang indah hingga tempat tersebut selalu membuatnya nyaman. Saat Aruju memandang ke depan, tak sengaja ia melihat Arumi yang sedang asyik menyirami tanaman dengan sebuah selang air di genggamannya.

Air tersebut di ciprat-cipratkan hingga terlihat sangat indah, bulir air tersebut tersinari matahari siang itu hingga terlihat seperti biasan cahaya yang berwarna.

"Indah..."ucapnya.

Arju menatap istrinya yang tampak konyol saat sedang bermain air di selang itu.

"Aneh. Kenapa wanita itu tampak sangat senang saat bermain air seperti itu, Dasar wanita aneh" Bathin Arju seraya menyematkan senyum nya.

"Dia memang tak pernah membuatku bosan" Bathin Arju. Tak berselang lama, Joe datang dan menyapa Arumi "Siang nona, nyonya besar menyuruh saya memanggil tuan muda Arju, tapi saya tidak bisa menemukannya, apakah anda melihatnya?" Tanya Arumi. Arju kaget, saat mendengar bahwa ibunya sedang mencarinya. Akhirnya Arju memutuskan untuk bersembunyi di balik bunga-bunga itu.

"Eh? Tuan prince Lee ya?" Tanya Arumi. Arumi celingukan mencari di sekitar taman, "Tadi saya melihatnya di sebelah sana" Tunjuk Arumi ke arah koridor kamarnya. Arju yang melihat istrinya yang tampak waspada itu mulai membenamkan wajahnya di balik parit. Joe pun menganguk "Terimakasih nona muda"

"Tak masalah"

Melihat joe yang telah mengunci targetnya itu membuat Arju menggumam, "Wanita gila, bisa-bisanya dia menunjuk tempat persembunyianku! Aku tak ingin bertemu ibuku dan habis di omelinya" Bathin Arju.

"Kalau begitu saya pamit" Ucap Joe mulai menuju Arah yang di tunjuk Arumi.

"Hati-hati tuan Joe" Seru Arumi sambil menggoyangkan telapak tangan kirinya. Joe tak menoleh tapi ia tampak senang. Bibirnya menyeringai dan pipinya mengembung. Arju saksikan jelas raut wajah Joe saat itu, Arju sadari sesuatu, Arju sadar bahwa Joe tampak sangat menyukai istrinya. Itu sebabnya joe terlihat sangat senang.

"Keterlaluan! Joe... jangan-jangan dia menyukai istriku!" Bathin Arju kesal. Arumi masih menyirami bunga-bunga di sana.

"Oh, ia... sebelah sini belum di siram, kasihan... kalian pasti haus" Ucap Arumi seraya mulai mengarahkan selang air itu ke tempat persembunyian Arju. Akhirnya Arju yang sedari jadi mengumpat di bawah parit dan terus menatap Joe sebal mulai basah kuyup di guyur Arumi.

BYUUURR!

"Ah! Ahhhh! Huaaa! Apa-apaan ini!" Teriak Arju seraya keluar dengan sangat marah. Tubuhnya benar-benar basah kuyup.

"Eh? Bukankah anda tuan Prince Lee? Kenapa anda ada di sana?" Tanya Arumi polos.

"Apa yang kau lakukan gadis bodoh!" Pekik Arju marah besar, ia mulai menatap Arumi tajam.

"Eh? Aku sedang menyiram tanaman? Kenapa tuan Peince Lee ada di bawah parit? Apakah anda sedang mencari jangkrik?"

"Jangkrik?" Arju mulai bingung.

"Apakah tak ada hal lain? Anda sungguh kurang kerjaan. Haaah...Tuan Prince Lee kenapa anda jadi konyol begitu?" Ucap Arumi tersenyum mengolok kelakuan Arju. Arjupun marah, ia menghempas-hempaskan pakaiannya yang sangat basah dan kotor terciprati tanah kering.

"Berhenti bicara! Menurutmu siapa yang konyol! Dasar gadis bodoh! Kenapa kau menyiram tanamaan di tengah terik nya panas matahari begini? Kau ingin semua bunganya mati hah! Jika ibuku sampai tahu, maka habislah riwayatmu" Jelas Arju. Arumi kaget dan mulai menjatuhkan selang air itu di bawah kaki Arju.

"Ya! Kau! Kenapa kau menjatuhkannya di kakiku! Lihatlah, sepatu ketsku jadi kotor dan basah! Kau ini! Sebaiknya cepat matikan keran airnya! Kau sangat bodoh dan ceroboh!" Imbuh arju makin marah pada Arumi.

"Ba-Baik!" Arumi bergegas pergi ke area kolam untuk mematikan kran selang air. Namun ny. Hesty terlebih dahulu datang dan menyimak area kebun bunganya yang basah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ny. Hesty berputar di area taman bunganya. Ia pun melihat Arju yang tampak basah kuyup di tengah halaman bunga tersebut.

"Arju! Apa yang kau lakukan? Apakah kau mengacau lagi?!" Tanya ny hesty marah. Arju kaget dan mulai mengelak.

"Ti-tidak bu! Aku, aku tidak melakannya! I-itu! Wanita itu yang melakukannya!" Tunjuk Arju ke arah Arumi yang sibuk mencelupkan kakinya ke dalam kolam. Ny Hesty tak percaya pada penglihatannya dan terus menyalahkan Arju.

"Hentikan kebohonganmu itu! Kau pikir aku akan percaya! Sekarang, bereskan semua kekacawan ini! Aku tak ingin dengar apapun alasanmu lagi!! Aku sungguh tak berharap melahirkan anak yang tak berguna sepertimu!" Imbuh Ny Hesty seraya pergi berlalu, Arju sangat marah hingga tangannya mengepal erat.

Arju yang marah menendang selang tersebut dan berjalan cepat menuju arah kolam tempat Arumi mencelupkan kakinya ke sana. Arju pun sampai di kolam tersebut, Arumi mulai menoleh ke arah Arju dan menyeru.

"Eh? Tuan Prince Lee, lihat... dalam kolam itu ada ikan besar dan mirip seperti buaya, ikan apa itu?" Tanya Arumi seraya menunjuk, Arju yang terlanjur marah mendorong tubuh Arumi hingga ia tercebur.

BYUUURR!

"Aaahhh! Tolong!" Arumi kelapakan dan tenggelam. Arju yang terlanjur marah pada wanita itu hanya bisa mengabaikan teriakan tolong Arumi. Arjupun melangkah menjauhi kolam itu, namun siapa sangka Joe akan atang tepat waktu dan menolongnya. Bahkan saat joe berlari melewati tubuh Arju, Arju sama sekali tak menyadarinya. Joe berlari sangat cepat.

Arju mulai menoleh ke arah kolam tersebut. Dilihatnya Joe yang mulai menceburkan dirinya ke dasar kolam yang dalamnya tiga meter dan di isi oleh predator air tawar. Arapaiman dan ikan aligator yang panjangnya saja mencapai enam meter.

BERSAMBUNG...

Episodes
Episodes

Updated 67 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!