Jam telah menunjukkan pukul 07.00 PM
Hazel bergegas untuk pulang ke kediamannya. Rian yang sejak pagi memperhatikan kelakuan aneh Hazel pun akhirnya bertanya padanya
"Apa aku boleh dalam mode teman?" tanya Rian pada Hazel. Dia menanyakan hal seperti itu karena jika dia nanti menyinggung Hazel dia tak akan khawatir lagi jika Hazel akan mengancam memotong gajinya.
"Tidak" jawab Hazel singkat, ia sudah sangat mengenal temannya ini, jika dia mengiyakan makan Rian akan menanyai nya banyak hal atau melakukan kelakuan aneh padanya, dan tentunya ancaman andalannya tak akan berguna.
"Haishh kau ini, jika di saat yang di perlukan kau bilang "Tidak", jika tak di perlukan kau bilang "Iya" " ucap Rian malas mendengar jawaban Hazel.
"Ada apa? ada yang ingin kau ketahui?" ucap Hazel berbicara pada Rian seolah sudah tau apa yang ada di pikiran Rian.
Mendapat lampu hijau Rian langsung menanyai teman nya untuk mengorek informasi, mengapa hari ini Hazel begitu Aneh.
"Ada apa dengan mu hari ini?" tanya Rian dengan penasaran
"Aku? Kenapa memangnya?"
"Hari ini kau sangat aneh. Sejak pagi terus tersenyum dan kau bahkan juga tak fokus saat aku membicarakan tentang pekerjaan?" ucap Rian menjelaskan
"Oh....
Itu.." Hazel tak melanjutkan kata-katanya dan malah tersenyum sendiri lagi.
"Ayolah jangan terlalu pelit" ucap Rian sembari menepuk bahu Hazel. Hazel pun berhenti tersenyum dan melirik Rian sekilas.
"Sudahlah kau tak perlu tau" Hazel memilih tak menjawab pertanyaan dari Rian, karena ia tau jika ia memberitahu Rian, Rian pasti akan terus menggodanya
"Tentu saja aku harus tau, hari ini kau sangat menyebalkan! Apa kau sadar?" ucap Rian begitu mendengar perkataan Hazel. Mendengar hal itu Hazel langsung menatap Rian.
"Berapa yang kau inginkan 30% atau 40% ?" tanya Hazel ketika menatap Rian
"Kau mau memberi bonus?" tanya Rian dengan mata berbinar
"Tentu saja...
Aku tidak akan memberi mu bonus dan memotong gaji mu bulan ini" Jawab Hazel dengan nada datar
"Hah?! Loh kok?!"
"Gaji ku...." ucap Rian menangis dalam hati.
"Sudahlah ayo cepat pulang! Ada yang sedang menunggu ku" perintah Hazel pada teman nya yang sudah berubah menjadi lesu.
"Ada yang menunggu mu? Siapa?" tanya Rian penasaran
"Jika kau tanya lagi akan ku potong lagi gaji mu" ucap Hazel menanggapi pertanyaan temannya.
"Yah baik lah" jawab Rian yang semakin lesu mendengarkan pemotongan gaji lagi.
Sesampainya Hazel di kediaman nya. Ia langsung mendengar suara Alyss
"Ahhh lucunya" ucap Alyss dari ruang tv. Hazel pun mengikuti suara Alyss dan melihat Alyss yang sedang menonton tv dengan acara yang bertema kucing
"Kenapa? kau mau memelihara nya?" Hazel tiba-tiba berbicara di dekat telinga Alyss. Sontak Alyss pun langsung kaget
"Ya ampun kaget aku!" ucap Alyss tersentak
"Kau ingin memeliharanya?" tanya Hazel lagi
"Bolehkah?" ucap Alyss semangat dengan mata berbinar pada Hazel, mendengar pertanyaan Hazel.
Deg....
"Imutnya" ucap Hazel dalam hati, tetapi ia berkata lain di bibirnya
"Tidak!" ucap Hazel singkat. Alyss pun langsung merubah ekspresinya menjadi kesal.
"Kalau tak boleh, kenapa tadi bertanya? dia terus mengurung ku disini, dan Aku sangat bosan, tapi ya sudahlah aku juga harusnya masih bersyukur karna dia belum membunuhku sampai sekarang" ucap Alyss dalam hati
Hazel yang melihat wajah cemberut Alyss menjadi gemas, ia pun mendekat kan wajah nya ke wajah Alyss dan...
