"Sayang. Jadikan aku nomber satu di hatimu. Ya?" Tanya Clara pada Arju. Arju mengangguk seraya menggendongnya ke ranjang. Namun saat mereka hendak bercinta. Pintu kamar hotel di dobrak paksa dan beberapa pria berjas hitam dengan pistol di genggaman tangan mereka mulai menerobos masuk.
"Kya! Siapa mereka!" Teriak Clara, Arju segera berbalik dan mengambil segenggam pistol di tangannya. Ia sigap menembak, Namun seseorang bertopeng hitam melompat dan menendang pistol di genggaman Arju. Hingga pistol tersebut terlempar jauh dan membuat Arju gelagapan.
Kemudian gerombolan pria berjas hitam pun mulai masuk dan menangkap Arju beserata Clara di hotel tersebut "Siapa kalian!" Teriak Arju meronta, Namun pria bertopeng itu menodongkan pistol di kepala Arju hingga Arju yang histeris pun mulai terdiam "Jalan!" Ucap Pria bertopeng itu. Arju tercengang, Suara pria itu sungguh mirip dengan suara orang kepercayaannya.
"Joe! Kau kah itu!" Bisik Arju "Jalan! Aku tak menyuruhmu bicara!" Bentak Joe. Clara histeris, hingga beberapa pengawal pun menutup mulutnya dengan obat bius. Clarapun pingsan di genggaman para anak buah Ny Hesty.
Mereka mulai berjalan menuju gudang kumuh di negara bagian S kota tersebut. Mereka menjalankan tugas sesuai arahan Ny Hesty.
Beberapa jam perjalanan menuju kota S. Akhirnya mereka pun tiba di tempat yang telah di tentukan Ny. Hesty.
GUDANG KUMUH KOTA-S.
"Masuk!" Ucap Joe lugas. Arju ragu untuk melangkah. Ia takut terbunuh di tempat itu "Tidak! Apa yang ingin kalian lakukan padaku! Aku bisa memberikan apa yang kalian minta! Tapi jangan bunuh aku!" Ucap Arju. Arju mulai di dorong hingga terjungkal. Kaki tangannya di ikat dengan tambang hingga Arju tak mampu meloloskan diri. Saat Arju tengah bergeliat-geliat di lantai kotor itu. Langkah kaki mulai mendekat, Langkah itu terhenti di hadapan Arju yang telah tak berdaya itu. Sepatu Haighill berwarna hitam sangat Arju kenali "I-Ibu?!" Pekik Arju. Ny Hesty tersenyum dan mulai tertawa lepas "Hahahaha! Kau sungguh adalah anak ibu! Kau mengenali ibu mu lebih dari kau mengenali ibumu sendiri" Ucap Ny. hesty.
"Ibu! Apa yang ingin kau lakukan padaku?" Arju mulai ketakutan. Ny Hestypun mulai berjongkok dan mencengkar dagu anaknya erat "Hmmm... anak ibu yang tampan, lihatlah ke sana!" Pinta Ny. Hesty. Arjupun menatap ke arah yang di tunjuk Ny. Hesty, di lihatnya Clara yang tak sadarkan diri. Kakinya di gantung dan itu membuat Arju tertekan.
"Tidak! Apa yang akan kau lakukan pada Clara?!" Arju mulai terduduk dan berusaha berontak "Kau ingin dia mati bukan?" Arju pun terbelalak saat mendengar ocehan ibunya.
"Jangan bu! Jangan libatkan dia! Kenapa ibu selalu ingin merampas apa yang jadi milikku!" Bentak Arju.
"Karna ibu memang tak suka, Ibu sangat benci jika kau selalu berkorban untuk orang yang kau cintai! Sekarang pilihlah... Clara mati! Atau pernikahan yang telah ibu tentukan!" Bentak Ibu Arju seraya menghempas wajah anaknya.
"Keterlaluan! Kenapa ibu selalu mengambil hak hidupku! Aku sangat mencintai Clara! Kenapa ibu bersikeras menikahkan ku dengan wanita yang tak ku cintai!" Arju marah dan histeris hingga menghujat ibunya. Ny Hesty makin marah hingga menampar wajah tampan Arju.
PLAK! Seketika tato merah merekah mulai tergambar di pipi anak nya tersebut "Diam!" Pekik Ny Hesty. Arju yang mendapatkan tamparan keras mulai menunduk, pinggir bibirnya mengeluarkan tetesan darah yang mulai menetes ke lantai ruangan itu.
"Baiklah! Ini adalah pilihanmu! Bunuh! Wanita ****** itu!" Pekik sang ibu. Arjupun terbelalak, Mata sayu yang sedari tadi kosong mulai terbelalak sempurna.
Arju saksikan dengan jelas para pengawal bersiap menembak tubuh Clara yang telah di hibnotis itu "Hentikan! Aku menyerah! Aku akan menikahi nya! Aku akan menikahi wanita yang ibu pilihkan untukku!" Teriak Arju memelas di kaki ibunya. Ny Hesty mulai mendelik dan menatap anaknya.
"Sayang, apakah kata-katamu sungguh-sungguh?" Tanya Ny Hesty meraih pipi anaknya.
"Ya, aku yakin... aku sungguh yakin, tolong selamatkan Clara, jangan bunuh dia" Pinta Arju, ia menangis histeris.
"Baik, aku akan melepaskannya. Jadi hari ini, temuilah calon istrimu di rumah sakit, bersikap baiklah padanya, Bersikap seolah-olah kau sangat membutuhkannya. Tak apa jika kau bohong, jadilah wali nya. Buat dia mau menikah dengan mu" Pinta Ny Hesty.
