DUNIT 18 (Mengantar Angel)

"Masuk," teriak Daniel kepada Roni, membuat Roni segera masuk ke dalam apartemen Daniel.

Roni memang mengetahui password apartemen Daniel, karena biasanya jika ada berkas atau apapun yang tertinggal, Roni lah yang bertugas untuk kembali mengambil berkas tersebut. Daniel memang sangat mempercayai Roni, bahkan Daniel menganggap Roni sebagai saudaranya sendiri.

Daniel sejarah masuk dan menyaksikan kemesraan bosnya dan Angel. Roni melihat wajah Daniel yang sumringah, namun berbeda dengan wajah Angel yang sedikit cemberut.

...

Roni terkikik geli ketika melihat Angel yang tengah cemberut, ya cuman Angel yang melihat pesona bosnya itu biasa saja. Entah karna terlalu terbiasa melihat bule atau yang lain, atau apa pun itu. Tapi Angel adalah orang pertama yang tidak mampu melihat pesona duda keren itu.

Setelah meletakkan sate dan jus jeruk mereka, Roni segera keluar dari apartemen tersebut. Yang mampu membuatnya sesak karna iri dan kasihan dalam waktu yang bersamaan.

Iri ketika melihat kemesraan mereka, kasihan karna yang menikmati kemesraan itu hanya bos nya, sementara pasangannya cemberut sajak tadi.

"Dunit ganteng ku, tapi jauh lebih ganteng Daddy ku, lo bisa ngelepasin gue ga?" tanya Angel membuat Daniel mengecup sebentar tengkuk Angel. Kemudian melepaskan dekapannya.

"Nah gini dong dari tadi, ga sesak napas, sesak hati, sesak jantung kan gue," guman Angel segera mengambil sate kesukaannya, kemudian makan dengan lahap.

"Lapar sayang?" tanya Daniel lembut.

"Engga dunit... gue kenyang, makanya makan gue banyak," kata Angel kesal.

"Hahahaha kamu ada ada aja sayang," kata Daniel sembari mengacak kepala Angel.

"Lo sih udah tahu nanya..." kata Angel sembari makan satenya.

Setelah mereka makan, Angel memutuskan untuk pulang dan di antar oleh Daniel, sementara mobil Angel di kendarai oleh Roni.

"Sayang kamu ga nawarin masuk dulu?" tanya Daniel berusaha tersenyum sangat manis, kepada Angel.

Jika dengan wanita lain, mungkin mereka langsung saja akan luluh, dan membalas senyum menawan itu. Tapi ini dengan Angel, Angel bak memiliki pelidung pesona, di mana setiap pesona menawan yang di keluarkan Daniel selalu di anggap biasa saja.

Angel menghela nafas ketika mendengar permintaan Daniel, dengan berat hati Angel segera mengiyakan permintaan Daniel.

"Daniel mau singgah dulu ga?" tanya Angel, dengan senyum terpaksa nya.

"Ah makasih sayang," kata Daniel tampa basa basi segera keluar dari mobilnya, bersamaan dengan Angel.

"Ayo sayang," kata Daniel segera menarik tangan Angel.

Daniel segera mengetuk pintu rumah Angel, sambil terus menggenggam tangan Angel. Angel dengan wajah masam, menerima genggaman erat tangan Daniel.

"Eh Angel sayang kamu udah pulang, wah dengan calon suami ya?" goda Aska, membuat Angel ingin sekali memukul kepala Aska.

"Eh iya nih dengan calon suami, calon istri lu lah mana? Eh sorry baru putus ya," balas Angel dengan kesal kepada Aska

Aska sentak tertawa mendengarkan balasan Angel, memang benar kata-kata Angel, Aska memang tak pernah bertahan lama dengan pacar pacarnya. Tak jarang Aska hanya menggunakannya untuk sekedar memuaskan diri.

"Iya kan gue udah bosan sama dia," kata Aska tak mau kalah, membuat Angel segera memutar bola matanya dengan malas.

"Sayang kamu udah datang, Daniel ayo sini ikut bareng Daddy," panggil Aldo kepada Daniel.

Angel mendengarkan kata-kata Deddy untuk Daniel, membuat Angel melotot tak percaya. Bagaimana mungkin Daddy nya, dengan semudah itu sudah menganggap Daniel sebagai anaknya.

"Daddy sejak kapan si Daniel jadi anak Daddy?" tanya Angel tak suka.

"Loh sayang bukan jadi anak Daddy, kamu tenang aja si Daniel ini akan jadi menantu Daddy," kata Aldo sembari cekikikan melihat ekspresi anaknya.

Sementara Angel yang sudah kesal, segera meninggalkan Aldo dan yang lainnya di bawah. Angel memasuki kamarnya, lalu segera membersihkan dirinya. Angel kemudian segera mengistirahatkan badannya, dan tak butuh waktu lama Angel segera terlelap.

Daniel yang sejak tadi mengurungkan niatnya untuk pulang, karena menunggu Angel untuk mengantarnya. Namun ternyata Angel tidak muncul-muncul juga.

"Maaf Dad... Angel nya masih di atas ya?" tanya Daniel penasaran.

"Oh... paling tu anak udah tidur, biasanya jam segini tidur kok," kata Aldo menjelaskan kepada Daniel, agar Daniel tidak berpikiran yang tidak-tidak.

Daniel yang mengerti akan situasinya, segera meminta izin untuk pulang ke apartemen nya. Daniel pun meminta Roni yang memilih untuk menunggunya di cafe terdekat, segera mengemudikan mobilnya menuju apartemen.

Sesampainya di gedung apartemen, Daniel dan Roni segera menuju apartemennya masing-masing.

Daniel segera membersihkan dirinya ketika sampai di kamar, dan segera bersiap untuk tidur. Sebelum Daniel tidur, Daniel merasa sedikit merindukan Angel, padahal mereka tadi bertemu.

Daniel segera menelpon Angel, dengan video call. Daniel menelpon Angel hingga tiga kali, namun tidak ada jawaban. Namun Daniel tak ingin menyerah, Daniel segera menelpon Angel kembali. Dan untuk yang ke empat kalinya, ternyata Angel mengangkat telepon dari Daniel.

"Ha kenapa? Kangen?" kata Angel dengan wajah dan suara khas bangun tidur.

"Udah tidur dari tadi ya sayang?" tanya Daniel basa-basi membuat Angel membuka matanya sedikit.

"Kira kira gimana?" tanya Angel sedikit kesal, karena tidurnya terganggu.

"Iya maaf maaf, tidur lagi gih, tapi seperti malam kemarin ya," pinta Daniel membuat Angel, segera menuruti permintaan Daniel.

Angel yang tengah mengantuk, segera kembali membaringkan badannya di tempat tidur. Angel memposisikan ponsel nya seperti malam kemarin, kemudian menutup matanya kembali.