"Menikahlah dengan ku, ku mohon!" Pinta Arju. Arumi terkejut hingga ia tak bisa berkata apapun atau membalas apapun. Ia hanya berusaha menutup mulutnya dengan kesepuluh jarinya.
"Sial! Wanita ini malah terpesona, aku makin jijik saja melihat kelakuan urakannya ini" Bathin Arju.
"Apa maksud anda? Aku belum bisa melangsungkan pernikahan. Aku baru saja kehilngan ibuku" Jelas Arumi.
"Aku tahu, tapi... aku sangat gelisah. Apa lagi sekarang kamu hidup sebatang kara. Meski aku tahu kamu masih punya kakak, tapi nampaknya kakakmu tengah bekerja di tempat yang jauh bukan?" Tanya Arju, Arumi mengangguk. Arju yang menyimpan rasa jijik di hatinya mulai berusaha meraih lengan kanan Arumi dan memasang cincin tunangan turun temurun dari sang nenek.
"Lihatlah! Cincin ini sungguh pas di jemarimu" Ucap Arju seraya mengembangkan senyumnya.
"Tapi... apakah anda tak malu menikahi saya?" Tanya Arumi. Arju mulai menggumam dalam hatinya "Malu? Tentu saja aku sangat malu! Kau bahkan bukan tifeku, kau tak modis tak seksi dan selalu menyembunyikan topengmu di balik hijab itu! Menyebalkan!" Gumam Hati Arju.
"Tuan, kenapa anda malah melamun" Tanya Arumi. Arju terperanjat "Ah! tidak, aku hanya kaget... Mulai saat ini, aku akan mengakhiri karirku sebagai aktor laga, dan mulai mempokuskan jadi imammu saja? Bagai mana apakah itu tak buruk?" Tanya Arju berkata terbata-bata, ia sangat ingin segera kembali.
"Subbhanallah... anda sungguh pria yang sangat bertanggung jawab. Terimakasih" Ucap Arumi tersipu malu. Arju merasa kesal pada jawaban Arumi yang tampak puas itu.
"Sudahlah, jawab sekarang, kau mau menikah denganku kan?" Tanya Arju. Arumi mengangguk dan mulai tersenyum.
"Baiklah, tidurlah yang nyenyak, besok aku akan menjemputmu untuk menemui keluargaku, bersikaplah yang baik. Buatlah dirimu di cintai oleh mereka. Baru... benar" Ucap Arju mulai berdiri dari duduknya dan segera melangkah menuju daun pintu. Arumi menyeru.
"Tunggu tuan Prince Lee! Bisakah kamu ucapkan sesuatu sebelum keluar dari ruangan ini?" Tanya Arumi. Arju menghentikan langkahnya, Tangannya di kepal erat erata dan penuh amarah di hatinya.
"Keterlaluan! Beraninya dia memerintahku! Apakah dia berharap aku ucapkan kata-kata romantis sebelum aku pergi! Cih, sungguh memuakan! Dia pikir siapa dirinya! Dasar wanita murahan!" Bathin Arju kembali mendidih dan menghujat Arumi. Arju mulai berbalik dan tersenyum pahit.
"Ya, apa yang ingin kau dengar sebelum aku pergi" Arju amat kesal saat wanita itu tersenyum manis di hadapan Arju. Arumi mulai membuka suaranya "Bisakah, sebelum keluar ruangan ini anda menyapa. Dan memberi salam..." Ucap Arumi. Arju tercengang "Menyapa dan memberi salam?" Bathin Arju bingung.
"Ya. Tolong ucapkan salam Assalamualaikum seperti itu sudah cukup. Lalu buka pintu dan silahkan tutup kembali" Jelas Arumi, Arju benar-benar bingung hingga ia tak mengerti apa yang di ucapkan oleh wanita itu.
"A-As... as apa?" Tanya Arju kebingungan.
"Assalamualaium" Jelas Arumi. Arumi mulai mengangkat satu alisnya "Ada apa dengan aktor idolaku itu? Apakah dia tak bisa mengatakan kalimat itu? Assalamualaikum saja?" Bathin Arumi heran.
"Joe! Kau saja yang bilang! Nampaknya aku harus belajar mengatakan hal itu" Ucap Arju gelagapan.
"Baik tuan muda! Assalamualaikum nona muda, istrirahatlah yang banyak agar anda lekas sembuh" Ujar Joe. Arju tersinggung dan mulai keluar terburu-buru di ikuti oleh Joe di belakang Arju.
BLAM!
Arumi masih keheranan, ia akan melakukan haal yang salah jika menikahi pria yang tak seiman dengannya.
"Ibu? Apakah aku sungguh harus menikahinya? Tanya arumi Risih.
DI LUAR RUANGAN PASIEN...
BUAK! DAK! Arju marah besar, ia menendang setiap tong sampah yang ada di hadapannya dan memukul setiap dinding yang ada di sana.
"Kerelaluan! dia sengaja menghinaku!' Teriak Arju marah besar.
