Usai tragedi

SEMINGGU KEMUDIAN...

Sudah tiga hari lebih Arumi menunggu kedatangan Arju ke kamar pengantin milik Arumi. Namun nyatanya Arju tak pernah datang dan menyapa. Sudah beberapa hari ini Arju tak pernah pulang.

"Sayang, apa yang kamu riaukan? Jangan banyak melamun" Ucap Ny Hesty.

"Bu, apakah Tuan Prince Lee sedang dinas ke luar kota? Kenapa setelah pernikahan itu, aku tak pernah melihatnya" Tanya Arumi Risih. Ia tak pernah tahu keberadaan suaminya

Bahkan Arju tak pernah bertukar kabar Via telpon.

"Kenapa? apakah menantu ibu cemburu? Atau malah Rindu?"

"Maklum lah bu, kamikan pengantin baru. Kami belum mengenal satu sama lain. Apa salahnya jika Arumi ingin lebih mengenal suami Arumi. Toh tugas Arumi sekarang adalah membahagaikan suami Arumi" Jelas Arumi. Ny Hesty nampak tak senang dengan jawaban menantunya itu.

"Dasar wanita ******! Bisa-bisanya dia bicara selantang itu. Apapun yang kau lakukan! Arju takan mau membagi hatinya denganmu, apa lagi bermalam di kamar mu!" Bathin Ny Hesti Meracau.

"Tenanglah nak. Mungkin Arju sedang sibuk. Akhir-akhir ini dia banyak sekali meeting bersama kliennya" Imbuh mertua Arumi.

"Benarkah? Baiklah jika begitu" Ucap Arumi.

"Jika kamu sudah lebih baik. Temuilah nenekmu, jenguk dia... dia sangat membutuhkan perhatianmu" Pinta Ny Hesty. Arumi mengangguk "Baik bu. Hari ini Arum akan memasak makanan vegetarian. Nenek punya riwayat sakit jantung, jadi Arumi akan memasak makanan yang baik untuk jantung"

"Kau memang menantu terbaik ibu" Ny Hesty pamit dan undur diri sedangkan Arumi membersihkan diri dan mulai berpakaian rapi. Ia segera turun dari lantai atas dan mulai menuju dapur.

Beberapa pelayan menolak kedatangan Arumi karna mereka takut akan kemarahn Ny Hesty jika sampai ia tahu.

"Pengurus Yan, biarkan Arumi memasak di dapur ini. Aku sudah mengijinkannya" Ucap Ny hesty.

"Ba-baiklah" Ucap Kepala pelayan Yan.

"Terimaksih buk"

"Ya, dapur ini milikmu sekarang. Memasak lah makanan yang sehat dan lezat ya" Ucap Ny Hesty

"Ya buk, serahkan saja padaku!"

NY hesty mulai beranjak dan pegi meninggakan Arumi yang tampak berkutat itu. Beberapa menit kemudian "Bu, Arumi pergi dulu ya" Ucap Arumi. Ny Hesty tersenyum "Pergilah, hati-hati di jalan. Jika ada sesuatu yang mencurigakan telpon ibu sesegera mungkin"

"Baiklah" Arumi mulai masuk salah satu mobil yang terparkir di halaman kediaman tersebut. Kali ini Arumi di kawal oleh satu bodyguard dan satu supir. Di tengah perjalanan tiba-tiba mobil Arumi berhenti pas di lampu merah. Mobilpun tak bisa bergerak karna mobil di depannya pun ikut antri dan berhenti.

Namun siapa sangka sebuah Mobil Lambourgini tanpa penutup atap mulai berhenti pas di samping Arumi. Arumi yang tak menyadari kedatangan mobil tersebutpun tak sengaja menatap ke arah tersebut. Betapa kagetnya Arumi, Saat melihat seseorang telah bermain serong di belakangnya.

"Tunggu! Bukankah itu adalah tuan Prince Lee? Bersama Clara?" Bisik Arumi. Saat mulut Arumi hendak berseru. Lampu hijau mulai menyala dan mobil tersebutpun melesat cepat tanpa hambatan.

"Prince Lee? Bersama Clara? Mereka saling memandang dan tertawa bersama? Apa artinya ini?" Bisik Arumi.

"Nona, apakah anda baik-baik saja?" Tanya pengawal yang duduk di samping Arumi.

"Tuan, apakah kau lihat pria di samping mobil kita, bukankah itu adalah Tuan Prince Lee?" Tanya Arumi.

"Yang mana nona? Saya tak melihatnya"

"Benarkah? Padahal tadi aku lihat jelas bahwa kau tercengang saat menatap pria itu" Balas Arumi curiga.

"Mana mungkin nona... anda terlalu lelah memasak hingga salah melihat seseorang"

"Bohong, mereka berbohong. Apa yang sebenarnya terjadi dengan pernikahan ku? Jangan-jangan aku adalah tumbal keserakahan pria itu. Apakah aku harus menelusurinya? Jangan-jangan penyebab ledakan bom tempo hari juga ada penyebabnya" Bathin Arumi.

SAMPAILAH DI RS...

TOK! TOK!

"Masuk lah! Uhuk! Uhuk!" Nenek terbatuk hingga Arumi berlari secepat mungkin untuk menyambut sang nenek "Nek! Apakah anda baik-baik saja?" Arumi berlari dan memeluk nenek tersebut.

"Oh, cucuk menantu telah tiba"

"Nek, kamu tampak pucat, siapa yang merawatmu selama kau sakit?" Panik Arumi. sang nenek merasa lega karna ia mendapatkan menantu yang tulus dan polos seperti Arumi.