"AKHH Sakit!!" teriak Alyss karna apa yang dilakukan oleh Hazel. Hazel hanya tersenyum saat melihat Alyss mendorong tubuh nya menjauh. Tentu saja Alyss refleks mendorong Hazel dikarnakan Hazel mengigit pipi Alyss lagi.
"Tuan lapar?" tanya Alyss ketika sudah mendorong tubuh Hazel sembari memegang pipinya yang memerah karena ulah Hazel.
"Hmmm" Hazel hanya berdehem menanggapi pertanyaan Alyss
"Saya sudah memasakkan makanan, kita bisa langsung makan tak perlu menggigit ku" dengus Alyss kesal.
Setelah itu mereka pergi ke ruang makan dan makan malam bersama.
Saat akan tidur malam pun tiba, dan seperti biasa Alyss memiliki tugas menemani Hazel hingga tertidur.
"Kau tak mau menemaniku disini saja?" Tanya Hazel ketika melihat Alyss duduk di kursi yang berada di samping ranjang Hazel, sembari tangannya menepuk ranjang nya menandakan mengajak Alyss untuk tidur di sebelahnya.
"Tidak, saya lebih nyaman seperti ini" ucap Alyss berusaha untuk menolak Hazel
"Tapi aku lebih nyaman kau disini" ucap Hazel sembari menepuk ranjangnya lagi.
"Dan aku tak ingin dengar pendapat mu" Alyss dalam hati ketika mendengar ucapan Hazel.
"Oh iya, Bagaimana dengan operasi walikota? Apa berhasil?" tanya Alyss untuk mengalihkan Hazel yang terus memintanya untuk ditemani tidur di atas ranjang nya. Dan Hazel yang juga belum mengatakan apa-apa tentang perkembangan dari operasi walikota.
"Kau sedang berusaha mengalihkan pembicaraan?" ucap Hazel yang memahami jalan pikiran Alyss. Alyss yang merasa pikiran nya sudah tertebak akhirnya hanya tersenyum kikuk.
"Apa yang kau inginkan jika operasi itu berhasil?" tanya Hazel ingin tau apa yang akan diminta oleh Alyss
"Mmm Bisakah tuan mengizinkan ku bertemu dengan orang tua dan temanku, aku sangat merindukan mereka" ucap Alyss takut-takut dengan nada lirih
"Kau ingin bertemu seseorang? TIDAK!!" ucap Hazel tegas
"Tapi tuan sudah berjanji akan menuruti semua permintaan saya asalkan tidak minta di lepaskan. Saya kan tidak minta tuan melepaskan saya, saya hanya ingin bertemu dengan orang tua dan teman saya saja" ucap Alyss ketika mendengar penolakan dari Hazel
"Baiklah, aku akan menculik orang tua mu dan juga teman mu itu agar kalian bisa bertemu" ucap Hazel enteng
"Apa dia bilang? ingin menculik ibu dan Ayah juga Lala? Dia benar-benar gila! " ucap Alyss dalam hati ketika mendengar ucapan Hazel
"Ti-tidak, jangan culik mereka, Ba-bagaimana jika hanya bertelepon? Saya mohon....." ucap Alyss memberi solusi kepada Hazel, agar ia tak jadi berpikir untuk menculik orang-orang Alyss.
"Yasudah, tapi aku juga akan mendengarkan pembicaraan kalian" ucap Hazel setuju
"Baiklah" jawab Alyss dengan semangat
"Besok kau bisa menelpon mereka" ucap Hazel
"Hah? Besok? Apa walikota sudah di operasi?" tanya Alyss
"Ya, dia sudah, dan operasi nya juga berhasil" jawab Hazel menjelaskan. Alyss yang mendengar hal itu menjadi bersemangat.
"Kau tak mau disini?" tanya Hazel lagi sembari menepuk ranjang
"Hah, memang benar-benar merepotkan, sudah di bilang tidak mau juga" ucap Alyss dalam hati ketika mendengar Hazel yang lagi-lagi memintanya untuk tidur di samping nya.
"Tidak tuan" ucap Alyss sembari tersenyum paksa
"Ya sudahlah, kau duduk disitu saja" ucap Hazel yang tak ingin meminta Alyss tidur disebelahnya lagi
"Baik" jawab Alyss semangat.
Akhirnya Hazel pun tertidur dan ketika Alyss yang sudah memastikan bahwa Hazel telah sepenuhnya tidur, lalu ia kembali ke kamarnya.
......................
Jam 12.05 PM di Ruangan Presdir
Hazel terus mengingat wajah Alyss yang sejak pagi tadi terus bersemangat, dan memang benar jika Alyss sangat bersemangat hari ini, karna ia hari ini akan bertelepon dengan orang tuanya dan juga Larescha.
"Hah benar-benar seperti anak kecil" ucap Hazel lirih mengingat tingkah Alyss sejak pagi.
Sementara itu dikediaman Hazel.....
Alyss yang sangat bersemangat sejak pagi pun tak sabar untuk menunggu Hazel pulang, karna ia akan dapat menelpon orang tuanya dan Larescha.
"Semoga saja nanti Larescha dapat mengerti kode ku!" ucap Alyss semangat
Selain ingin melepaskan rindu Alyss juga ingin memberi kode bahwa ia sedang dalam bahaya. Alyss yang bersemangat pun tak dapat menahan wajah nya dari senyuman, ia sangat senang hari ini.
Jam menunjukkan pukul 05.35 PM.
Hazel yang saat itu baru saja selesai dari pertemuan bisnis nya pun, segera kembali pulang. Saat di perjalanan mobil yang di kendarai nya melewati toko hewan, dan disana ia melihat kucing yang sangat mirip dengan yang dilihat Alyss di tv.
"Apa ku belikan saja, untuk nya?" ucap Hazel lirih ketika melihat kucing tersebut.
"Tapi aku tak suka hewan berbulu" ucap nya lagi sendiri
Tak lama kemudian.....
"Hahhh" Hazel mendesah dan memegang kening nya dengan tangan melihat apa yang ada disampingnya
"Kenapa aku jadi membelinya?" ucap Hazel yang bingung dengan dirinya sendiri, melihat kucing yang sedang duduk di kandang berada tepat disebelahnya.
Sekitar 50 menit kemudian...
Hazel telah sampai di kediaman nya. Alyss yang tengah menunggu Hazel menyadari bahwa Hazel telah sampai langsung mendatangi Hazel.
"Tuan sudah sampai?" sapa nya dengan penuh semangat, dan mata Alyss langsung tertuju dengan apa yang di bawa Hazel di tangannya.
"Hmm" Hazel tak menjawab dan hanya berdehem saja.
"Ini untuk mu, tadi ada kucing liar lewat, jadi aku mengambilnya untuk mu" sambung Hazel sembari memberikan kandang yang berisi kucing yang sangat imut, ia tak mau mengakui jika dia membelinya sendiri
"Wah....
Terima kasih tuan" ucap Alyss dengan mata berbinar menerima kucing imut itu.
"Jaga dia baik-baik! Jika kau tak bisa menjaganya dan dia malah mengganggu ku, aku akan mencincang nya dan melemparkan ke kolam ikan" ucap Hazel dengan wajah serius.
"Tentu saja aku akan menjaganya dengan baik, dia tak akan mengganggu tuan" ucap Alyss seraya langsung memeluk kandang berisi kucing tersebut.
"Mmmm Tuan, kapan kita akan menelpon orang tua dan teman saya?" tanya Alyss hati-hati
"Setelah makan malam" jawab Hazel
"Ayo kita makan malam, saya sudah siapkan makanan nya" ajak Alyss mendengar jawaban Hazel. Alyss pun langsung melangkahkan kaki nya menuju ruang makan. Hazel pun mengikuti Alyss dari belakang.
Setelah mereka selesai makan malam, sesuai janji Hazel pun memberikan Hp nya kepada Alyss dan membiarkan Alyss menelpon. Pertama-tama Alyss menelpon kedua orang tuanya.
tut..tut..tut....
Suara dering sambungan telepon.
"Halo" ucap seorang pria paruh baya dari Hp Hazel
"Ayah!" jawab Alyss bersemangat
"Alyss?" mendengar suara Alyss, Ayah Alyss langsung mengenali suara putrinya itu.
"Kau dimana nak? Ayah dan Ibu sangat khawatir pada mu...
Bu... ini Alyss Bu" tanya Ayah Alyss dan terdengar bahwa ia sedang memanggil Ibu Alyss.
Alyss yang mendengar suara Ayahnya sebenarnya tak tahan ingin menangis, ia ingin bilang apa yang sebenarnya terjadi padanya, namun ia tak bisa karena ada Hazel yang mengawasinya.