"Tuan muda tenanglah! Ini tempat umum, kelakuan anda akan menarik perhatian orang lain" Ucap Joe. Arju marah dan mendorong tubuh Joe ke dinding lalu memukulinya.
BUAK! "Berengsek! Kau malah menggigit tuanmu sendiri! Kenapa kau menghianatiku!" Teriak Arju memukuli kedua pipi Joe bergantian. Joe diam saat mendapatkan amukan dari tuannya itu. Kini bibir Joe mulai memuntahkan darah pekat yang cukup banyak hingga mengotori dagunya.
"Joe! Kau keterlaluan!"
"Maaf tuan, tapi tangan saya sudah penuh dengan darah, kali ini. Ijinkan saya berhenti membunuh wanita-wanita yang tak bersalah. Aku tak bisa terus menerus bergelut dengan dosa itu. Tiap kali aku menatap nona Arumi, hatiku sangat takut. Tolong mengerti aku tuan muda" Jelas Joe. Arju mulai menghentikan kepalan tangannya yang hendak melesat bertubi-tubi itu.
"Joe, jangan-jangan kau suka pada nya" Ucap Arju santai. Joe mulai menunduk "Tidak tuan, mana mungkin saya melakukan hal itu" Elak Joe.
"Baiklah aku percaya padamu, Sekarang aku punya rencana lain. Buat perjanjian pra nikah dengan Wanita bernama Arumi itu. Aku hanya perlu menikahinya selama tiga bulan saja bukan? Ibu... kau akan terima balasanku nanti" Ucap Arju mulai pergi ke arah lantai bawah.
'Apa yang di rencanakan oleh tuan muda?" Tanya Joe dalam hatinya.
KEESOKAN HARINYA...
Ruangan rumah sakit tempat Arumi di rawat mulai kosong. Joe dan Arumi sudah bergegas berangkat ke kediaman Arju.
"Nona kau baik-baik saja?" Tanya Joe, Sedari tadi mata Joe menatap Arumi di sepionnya. Nampaknya Arumi sangat tegang.
"Tuan, apakah saya sudah benar? Apakah saya berhak menikahi tuan Prince Lee? Padahal saya tahu, saat itu tuan Prince Lee berusaha melamar seorang wanita cantik. Kalau tak salah namanya adalah Clara Caludia, dia adalah aktris pendatang baru di dunia entertaiment bukan?" Tanya Arumi gugup.
"Ia, tapi sepertinya sejak Ny besar menyukai anda, Tuan muda mulai memutuskannya secara sepihak" Jelas Joe.
"Benarkah?" Arumi ragu.
"Suadahlah nona muda, anda adalah wanita paling beruntung sedunia"
"Benarkah?" Arumi masih sangat ragu.
Setelah bicara panjang lebar tanpa jeda, akhirnya Arumi dan Joe sampai di sebuah kediaman yang sangat besar.
"Tuan Joe, ini-ini rumah, atau istana?" Tanya Arumi. Joe Tersenyum "Ini adalah rumah yang seperti istana... dan sebentar lagi, andalah yang akan jadi ratunya" Ucap Joe memasang wajah conggah.
"Kau sungguh bisa saja" Gumam arumi.
Mobil yang joe kendarai mulai berhenti di depan halaman kediaman tersebut. Rumah besar dengan halaman yang sangat luas sungguh membuat Arumi lelah memandangi setiap keindahan bagian-bagian rumah tersebut.
"Nona, silahkan turun" Ucap Joe mulai membuka pintu mobil dan Arumipun mulai berjalan perlahan.
"Terimakasih tuan joe"
"Jangan panggil tuan, Jika anda butuh sesuatu. Panggil aku Joe saja" Imbuhnya, Arumi mengangguk. Arumi mulai melangkah menuju ke pintu utama rumah itu. Sepanjang langkah kaki Arumi. Ia di sambut beberapa jajar pelayan yang menunduk seiring Arumi menghentakan kakinya.
"Subbhanallah ... sungguh menakjubkan" Pikir Arumi. Saat ia hendak memasuki pintu yang terbuka lebar, kedua bola matanya di suguhkan pemandangan yang sangat indah.
"Nona Arumi. Mari ikut saya" Ucap kepala pengurus rumah tangga.
"Baik tuan... Assalamualaikum" Bisik Arumi canggung. Setelah melangkah melewati ambang pintu. Arumi di arahkan ke sebuah ruangan luas bah arena pesta dansa. Di sana sudah terduduk anggota kluarga, mereka menyambut kedatangan Arumi "Selamat datang anggota baru di keluarga Wijaya" Seru seorang nenek. Arumi terbelalak, tiba-tiba ia merasa terharu. Hingga ia menangis "Terimakasih..." Balas Arumi haru.
Seluruh anggota kluarga yang ada di kediaman itu sangat senang saat kedatangan Arumi. Kecuali Arju dan ibunya, entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Dalam matanya terpancar sebuah rencana buruk untuk hidup Arumi.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments