Menjadi Adik ku

Setelah sadar Kak Jisoo memperkenalkan L pada Bora, sebelumnya Sun-woo sudah diperkenalkan terlebih dahulu.

Bora menangis dan melihat penolongnya adalah seorang gadis cantik nan imut, ia pun berkali-kali berterimakasih kasih, dan akan mengabulkan apapun yang diminta oleh L, begitu juga dengan Kak Jisoo dan Sun-woo. Namun hal yang mengejutkan adalah L memeluk Bora dan menenangkan nya dan menyuruh agar cepat sembuh. Mendengar hal itu Bora pun bertanya kenapa L tak meminta apapun padanya, bukankah ia sudah menyelamatkan nyawanya dan ia berhak meminta apapun sebagai balas budi.

L menjawab bahwa dia tak butuh apapun

setelah kejadian itu Bora tersenyum dan berbincang-bincang dengan L, sementara gurunya menunggunya diluar ruangan. Kak Jisoo bertanya tentang guru itu pada L, dan ia menjawab bahwa itu hanyalah gurunya yang mendampingi nya kemari karena habis mengikuti perlombaan. Harusnya ia ditemani orang tuanya, namun keduanya sudah meninggal sedangkan paman dan bibinya sibuk.

Tiba-tiba Bora berceletuk yang membuat semua orang didalam ruangan itu kaget, Bora tiba-tiba menawarkan diri menjadi kakak angkat L, dan meminta L menjadi adik angkatnya, karena L tak mau meminta apapun darinya, dan Bora tak bisa membalas budi setelah ia kembali ke Korea jadilah ia meminta L menjadi adik angkat nya.

L tak ingin meminta apapun karena ia dengan tulus mau membantu tanpa meminta imbalan, hal tersebut memang sudah diajarkan neneknya sedari kecil. Namun saat tiba-tiba Bora memintanya untuk menjadi adiknya, ia bingung, kalau pun menolak ia takut Bora sedih dan jika dirinya diposisi Bora ia pasti akan merasa berhutang budi pada orang yang menolongnya. Oleh karena itu L pun menyetujui nya. Membuat Bora, Kak Jisoo, dan Sun-woo senang

Usai pertemuan itu, detik itu juga L diangkat adik oleh keduanya. Bora meminta nomer atau apapun itu agar ia bisa berkomunikasi dengan L, begitu sampai di Korea Bora pun menghubungi L dan sejak saat itu hubungan mereka tetap terjalin layaknya kakak adik. Walaupun mereka tinggal di negara yang berbeda, baik kak Jisoo maupun Bora keduanya menyayangi adik angkat mereka yang sekaligus sebagai malaikat penolong mereka.

Kak Sun-woo mengingat hari bersejarah itu bersama kak Jisoo

"Aku dan Bora berniat mengadopsi L, bagaimana menurut mu? "

"Ada apa kok tiba-tiba. Apa kalian masih merasa berhutang nyawa padanya? "

"Tentu saja, tapi hal itu tidak sesederhana yang kau pikirkan, aku dan Bora merasa pertemuan kami dan L adalah takdir, kami sudah menganggap dirinya benar-benar seperti keluarga kami sendiri atau bahkan menganggap nya sebagai anak. Ayah mertua ku juga tak menolak, bahkan dirinya meminta ku untuk membawa L ke Korea, kau tau sendiri kan bagaimana ayah Bora, dia orang yang sangat menyayangi Bora, saat dulu tau Bora mengalami kecelakaan dan nyawanya berhasil diselamatkan oleh seorang gadis ayah Bora hampir menyuruh orang untuk menjemput L di Indonesia. Ayah berhutang nyawa dan seberapa pun uang yang ia berikan dia merasa tak akan cukup sebagai ungkapan rasa terimakasih karenanya ayah juga ingin mengadopsi L, apalagi saat Bora bercerita kalo L yatim piatu, ayah mertua semakin ingin melihat L. " ucap kak Jisoo

" Kenapa kau merasa pusing, bukankah hubungan mu dan L sangat baik, tinggal minta pendapatnya dan kurasa ia pasti mau. "

" Bagaimana kalau dia tidak mau, ayah mertua selalu mendesak ku agar mempertemukan nya dengan L."

" Aku mengerti, meskipun begitu pendapat L adalah yang utama, bagaimana kalau libur Natal dan tahun baru nanti kita ke rumahnya, dan menceritakan niatmu? "

" Ide bagus, sudah hampir satu tahun, Bora pasti menyukai nya. Terimakasih sobat, untung kau datang kemari. "

" Itu bukan masalah, lagipula aku penasaran bagaimana rupa L yang sekarang, dulu dia adalah gadis yang sangan imut dan juga baik hati, entah bagaimana rupanya yang sekarang. "