Di sengaja

Sore harinya, para pengawal mulai menjemput Arumi ke kediamannya. Para pengawal menunggu hingga Arumi keluar bersama ibunya.

"Nona muda, silahkan segera masuk mobil. Kita sedikit terlambat" ucap Joe.

"Tunggu, sebenarnya saya datang kesana hanya untuk menolak pernikahan ini, kurasa pernikahan kami yang seperti ini terasa terpaksa, dan lagi... tuan muda juga sepertinya sudah punya calon pendamping. Tuan Joe, bisakah anda menyampaikannya, jika saya tak bisa merima perjodohan ini?" Tanya Arumi enggan keluar dari rumahnya, begitupun ibunya. Joe mulai menekuk wajahnya "Maaf nona muda, tapi... jika ada yang ingin anda sampaikan, sebaiknya anda bertemu dulu dengan tuan muda dan Nyonya besar" Ujar Joe. Arumi mulai terlihat sedih, tampaknya Arumi memang tak berniat berangkat. Pakaiannya pun masih belum ia ganti.

" Bu, gimana baiknya ya?" Tanya Arumi meratap wajah ibunya. Ibunyapun tersenyum "Benar yang di katakan oleh tuan Joe. Baik buruknya, harus di selesaikan dengan cara tatap muka, mungkin jika kita bertemu. Mereka akan paham dan mulai memberi jalan terbaik" Ujar Ibu Arumi. Arumi mulai menepis kesedihan di wajahnya, iapun tersenyum manja.

"Baiklah, Arum mulai membersihkan diri dulu ya" Ucap Arumi mulai masuk. Sementara Joe orang kepercayaan Arju merasa gelisah. Ia sangat tertekan, Tuannya menugaskannya untuk membawa dua wanita itu ke arah rumah sakit, Namun tuannya juga menyarankan untuk membunuh dua wanita itu sebelum sampai, tanpa jejak.

Flashback...

"Joe, kemarilah..." Ucap Arju, saat itu ia ada di rumah sakit dan mendengar apa saja yang ibunya bicarakan dengan neneknya.

"Ya tuan, Apakah ada sesuatu yang harus saya kerjakan?" Tanya Joe pada Arju.

"Joe, kau adalah orang kepercayaanku, kau tahu kan bahwa aku tidak mencintai wanita yang di persiapkan ibuku?"

"Ya, hamba tahu itu" Balas Joe menunduk patuh.

"Kau adalah orang yang paling aku andalkan! Kita tumbuh bersama bukan, Lakukan sesuatu sesuai keinginanku..." Pinta Arju, Joe memprediksi sesuatu. Sorot mata tuannya memancarkan aura hitam dan kebencian.

"Apa yang ingin anda perintahkan? Saya pasti akan melakukan hal terbaik untuk anda" Balas Joe menekuk tubuhnya dan bersimpuh.

"Joe, aku ingin kau membunuh anak dan ibu itu, Buatlah seolah-olah ini adalah sebuah kecelakaan"

"Apakah aku perlu mati bersama mereka?" Tanya Joe memasang wajah cemas. Arju berdegug, Iapun menyeringai "Tak perlu, buatlah seolah-olah kamu selamat sebelum mobilnya meledak" Jelas Arju. Joe tercengang. Iapun mulai mengangguk tanpa Exspresi. Rasa khawatir di hatinya mulai mencuat dan membuatnya takut.

"Lakukan seperti yang aku inginkan" Ucap Arju.

FLASBACK OFF...

Degh! Degh! Degh! Begitulah bunyi detak jantung Joe saat ini "Tuan mari kita berangkat" Ucap Arumi, seketika lamunan Joe mulai buyar, Joe pun menunduk dan memberi jalan untuk arumi bersama ibunya untuk segera melangkah meninggalkan rumah tersebut.

"Tuan Joe, apakah kita akan ke rumah sakit dan menjenguk nenek tuan Arju?" Tanya Arumi. Joe yang gelisah itu mulai mengangguk lemas.

"Silahkan masuk..." Ucap Joe seraya membuka pintu.

"Terimakasih" Balas Arumi. Mereka pun mulai masuk mobil tersebut dan beberapa mobil pengawalpun melaju di depan dan belakang mobil yang di naiki Arumi.

Joe menyetir di depan dan mengemudi. Ia sangat gelisah, beberapa kali ia menatap spion di depannya. Wajah Arumi yang polos dan cantik itu membuat Joe bimbang.

"Nona Arumi, kenapa anda harus tiba-tiba hadir di hadapan tuan Arju dan membuatmu terlilit masalah besar, Bahkan meski kamu enggan atas perjodohan mendadak ini. Ibu Tuan Muda takan pernah mau melepaskan anda, Sehingga tuan muda Arju lebih ingin anda mati ketimbang menikahi anda" Bathin Joe.

Di tengah jalanan yang sedikit sunyi, Joe mulai menjalankan Aksinya. Ia menyetir dengan kecepatan yang sangat tinggi 250 kilometer per jam. Kecepatan tinggi itu membuat Arumi Risau "Kyaaa! Tuan... kenapa anda melajukan kendaraan anda begini cepat!" Teriak Arumi. Joe panik saat ia ingin menginjak rem di kakinya. Namun nyatanya Rem tersebut blong, nampkanya Arju memang ingin membuat kejadian nahas itu sebagai kecelakaan tunggal.

"Arum ada apa ini!" Histeris ibunya. Arumi hanya memeluk ibunya dan bersiap melepas seambelt di dadanya.

"Tuan Joe! Tolong pelankan mobilnya! Kita bisa mati, lagipula di depan adalah jalanan ramai. Jika kita sampai melesat dengan kecepatan ini, maka kita semua akan mati!" Teriak Arumi menangis histeris.

"Tapi nona, rem tidak berpungsi, satu-satunya jalan adalah menceburkan mobil ke dasar danau di samping jalan kita!" Panik Joe. Arumi yang sedari tadi histeris mulai menangis "Tidak! Aku sama sekali tidak bisa berenang!" Panik Arumi.

"Tuan Joe, tolong jangan lakukan ini pada putriku? Jangan buat dirinya terlilit masalah antara hidup dan mati! Dia adalah satu-satunya alasanku untuk hidup!" Bentak Ny. Yuni pada sang pengawal yang dikirim keluarga Wijaya.

"Aku tak bisa menyelamatkan keduanya. Tapi hanya dengan cara ini kita bisa selamat!" Balas Joe. Joe yang tak bisa menghentikan laju mobilnya itu mulai membantingkan Stirnya ke arah danau di samping bahu jalan yang joe lalui.

TIIIIIIINNNNNNNN!! Klakson nyaring milik Joe sangaja di bunyikan untuk menarik perhatian pengendara lain, agar jika terjadi sesuatu. Masih ada yang mau menyelamatkan mereka. Mobilpun oleng ke samping kiri dan menabrak pembatas jalan lalu tercebur begitu saja ke dalam dasar danau yang cukup dalam untuk menggelamkan satu mobil beserta isinya.

BYURRR! mobil mulai masuk. Arumi panik saat perlahan air danau itu masuk ke dalam mobil dan mengisi sebagian udara di sana.

"Tidak! Astagfirullah! Bu! Ayo kita segera keluar!" Ucap Arumi membuka seam belt milik ibunya. Kemudian pengawal Joe pun segera membuka seambeltnya dan mulai berhambur ke kursi belakang.

"Tuan! Tolong selamatkan ibu saja!" Ucap Arumi. Joe yang bingung mulai berpikir, Arumi membuang-buang waktu saat hendak di selamatakan Joe, Akhirnya Airpun merembes lebih capat saat salah satu kaca mobil membentur bebatuan dasar danau tersebut.

"Tuan Joe, mohon selamatkan anak saya... biarkan dia hidup..." Ucap Ibu Arumi seraya menggenggam pergelangan tangan Joe.

"Tidak! Tidak bu! Jangan lakukan ini! Aku ingin kita pulang bersama!" Arumi meraih ibunya. Kemudian Joe segera membuka pintu mobil dan segera menarik lengan Arumi. Setelah itu Arumi kehilangan kesadarannya karna terlalu syok.

Di atas tempat kejadian...

Mobil polisi dan beberapa awak media mulai meliput kejadian tersebut. Alat berat dan pemadam kebakaran mulai datang beriringan untuk menderek bangkai mobil dari dasar danau tersebut.

Seorang pengawal mulai menelpon Arju yang sedari tadi membutuhkan informasi terkait kematian calon istrinya.

"Tuan, saya sudah pastikan... Nampaknya, mereka tewas di tempat" Ujar salah satu pengawal yang sedari tadi menyaksikan efakuasi bangkai mobil.

"Bagus, aku tunggu informasi berikutnya" Balas Arju iapun segera menjentikan jemarinya dan mulai pergi meninggalkan lokasi kejadian. Arju kembali menekan ponselnya, nomber tujuannya adalah kekasihnya "Hallo, sayang... aku akan menemuimu, tunggulah di hotel biasa kita bertemu ya"

Sore itu adalah sore terindah untuk Arju, sebab wanita iseng yang sengaja merekam kesalah pahaman antara Arju dan Clara telah tewas dalam kecelakaan tunggal bersama pengawal kepercayaan Arju.

BERSAMBUNG...

Episodes
Episodes

Updated 67 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!