Seluruh orang yang ada di tempat tersebut mulai di kumpulkan, Tak terkecuali Arju dan kekasihnya. Satu persatu para tamu di introgasi. Begitupun para pengawal yang menjaga resepsi tersebut. Namun belum ada tanda-tanda pelaku di atara mereka semua. Segala barang yang nampak mencurigakan di bondong para polisi untuk mencari jejak pelaku dan menemukan pelakunya dengan cepat. CCTV yang ada di tempat acara tersebut mulai di bawa satu persatu.
Kini, tranding topik di setiap media mulai membahas pernikahan Arumi yang berakhir mengerihkann itu.
RUMAH SAKIT...
TRRRT! bunyi ponsel Arju berdering, Arju segera merogohnya. Iapun mengangkat ponsel tersebut sesegera mungkin "Hallo? Clara? Ada apa?" Tanya Arju, ibu Arju (Ny Hesty) mulai mendelik dan bertanya "Siapa? Clarakah?" Tanya Ny Hesty nampak kesal.
Arju kaget dan segera menutup ponselnya "Tidak bu. Dia bukan siapapun!" Balas Arju ketakutan.
"Arju! Kali ini, jika kamu benar-benar membuat Arumi dalam masalah lagi. Maka ibu takan segan melakukan hal yang paling kau takuti! Menurutlah. Dan besikap baik padanya! Wanita ini adalah aset kita yang paling berharga. Kelak... seluruh warisan nenekmu akan jatuh pada kita lewat tangan Arumi. Setelah itu terjadi. Ibu akan menyerahkan Arumi untuk kamu bereskan" Jelas Ny Hesty mengecam seraya tersenyum penuh kebusukan.
Arju tercengang, Iapun mulai tertawa "Hahaha, Ku kira hati ibu telah luluh oleh gadis itu. Ternyata ini sebabnya aku harus menikahi wanita itu. Hem... baiklah, jangan salahkan aku jika hari itu tiba, kau akan sanhat kecewa karna akan kehilangan menantu pilihanmu" Bisik Arju pelan dan nyaris tak terdengar.
BEBERAPA HARI KEMUDIAN...
Arumi telah sadar dari syoknya. Sudah hampir tiga hari Arumi terlelap tak sadarkan diri. Beberapa tamu yang mengaku sahabat Arumi ingin menengoknya. Namun rupanya pengawalan kamar Arumi sangatlah ketat hingga dokter saja kerepotan saat hendak masuk karna mereka di periksa secara intrens sebelum masuk.
Arumi sadar dari kecelakaan yang hendak merenggut nyawanya. Dalam benak Arumi tersyirat rasa takut. Ia ingat kejadian yang sama dan hendak merenggut nyawanya. Insiden kecelakaan yang merenggut ibunya baru saja terjadi sepuluh hari yang lalu dan tiga hari yang lalu, Sebuah boom meledak do pesta pernikahannya. Kini benak Arumi di penuhi tanda tanya yang cukup banyak.
"Apakah kejadian ini ada kaitannya dengan keberadaan ku di sisi Prince Lee? Kenapa rasanya setelah aku dekat dengannya. Maut itu terasa lebih dekat dan terus mengikutiku, Mungkin... jika bukan karna di tolong oleh Pak Joe, aku pasti sudah mati saat itu juga bersama ibuku" Bathin Arumi.
Tok! Tok! Pintu mulai di ketuk, Kemudian mertuanya mulai masuk "Sayang, kau sudah sadar nak?" Tanya Ny Hesty. Arumi menoleh dan lamunannya pun mulai buyar berhamburan keluar dari otak dan pikirannya.
"Ah! ibu..." Kaget Arumi. Ny Hesty tersenyum "Sayang, ayo makan. Setelah itu makan juga obatmu" Ucap Ny Hesty. Arumi mengangguk dan tersenyum.
"Sayang, ibu lihat kamu sedang melamun, apa yang kamu pikirkan?" Tanya ny Hesty mulai mencari keakraban.
"Ah... Tidak bu. Aku hanya sedang risau saja, Apakah ada yang tak suka dengan pernikahan ku ini ya bu?" Tanya Arumi.
"Mana mungkin sayang, mana mungkin ada yang tak suka dengan pernikahan mu itu. Bukankah semua orang menyambutmu kemarin. Apa lagi ibu sangat terkesan, Ternyata menantu ibu sangat mahir dalam bahasa asing"
"Sungguh? Tapi... kenapa aku merasa kejadian ini sama seperti tragedi kepergian ibuku beberapa hari yang lalu"
"Sudahlah, sekarang jangan banyak berfikir dulu. Para polisi sedang mencari keberadaan pelakunya. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah cepat sembuh agar bisa menghasilkan cucuk untuk ku" Ny Hesty mulai menyuapi Arumi sesuap demi sesuap.