"Alyss? ini kau nak? Kamu di mana Al? Ibu sangat khawatir....
kenapa tak bisa dihubungi sama sekali? Ayah mencari mu kemana-mana" ucap ibu Alyss
"Alyss mengikuti pelatihan kedokteran bu, dan sekarang sangat sibuk, maka dari itu tak sempat menelpon" ucap Alyss berbohong dengan mata memerah karna menahan tangis
"Tapi Larescha bilang kau juga tak ada di rumah sakit?" ucap Ayah Alyss yang langsung memotong pembicaraan Alyss dan Ibunya
"Iya itu karena, aku tak mengikuti pelatihan dari rumah sakit Yah, aku mendaftar sendiri dan ketika lulus, aku langsung mengikuti nya tanpa izin dari rumah sakit" jawab Alyss berbohong lagi
"Kau benar tak apa-apa nak" ucap ibu Alyss dengan suara yang tampak sangat khawatir.
"Iya bu, Alyss baik-baik saja" ucap Alyss
Alyss di telpon berusaha meyakinkan Ayah dan Ibu nya agar tak khawatir lagi padanya, dan dia juga memiliki banyak obrolan dengan orang tuanya. Tak terasa satu jam telah berlalu dan Alyss pun mengakhiri pembicaraan dengan orang tuanya di telpon.
"Kau pandai berbohong juga" ucap Hazel ketika telepon nya sudah terputus.
"I-iya, sekarang saya boleh menelpon teman saya?" tanya Alyss
"Dia hanya teman, tapi kenapa kau sangat ingin menelponnya?" tanya Hazel
" Dia seperti sahabat saya, saya bahkan telah menganggap nya seperti saudara sendiri" jawab Alyss menerangkan
"Perempuan atau Laki-laki?" tanya Hazel begitu mendengar ucapan Alyss
"Eh? Perempuan" jawab Alyss bingung mendapati pertanyaan Hazel
"Yasudah" ucap Hazel mengizinkan
Alyss pun segera menghubungi Larescha.
"Halo" suara Larescha dari telepon ketika sudah terhubung
"Lala!"
"Lily? ini kau?" tanya Larescha memastikan
"Iya ini aku. Bagaimana kabar mu?"
"Kau dimana? aku sangat khawatir"
"Mengikuti pelatihan dokter"
"Pelatihan? Kau saja tak datang ke RS" tanya Larescha dengan curiga
"Iya, itu bukan pelatihan yang diadakan dari rumah sakit, dan ketika aku lulus aku langsung mengikutinya tanpa persetujuan rumah sakit" ucap Alyss berbohong, Larescha masih curiga dengan temannya itu, dan Alyss berusaha meyakinkan Larescha.
"Oh iya buku yang kau pinjamkan dulu ternyata sangat berguna, aku membacanya jika bosan disini" ucap Alyss memberikan kode pada Larescha.
"Buku? buku yang mana?" tanya Larescha bingung
"Yang kau berikan terakhir kali" jawab Alyss
"Oh iya, kau tak pernah mengembalikan buku ku jika sudah kau pinjam, kau selalu saja lupa" ucap Larescha
"Iya, iya nanti ku kembalikan. Kau juga tak pernah mengembalikan kosmetik ku jika sudah kau pinjam" jawab Alyss
"Hihihi iya juga" ucap Larescha tertawa kecil
"Setelah ini kau, harus mentraktirku ayam goreng selama 1 bulan penuh jika kau sudah kembali, itu hukuman karna membuat ku khawatir" ucap Larescha
"Iya, kau tak bosan makan ayam jika 1 bulan penuh?
"Tidak"
Alyss dan Larescha mengobrol cukup lama di telepon, sampai akhirnya mereka selesai.
"Ku harap kau mengerti kode ku La" ucap Alyss dalam hati ketika selesai bertelepon
Sementara itu, di kos Larescha...
"Buku? yang di pinjam Alyss terakhir kan buku novel? novel thiller tentang seorang pembunuh berantai yang menculik korbannya sebelum dibunuh. Apa buku itu yang dimaksud Alyss? tapi dia kan tak suka membaca genre seperti itu" ucap Larescha bingung mengingat pembicaraan nya dengan Alyss.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Fransiska Widyanti
penasaran kelanjutan ceritanya
2021-10-07
0
Afia Nur
Kodenya nyampe gak yah?
2021-07-21
1
Rohayati Aye
lanjuuuut
2021-06-12
1