"Ba-baik. Tapi lepaskan Clara, jangan sakiti dia. Setelah ini, aku takan pernah menghubunginya lagi" Jelas Arju. Ny Hesty mulai menjentikan jemarinya dan para pengawalpun melepaskan ikatan yang membelit tubuh Clara.
"Nah. Sayang... sekarang mulai lah, Ayo... persiapkanlah ecting terbaikmu" Pinta Ibunya. Arjupun mulai mendapat kelonggaran. Semua ikatan yang membelit Arju mulai di lepaskan "Jangan sentuh aku!" Bentak Arju, Arju yang marah mulai meraih topeng yang di kenakan Joe. Seketika Arju tahu, bahwa orang di depannya adalah Joe, Arju sangat tertekan saat tahu bahwa Joe ada di pihak ibunya.
"Joe! Kau sungguh penghianat! Kau menghianatiku! Kenapa kau lakukan ini!" Bentak Arju marah besar.
"Karna dia tak ingin mati! Kau menyuruhnya mati saat membunuh calon istri yang ibu berikan bukan? Heh. Keterlaluan! Sekarang Joe adalah anak buah ibu, jadi kau tak ada wewenang untuk memecat Joe. Ingat itu!" Jelas Ny. Hesty. Arju mulai menunduk kecewa "Antar aku kerumah sakit" Pinta Arju. Joe pun mengantarkan tuan mudanya itu ke area rumah sakit sesuai permintaan ibunya.
RUMAH SAKIT...
Arju dan Joe juga beberapa pengawal mulai siap masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Mereka berjalan di lorong rumah sakit tersebut hingga sampailah di kamar no. 206 ruang umum klas tiga. Arju mengintip situasi ruangan itu di balik etalase kaca pintu kamar pasien.
Dilihatnya secara sekasama "Wanita itu tertidur pulas, kenapa ia tampak sedikit lebih segar keterlaluan?! Cih, hanya saja ada kantong hitam legam di area matanya. Mungkin wanita itu menangis terus menerus sepanjang malam. Dasar merepotkan!" Bathin Arju marah besar.
KLEK... Arju mulai masuk di ikuti Joe juga beberapa pengawal di belakangnya "Kenapa kau ikuti aku! Pergi! Biarkan aku berdua saja!" Bentak Arju. Joe masih berdiri di belakang Arju "Joe, kau juga pergi!" pinta Arju. Joe masih berdiri "Tidak tuan, aku akan menunggu di sini saja, aku adalah anak buah Ny Besar sekarang, jadi aku bertindak sesuai perintah Ny besar saja" Jelas joe. Arju mulai mendengus kesal "Hah! Terserahlah... aku tak ingin banyak bicara dengan mu! Dasar penghianat!" Ucap Arju kesal. Arju mulai meraih kursi dan duduk di samping Arumi.
"Hei wanita bodoh! Ayo bangun! Kau sangat senangkan saat hendak menikahiku! Sekarang aku adalah milikmu! Jadi, cepat bangun! Ataunku guyur dengan air panas baru kau tahu rasa!" Kesal Arju, ia enggan menyentuh wanita itu.
"Wanita bodoh! Ayo bangun!" Pekik Arju kesal dan makin kesal.
"Tuan, bicaralah yang sopan, ibu anda memasang CCTV di setiap sudut ruangan ini" Ucap Joe menyalip kata-kata kasar Arju.
Arju mendengus kesal, Entah apa yang telah di alami gadis itu hingga ia membuat suara yang menyayat hati Joe "I... bu, jangan pergi. Aku masih membutuhkanmu" Gumam gadis tersebut.
"Hei! Bangunlah! Jangan bicara hal-hal yang tak jelas! apakah kau sedang berekting?!" Tanya Arju makin marah. Arju yang kesal ingin sekali membungkam hidung dan mulut wanita itu, hingga Arumi tidur selama-lamanya. Dan tak akan pernah ada pernikahan paksa yang akan membuat mereka berdua tidak bahagia. Namun saat tangan Arju hendak memihak napsu bejatnya. Bulir basah alami berderai begitu saja di pelupuk mata Arumi.
Deg! Arju tersadar saat tetesan basah itu mulai bercerita sebuah kesepiannya "Ibu... jangan pergi, kembali... aku masih membutuhkanmu" Arumi menggumam dan menitikan air matanya.
Arju mulai menarik kembali lengan kotornya yang hendak melukai calon istrinya itu.
"Kenapa wanita ini tampak sangat menderita? Kenapa aku malah membunuh orang yang tak ingin ku bunuh? Seharusnya kau yang mati saat itu! Aku tak pernah berharap ibumu yang mati!" Bathin Arju kesal. Ia ingat akan perihnya kehilangan seseorang yang amat ia sayangi.
"Joe, bangunkan dia! Aku tak bisa lembut padanya. Lagipula, aku paling enggan melihat wanita menangis begini, dia tampak lebih memuakan dari seekor binatang!" Jelas Arju. Joe mulai membangunkan Arumi lembut. Arumipun mulai sadar.
"Astagfirullah! Kenapa anda semua ada di sini?!" Kaget Arumi.
Arju mulai merogoh saku jasnya dan meraih kotak merah di dalam saku tersebut. Arju menatap sayu wanita di hadapannya. Meski berat, tapi nampaknya tak sulit saat ia berucap "Menikahlah denganku" Ucapnya. Arumi mulai terkejut, matanya membulat sempurna, Ia segera menutup mulutnya dengan kesepuluh jemarinya.
"Menikahlah dengan ku, ku mohon..." Pinta Arju kembali.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments