Arumi mulai mendapatakan pekerjaan, karna di hari interview pertama Arumi melupakan surat lamaran kerjanya, ia pun mendapatkan ganjaran yang setimpal. Kini ia di terima kerja sebagai oficce girls dan bekerja di dapur perusahaan. Ia mengantarkan kopi untuk para stap kantor tersebut.
Tapi, entah karena bodoh. Atau karena ia terdesak ekonomi, nampaknya pekerjaan berat itu ia terima dengan senang hati. Apa lagi, ia tahu bahwa gajinya lumayan besar.
"Arumi, bawakan kopi ini ke bagian monitor" Ucap Kepala konsumsi Buk Rena.
"Baik buk" Jawab Arumi senang. Arumi segera mengambil tatakan itu dan segera bergegas menuju ruang monitor.
Sesampainya di sana... "Tuan, kopi anda telah siap" Ucap Arumi lantang. Para petugas yang ada di sana mulai berhambur dan mengambil kopi tersebut satu persatu.
"Wah, adek karyawan baru ya?" Tanya salah satu pegawai tersebut. Arumi mengangguk seraya tersenyum "Ya, mohon bantuannya ya. Sekarang saya adalah bagian dari oficce girls di bagian konsumsi" Ujar Arumi seraya tersenyum.
"Oh ia, terimaksih... kedepannya kami akan sangat merepotkanmu ya dek" Ucap salah satu di antara pegawai tersebut. Arumi mengangguk dan mulai pamit.
Ia segera keluar dari ruangan tersebut lalu menutup pintu. BLAM!. Saat ia berbalik tanpa sengaja ia pun menabrak seseorang, hingga tatakan yang Arumi pegang terjatuh dan membentur kaki orang yang di tabarak Arumi.
"Pyang!"
"Aduh! Sakit!" Pekik seorang pria. Arumi yang kaget segera mengambil tatakan tersebut dan menunduk, ia meminta maaf berkali-kali.
"Astagfirullah! Maafkan saya!" Ucap Arumi, Ia sangat merasa bersalah. Pria itu mulai marah dan membuka suaranya "Dasar! Kau tidak lihat jalan di depanmu! Kenapa kau sangat ceroboh hah!" Teriak pria tersebut. Arumi tak asing dengan suaranya. Iapun mulai mendonggakan wajahnya ke arah pria tersebut. Betapa kagetnya Arumi saat kedua matanya menatap intrens pria di depannya itu.
"Astagfirullah!" Bathin Arumi, Arumi segera menunduk malu dan mundur beberapa langakah untuk kabur.
"Hei' Tunggu!" Itu adalah Prince Lee. Prince Lee segera meraih celemek yang Arumi kenakan.
GRAP! "Berhenti! Dasar anak baru! Kau membuat masalah di hari pertamamu. Joe... seret wanita ini ke kantorku! Aku tak ingin mengotori lenganku hanya untuk menyentuh pengutil ini" Ucap Prince Lee.
"A-aku sudah meminta maaf! Ke-kenapa anda bicara seenaknya. Bukankah semua manusia sederajat di mata Allah! Anda sungguh sombong" Tantang Arumi marah dan mengepalkan tangannya.
"Heh! Siapa yang memberimu wewenang untuk marah padaku? Joe! Cepat seret dia" Ucap Prince Lee.
"Baik! Tuan muda, Nona mari ikut saya ke arah sini" Pinta Joe.
"Tidak mau! Pekerjaanku masih sangat banyak dan aku menolak!" Bantah Arumi mulai melangkah mundur. Ia tak mengerti mengapa di hari pertamanya bekerja, Ia malah terlilit masalah dengan pria tampan yang seorang Actor, namun entah kenapa tiba-tiba pria itu ada dalam kantor tersebut.
"Enak saja! Joe! lekas bawa manusia tengil ini!"Lantang Prince Lee.
"Nona, jika anda menolak, maka masalahnya akan semakin rumit, sebaiknya anda segera ikuti kami" Jelas Joe. Arumi yang merasa takutpun mulai melangkah mengikuti kedua pria tersebut.
"Astagfirullah! Apa yang ingin pria ini lakukan padaku? Ah tidak-tidak, jangan terburu-buru syuudoon pada mereka. Mungkin pria ini hanya ingin mengambil ponselku lalu menghapus rekaman tadi pagi" Bathin Arumi.
BLAM!
"Joe, tinggalkan kami berdua" Ucap Prince Lee. Arumi kaget saat kata-kata itu terlontar begitu saja.
"Baik tuan muda" Balas Joe.
"Tu-tunggu! Ini sangat tak baik, jika ada yang salah paham, keadaannya akan buruk" Pinta Arumi mengarahkan kakinya ke daun pintu.
"Hey! Apa maksudmu! Duduklah, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, dan orang lain tak kubiarkan tahu! Apakah kau mengerti?!" Pekik Prince Lee.
"Tapi..." Keluh Arumi.
"Kalau begitu, saya permisi" Ucap Joe seraya mundur.
"Ya, pergilah, jangan biarakan siapapun masuk"
"Baik Tuan" Joe segera keluar dan menutup pintu tersebut. Jantung Arumi mulai berdetak cepat tak beraturan. Tangannya di kepal dan mulai memainkan pakaiannya.
"Kembalikan ponselmu" Pinta Prince Lee menengadahkan tangannya di depan Arumi.
"A-apa maksud anda tuan"
"Ayolah, jangan pura-pura bodoh! Kau tahu apa yang ku maksud, ini adalah kejadian yang memakukan, jadi sebaiknya jangan berulah"
"Apa-Apakah maksudnya tentang lamaran tadi pagi?" Tanya Arumi.
"Jangan sebutkan! Sini! Aku lihat ponselmu" Pinta Prince Lee.
"Apa? Sa-saya tak membawa ponsel saat bekarja, pengawas bilang tidak boleh memainkan ponsel saat sedang bekerja" Bohong Arumi.
"Kau sungguh menyebalkan!" Prince Lee mulai berdiri dari duduknya dan menghampiri Arumi. Arumi ketakutan dan mulai menyeret kursinya untuk menjauh.
"A-apa yang anda inginkan''
"Wajahmu memperlihatkan bahwa kau sedang berbohong, apa gunanya memakai hijab dan bicara bohong padaku? Apakah ada maksud lain dalam hatimu untuk menyebar Vidio itu pada publik hah!" Marah Prince Lee.
Arumi berusaha berdiri dan mundur. Namun Prince Lee segera mendorong Arumi hingga ia mulai terduduk kembali. Prince Lee mendorong bahu Arumi dan menekannya. Tangannya menggeledah seluruh saku kantong pakaian Arumi. Arumi menjerit ketakutan "Kyaaaa! Astagfirullah! Lepaskan Saya! Apa yang anda lakukan!" Arumi menangis dan berusaha menghentikan kejahatan Prince Lee.
"Kau yang memulainya! Kau pikir aku akan diam saja?!" Pekik Prince Lee.
"Tidakkk! Lepaskan!!" Teriak Arumi. suara gaduh dari kantor CEO itu terdengar hingga keluar. Kebetulan Ibu Prince Lee datang ke kantor untuk membahas Auditor besar-besaran yang akan dilaksanakan besok pagi. Namun siapa sangka saat sampai di depan daun pintu ia mendengar teriakan seorang wanita yang tengah merintih.
BRUK! pintu mulai di buka Ny. Hesty, Betapa kagetnya seorang ibu saat melihat anak laki-lakinya telah bersikap tak sopan pada seorang wanita.
"Arju! Apa yang kau lakukan!" Pekik Ny. Hesty. Prince Lee menoleh, iapun membelalakan matanya "I-ibu, se-sejak kapan ibu ada di sana?" Kaget Prince Lee.
...Prince Lee nama aslinya adalah Arju ketika masuk panggung hiburan ia terkenal dengan nama Prince lee....
Ny. Hesty mendekat dan mengarahkan telapak tangannya ke arah pipi Arju. PLAK! kerasnya tamparan itu membuat pipi Arju merah pekat bergambar tato alami.
"Apa yang kau lakukan! Kau menghina perempuan di kantormu!" Teriak Ny. Hesty marah besar. Arumi segera memegangi pakaiannya yang telah tak beraturan itu. Arju tak melakukan apapun selain menggeledah isi kantong saku baju dan celana Arumi.
"Ibu! Ini tak seperti yang kau pikirkan!" Bantah Arju memelas pada ibunya.
"Ibu sudah tak tahan dengan tingkahmu yang kekanak-kanakan ini! Sekarang apapun yang ingin ibu lalukan padamu! Kau tak berhak menolaknya"
"Tapi buk! Ini bukan salah Arju! Wanita ini yang memulainya duluan!" Bantah Arju seraya menunjuk ke arah Arumi yang tampak tak berdaya.
Ny. Hesty mendekati Arumi yang sudah tampak mengenaskan "Nak, apa yang Arju lakukan padamu?" Tanya Ny. Hesty. Arumi menitikan air matanya. Arumi sangat takut saat satu persatu tangan lentik pria yang jadi anak wanita ini menyentuh tubuhnya. Bahkan hijab arumi pun sudah tak beraturan di buatnya.
"Jangan menangis, ibu akan bertanggung jawab" Ny. Hesty segera memeluk Arumi dan membelainya.
"Apa-apaan! Buk jangan sembarangan percaya begitu saja pada wanita itu! Dia sudah membohongi ibu!" Teriak Arju. Ny. Hesry mulai menatap kejam ke arah anak laki-lakinya "Diam! Tutup mulutmu! Lihat gadis ini begitu ketakutan! Ibu tak ingin hal ini jadi skandal perusahaan kita. Bersiaplah bertanggung jawab pada ulahmu! Dua hari lagi, ibu akan menikahkanmu dengan wanita ini"
JDEEERRR! mendengar penjelasan Ibu Arju membuat Arumi dan Arju terbelalak mereka histeris tak berdaya.
"Apaaa!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Gibran alief
😮😮😮😮
2022-04-10
0