"Nak, kau khawtir pada wanita tua ini?" Tanya Nenek Arju.

"Tentu saja. Selama aku hidup, aku tak pernah punya seorang nenek. Jadi, cepatlah sembuh... Keberadaan nenek sangat berharga bagiku"

"Benarkah?"

"Tentu saja nek! Aku sangat senang saat punya nenek terbaik sedunia sepertimu" Arumi terus memeluk Nenek Arju tanpa ingin melepasnya.

"Baiklah, jika kamu memaksa. Kalau begitu, segeralah berikan nenek cucuk. Nenek ingin di rumah dingin itu di penuhi tawa dan tangis seorang anak bayi. Nenek sangat ingin itu. Anggap saja menantu ku memberiku hadiah sebelum aku mati" Ucap Sang nenek.

"Nenek! Jangan bicara begitu! aku akan mendoakan umur nenek lebih panjang seratus tahun lagi"

"Jangan begitu! Nenek sudah lelah hidup. Nenek ingi mati setelah melihat cucuk nenek dari rahimmu!"

"Nenek! Dasar nakal!"Gumam Arumi. Nenek Arju menatap sayu ke arah Arumi, Iapun membelai lembut ambut Arumi "Nak, Kau sudah melayat makam ibumu?" Tanya Sang nenek. Arumi yang sedari tadi di penuhi senyum mulai menghilangkan senyumnya "Belum nek"

Nenek Arju tercengang "Kenapa? sudah lama sekali sejak kejadian itu, Bagai mana bisa kamu belum melayatnya?" Nenek Arju mulai bertanya dengan tanya bertubi.

"Itu karna, Tak seorang pun yang mengajakku kemakam ibuku. Bahkan, Kak Prince Lee pun tak peenah memberiku kabar di mana ibuku di semayamkan" Jawab Arumi mencoba tegar, Padahal nenek Arju tahu bahwa ia sedang ingin menangis.

"Kau sangat malang" Ucap sang nenek. Nenek Arju pun meraih pucuk kepala Arumi dan merebahkannya di dadanya.

"Menangislah. Nenek tak akan memberitahukan kesedihanmu pada siapapun... jadi, jangan khawatir" Nenek Arju memeluk Arumi sangat erat. Arumi tak tahan hingga menangis histeris di pelukan sang nenek.

"Tak apa... Luapkanlah kesedihanmu... Cucuk menantuku yang malang" Usap Sang nenek.

Arumi menangis tersedu-sedu. Matanya merah dan sembab, Ia tak paham. Kenapa setiap mengingat kenangan bersama mendiang ibunya, hatinya selalu terasa sakit.

"Ibuuu! Hikkk... Ibuuu!! Ibuuu! Semoga kepergianmu dalam keadaan khusnulk hotimah! Ibuuu!! Aku sangat menyayangimu... " Tangis Arumi. Nenek Arju ikut bersedih. Ia tak mengerti, kenapa cucu menantunya sangat malang seperti ini.

"Nenek menyayangimu..." Ucap sang nenek berulang seraya menciumi kening Arumi.

DI LUAR RUANGAN...

"Hallo nyonya, ada yang ingin saya sampaikan" Ucap sang pengawal.

"Bicaralah" Balas Ny. Hesty.

"Sepertinya, Nona muda berhasil mencuri hati Ny. Rossa. Mereka saling menangis dan berpelukan" Imbuh sang pengawal.

"Benarkah?" Tanya nyonya Hesty ragu.

"Saya akan mengirim beberapa vidio ke intiman mereka"

"Kerja bagus... terus laporkan hal apa saja yang mereka lakukan... segera kabari aku secepat mungkin"

"Baik, segera laksanakan"

Pip! Pengawala tersebut mematikan ponselnya. Lalu merekam saat-saat Arumi menyuapi nenek Arju. Setelah itu, pengawal tersebut mengirimkan vidio singkat kedekatan Arumi dan Nenek Arju.

Beberapa menit kemudian...

"Nek, saya akan menjenguk Tuan Joe dulu, setelah itu... saya akan kembali"

"Pergilah... jika ingin pulang, kabari nenek dulu ya, nenek masih ingin bersama dengan cucuk menantu nenek"

"Baiklah... aku juga takan pulang sebelum bertemu nenek. Aku takut penasaran dan tak bisa tidur sebelum pulang mengunjungi nenek terlebih dulu"

"Kalau begitu, Lekaslah... bagai manapun juga, Nenek harus berterimaksih pada Joenathan, karna jika bukan Joe yang sigap. Entah apa yang akan menimpamu"

"Baik nek. Aku pergi... Assalamualaiakum"

"Waalaikum salam"

BLAM... Arumi mulai keluar kamar nenek Arju. Iapun melangkah menuju kamar Joe. Di ikuti beberapa pengawal di belakangnya. Namun saat pintu kamar Joe di buka, Arumi nampak kaget "A-asalamualaikum..."

Ia celingukan, rupanya kamar tersebut telah kosong. Arumi masuk dan mencari di area kamar kecil. Ia mengetuk dan menyapa, namun tak ada jawaban "Tuan Joe..."

"Nona, Joenathan telah kembali ke kediaman Kluarga Wijaya" Ucap salah satu pengawal. Arumi kecewa dan menghelan napasnya.

"Apa? Baiklah... kita kembali ke kamar nenek dan langsung pulang"

"Baik..."

BERSAMBUNG...

Episodes
Episodes

Updated 67 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!