Jam 03.00 PM di Ruangan Hazel.
Hazel tengah bersiap-siap untuk kembali pulang ke kediamannya. Rian yang melihat Hazel yang segera ingin pulang pun langsung bertanya.
"Loh?!, kau mau kemana? kan belum waktu pulang?" tanya Rian
"Kan aku sudah bilang jika aku akan pulang lebih cepat hari ini" jawab Hazel kesal karena harus mengulangi perkataan nya lagi
"Ohh iya aku lupa" jawab Rian mengangguk-angguk ketika sudah mengingat perkataan Hazel.
Hazel pun langsung menuju ke mobil dan bergegas pulang, hari ini ia mengemudi sendiri tanpa pak supir seperti biasanya.
Sekitar satu jam Hazel baru sampai ke kediamannya, jalanan yang masih padat dan macet membuatnya lebih lama sampai.
Hazel pun turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah megah nya. Seperti biasa ia mencari keberadaan Alyss
"Mana dia?" ucap Hazel lirih sembari mata nya menjelajahi seluruh rumah.
Sampai di depan pintu kamar Alyss.
"Bulbul, Bagaimana ini? Aku sangat bingung jika harus melihatnya lagi nanti ketika ia pulang....
Aishh benar-benar psyco gila! Akhh kepala ku sakit jika memikirkannya" suara Alyss yang terdengar dari luar pintu kamarnya, dan Hazel yang mendengar semuanya dari balik pintu.
Hazel pun langsung membuka pintu dan...
"Siapa yang kau sebut gila?" tanya nya tiba-tiba, Alyss langsung tertegun dan menoleh ke arah sumber suara.
"Eh i-itu.." jawab Alyss sambil memutar bola matanya ke atas mencari alasan yang dapat ia gunakan.
"Itu apa?" tanya Hazel lagi mendesak Alyss
"Bu-Bulbul yang gila, di-dia terus saja mengeong hari ini" jawab Alyss asal ketika melihat melihat Bulbul.
" Maaf ya Bul, kau kugunakan sebagai alasan" ucap Alyss dalam hati ketika melihat mata biru Bulbul.
"Bulbul? Kucing ini maksud mu?" tanya Hazel dengan mengangkat satu alis nya dan berjalan mendekati Alyss yang sedang duduk di ranjang nya.
"I-iya" jawab Alyss sambil menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu aku cincang saja dia, untuk makanan ikan" jawab Hazel yang langsung mengangkat Bulbul.
MEAOW!!
Bulbul mengeong ketika Hazel mengangkat nya.
"Eehh Jangan!!!" cegah Alyss yang langsung memegang tangan Hazel. Hazel pun langsung melihat ke arah Alyss, tatapan mata mereka bertemu dan terdiam sejenak.
Alyss pun yang menyadari jika ia sedang bertatapan mata dengan Hazel langsung melepaskan tangan nya dan menunduk malu.
"Ja-jangan cincang Bulbul, di-dia kucing baik" ucap Alyss dengan nada lirih
"Tapi kau tadi mengatakan dia kucing gila" ucap Hazel sambil mengerutkan dahinya.
"I-iya saya bilang dia gila karena...
karena sedang marah.." ucap Alyss kebingungan mencari alasan
"Ohh, yasudah" ucap Hazel enteng sembari melempar Bulbul ke lantai.
MEOWW...
Meongan Bulbul garang karena Hazel melemparnya, Bulbul pun langsung bangun dan berlari keluar dari kamar Alyss
"Eh kok di lempar?" ucap Alyss yang tampak khawatir dengan kucing kesayangan nya itu melihat sikap Hazel
"Dia tak apa-apa, itu buktinya dia bisa langsung berlari keluar" jawab Hazel enteng sambil memanyunkan bibir nya.
Sekarang hanya benar-benar ada Hazel dan Alyss saja di kamar. Hazel pun mendekat dan mendudukkan diri nya di tepi ranjang Alyss. Alyss menjadi sangat canggung melihat kedatangan Hazel.
"Sekarang kau...." ucap Hazel sembari membuka kancing kemeja nya.
"Eh?! tuan sedang apa?!" ucap Alyss memundurkan posisi duduk nya agar lebih jauh dari Hazel ketika melihat Hazel membuka kancing kemeja nya.
"Kenapa malu? kan sudah pernah lihat" jawab Hazel sembari tersenyum untuk menggoda Alyss, Melihat Hazel yang seperti itu membuat Alyss langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Sudah siap! Sekarang kau obati luka yang di bahu ku" ucap Hazel ketika selesai membuka kemeja nya, sekarang ia sedang tak mengenakan atasan yang membuat tubuh bidang nya terlihat jelas.
"Kenapa menutup wajah mu? Kau sedang memikirkan apa?" tanya Hazel semakin menggoda Alyss
"Ti-tidak, tak ada yang ku pikirkan" ucap Alyss ketika membuka tangan nya, dan wajahnya yang memerah karna ia sangat malu pun terlihat jelas
"Hahahahaha, sekarang obati aku! kau kan seorang dokter....
Ck kau benar-benar ganas" ucap Hazel diselingi tertawa sambil menggoda Alyss.
"I-iya" jawab Alyss terbata, ia menjadi lebih canggung di situasi yang sekarang. Alyss pun segera mengambil P3K untuk mengobati luka di bahu Hazel karena gigitannya.
"Huh dasar cengeng!, luka segini saja sangat di ributkan, lihat luka yang di buat nya padaku jauh lebih parah!" Alyss bergumam ketika mengobati luka Hazel
"Kau sedang mengatakan sesuatu?" tanya Hazel ketika mendengar gumam Alyss yang mengatakan "luka dibahuku" ia pun sedikit menoleh ke belakang karna saat itu posisi Alyss sedang berada di belakang tubuh Hazel.
Setelah Alyss selesai mengobati luka di bahu Hazel ia pun langsung bangun untuk menyimpan kembali P3K nya. Tetapi.....
Grab...
Hazel langsung menahan tangan Alyss dan mendudukkan nya kembali ke ranjang.
Kreakkk...
Hazel membuka paksa blouse yang di kenakan Alyss, sontak Alyss langsung terkejut dan berusaha menyingkirkan tangan Hazel dari pakaian nya.
"Tuan sedang apa?!!" tanya Alyss dengan nada tinggi pada Hazel, ketika Hazel sudah berhasil membuka blouse yang di kenakan Alyss dengan cara merobek nya.
"Mau mengobati luka di bahu mu" jawab Hazel enteng ketika melihat Alyss yang menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dada nya yang terbuka.
"Memang nya kau kira aku ingin apa?" tanya Hazel berbisik di telinga Alyss, saat itu Alyss sudah menjadi takut dan gemetaran akibat ulah Hazel.
Alyss tak menjawab apapun dan hanya diam tertunduk dengan tubuh yang sedikit gemetar. Hazel pun mengambil kotak P3K yang masih berada di atas ranjang dan mengobati luka di bahu Alyss.
"Apa kau ingin aku mengobati disini juga? atau disini?" tanya Hazel ketika selesai memberi plaster perban ke luka di bahu Alyss, dan menyentuh leher Alyss yang berbekas merah akibat gigitan dan ciuman Hazel malam itu dan beralih menyentuh bibir Alyss yang sedikit terluka karna Hazel juga sempat menggigit nya.
"Ti-tidak usah, saya bisa sendiri" jawab Alyss sembari berusaha menepis tangan Hazel yang sedang menyentuh bibir nya.
"Baiklah" Jawab Hazel sembari menutup kotak P3K tersebut
"Tapi kenapa terus menyilangkan tangan mu? Padahal aku sudah melihat semuanya" ucap Hazel sambil berbisik di telinga Alyss.
Merasakan hembusan nafas Hazel yang sangat dekat dengannya membuat bulu kuduk Alyss menjadi naik karena merinding.
"Jadi jangan terlalu malu" ucap Hazel tersenyum, yang sudah tak berbisik di telinga Alyss lagi sambil menyelipkan rambut panjang Alyss ke balik telinganya.
Alyss hanya terdiam melihat apa yang di lakukan Hazel. Setelah itu akhirnya Hazel pergi meninggalkan kamar Alyss.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Erik Andriansyah Ibrahim
sbr xa ci hazel orng baik cmn memoxa udh ktor
2021-10-24
0
uli
membayangkan sj aq ngeri kpn dia ga berubh pikiran dia bunuh aq haha
2021-10-11
0
uli
membayangkan sj aq ngeri kpn dia ga berubh pikiran dia bunuh aq haha
2021-10-11
0