"Hem, Aku sama sekali tidak berpengalaman. Bagai mana gugupnya jika aku ada di kamar dan berdua saja dengan suamiku" Tawa Arumi. Ny Heaty mulai menyeringai.
"Heh, mudah sekali mengalihkan topik pembicaraan. Wanita ini memang pilihan tepat untuk mebodohi ibu mertuaku agar segera menurunkan warisanya untuk putraku. sebelum Mario datang dan mengambil hak-haknya. Akan lebih gawat jika hari itu tiba" Bathin Ny Hesty.
"Bu, apa yang anda pikirkan?" Tanya Arumi. Ny Heaty Kaget hingga menjatuhkan sendok tanpa sengaja. Arumi mencercidkan alisnya heran.
"Ah! Sayang... kau sungguh membuat ibu kaget"
"Apa yang sedang ibu pikirkan?"
"Tidak... ibu hanya merasa senang hingga membayangkan bahwa sebentar lagi ibu akan menimang cucuk pertama ibu" Ujarnya. Arumi yang sedari tadi heran pada ibu mertuanya mulai merasa malu.
"Oh ia, dimana kak Prince Lee. Apakah dia ada di sini?" Tanya Arumi celingukan. Ny hesty kaget dan mulai mencari alasan.
"Oh, Itu... Arju sedang menengok Joenathan. Nampaknya kali ini ia terluka parah. Jadi Arju pergi melihatnya. Ibu tak penah membayangkan, Akan seperti apa nasib Menantu ibu jika dia tak menyelamatkan mu hari itu" Gumam Ibu mertua Arumi. Arumi menunduk "Bu, Apakah saya bisa melihatnya?"
Ny Arumi kaget "Te-tentu saja... Dia adalah pengawalmu sekarang, Kemanapun kau pergi, dia akan sigap menjadi tamengmu... Aku sangat khawtir jika sesuatu terjadi lagi padamu"
"Baiklah, kalau begitu. Aku akan segera keruangannya" Ucap Arumi. Arumi segera turun dari ranjang pasien dan mulai berjalan menuju ruangan tempat Joe di rawat.
RUANG RAWAT PASIEN...
"Ruangan No. 236 Joenathan, Apakah ruangan ini ya?" Arumi mulai masuk. Ia tak di dampingi oleh mertua ataupun suaminya. Selama Arumi di rawat, Arju tak pernah menjenguknya meski hanya untuk menyapa kata yang paling Arumi ingin dengar dari suaminya itu.
"Permisi... Tuan Joe, ini Arumi" Ucap Arumi mulai melangkah ke arah ranjang pasien yang tertutup tirai putih dan hanya menapkan setengah badan milik Joe.
"Tuan Joe..." Arumi menyingkap tirai tersebut dan mulai menatap pria gagah yang tak berdaya.
"Tuan joe, lukamu sungguh parah sekali" Gumam Arumi, Arumi pun mulai berbalik dan mencoba kembali ke ruangannya. Ia tak tega melihat orang itu tergeletak tak berdaya karna telah menyelamatkan Arumi di malam pernikahannya.
Tok! Tok! Pintu di ketuk dan para dokter beserta suster mulai masuk "Nona, sedang apa di ruangan ini?" Tanya salah satu suster yang masuk.
"Saya ingin melihat keadaan ruan Joe"
"Oh. Tuan Joe masih dalam keadaam koma, Beberapa benda keras dan tajam berhasil mencabik punggungnya hingga beberapa tulangnya patah. Mungkin butuh waktu untuk pemulihannya, jadi sebaiknya nona segera keluar, Biarkan kami yang mengurus keadaan Tuan Joe" Ucap sang suster. Arumi pun mulai di dorong paksa untuk keluar ruangan itu.
BLAM! pintu mulai tertutup. Sebelum ledakan itu terjadi, Joe berusaha menjelaskan sesuatu joe bilang Arumi harus teguh pendirian jangan percaya pada siapapun di rumah itu.
"Nona! Jika terjadi sesuatu padaku! Tolong... Buatlah dirimu lebih cerdas, jangan mudah percaya pada siapapun. Terutama semua orang yang ada di istana kediaman mu!" Ucap Joe. Arumi mulai berfikir, Apa maksud dari kata-kata terakhir Joe.
"Apakah, pernikahan ku adalah termasuk jebakan? Apa kah ini hanyalah rekayasa? Seseorang, tolong jelaskan sesuatu yang belarti untukku" Bathin Arumi.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments