Tiba Di Hongkong

Di bandara kini tiba saatnya sebuah pesawat yang baru saja tiba mengantarkan penerbangan yang berasal dari Indonesia.  Hembusan angin yang kencang terasa begitu meniup sekitaran landasan bandara.

"Sayang, bangunlah!" pintah Alfy yang beberapa kali menepuk lembut pipi Jee.

Sepanjang jalan Jee terus tidur tanpa menghiraukan suaminya yang kesepian dan hanya menikmati segelas kopi dan membaca koran.

Jee menggeliatkan tubuhnya di kursi pesawat seraya merentangkan kedua tangannya, meregangkan otot-otot tubuhnya lalu membuka kedua matanya. Ia tersenyum mendapati Alfy yang terus menatapnya sejak tadi.

"Kita sudah sampai, Sayang?" tanyanya dengan tertawa kecil seakan melihatkan wajah bersalah karena tidak menemani perjalanan panjang itu.

Alfy hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut istrinya lalu menganggukkan pelan kepalanya. "Ayo kita turun."

Jee segera meletakkan selimutnya kemudian melepaskan seatbelt di pinggangnya. Kini mereka melangkah menuruni pesawat dengan bergandengan tangan. Semua barang sudah di bantu oleh orang yang akan mengurus kedua pasangan itu selama di Hongkong.

Alfy terus menggenggam erat tangan istrinya tanpa mau sekali pun melepaskannya. Sampai di pintu kedatangan mereka sudah di ikuti seorang yang sejak tadi membawa barangnya. Alfy dan Jee segera menuju mobil yang siap mengantar mereka ke tempat tujuan.

***

Sementara Jac dan suster Syanin yang juga sudah berada di bandara. Sebentar lagi pesawat yang mereka tumpangi akan take off dan mengantarnya ke tempat tujuan.

Di bandara yang sama keluarga Syein tengah ramai melangkah menuju pesawat, "Aduh Pah, Mamah capek kalau buru-buru begini."

Nyonya Syein tampak kelelahan karena kepergian mereka sangat buru-buru belum lagi persiapan yang sama sekali mendadak ketika Alfy dan Jee pergi dari rumah itu. Begitu juga dengan Nyonya Flora yang terlihat wajah penuh keringatnya beberapa kali di usap dengan Tuan Indrawan.

"Maafin Papah yah, Mah." Suara Tuan Reindra tampak merasa bersalah.

Ini semua di luar rencana mereka karena rasa khawatir Tuan Reindra yang terlalu berlebihan hingga tidak bisa percaya dengan putranya. Alfy memang sangat tidak bisa di percaya jika menyangkut cucunya, gairah putranya sepertinya Tuan Reindra sudah sangat memahami.

Yah ia memahami putranya karena memang Alfy sangat mirip dengannya ketika muda yang selalu tidak bisa membatasi untuk memintah hak pada istrinya. Sebelum Alfy lahir, Nyonya Syein juga pernah mengalami keguguran dan itu semua karena ulah Tuan Reindra yang tidak bisa menahan hasratnya.

"Kita harus tiba di sana secepat mungkin, Papi khawatir dengan Jee."

Tuan Indrawan mengatakan pada Nyonya Flora dengan wajah cemasnya, semua bisa memahami kecemasan pria itu. "Iya kau benar, kita memang perlu mengawasi mereka."

Tapi mengapa kita tidak berangkat bersamaan saja?" tanya Nyonya Flora penasaran.

Nyonya Flora dan Nyonya Syein bingung karena keberangkatan mereka sangat dekat dengan jarak keberangkatan kedua anaknya.

Di pejalanan Jac yang tengah menikmati pemandangan awan dari jendela pesawat itu terkejut ketikan menyadari kehadiran Tuan Farhan di sebelahnya. Matanya melotot tidak percaya, beberapa kalia pria itu mengusap kasar kedua matanya lalu kembali menatap pria di seberang kursinya.

"Papah Farhan." Suara Jac yang terkejut.

Suster Syanin yang terbangun dari tidurnya seketika menatap suaminya dan ikut menatap ke arah sebelahnya. Matanya tidak kalah terkejutnya dari pada sang suami.

"Papah Farhan?" tanyanya yang terdengar lebih keras dan sukses membangunkan beberapa orang yang berada di sekitarnya.

Tuan Farhan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah dua pasangan yang menatapnya bingung. Suster Syanin dan Jac hanya diam menatap penuh tidak percaya pada sosok pria yang ada di depan matanya saat ini.

Sumpah demi apa pun semua sangat di luar dugaan keberadaan Tuan Farhan kali ini tidak ada yang memahami apa maksud dan tujuannya. Hanya Tuhan dan dirinya lah yang tahu jika keberadaannya hanya untuk menjaga putrinya seorang. Tuan Farhan sebenarnya memang tidak percaya penuh dengan Jac karena sejak pertemuan keduanya pertama kali, sikap Jac memang tidak menunjukkan sebagai pria yang selayaknya.

Terlebih lagi dengan kasus suster Syanin yang sempat batal menikah hanya karena kegengsian keduanya benar-benar di luar dugaan Tuan Farhan.

"Papah Farhan, sedang apa di sini?" bisik Jac yang mendekatkan kepalanya pada tempat Tuan Farhan duduk.

"Menjaga Syanin." jawabnya singkat dan membuat Jac mengernyitkan dahinya dalam.

Belum sempat Jac melontarkan kata-kata jari telunjuk Tuan Farhan sudah lebih dulu menutup bibirnya sendiri seolah memberi isyarat untuk menantunya membungkam mulutnya. Jac akhirnya menurut dan menatap arah suster Syanin.

Suster Syanin hanya menggerakkan kedua bahunya memberikan jawaban dengan gerakan tubuh itu karena ia sendiri tidak tahu keberadaan dan rencana Tuan Farhan saat ini.

Sementara tepat di Hongkong, Alfy dan Jee yang tengah menikmati perjalanan yang semakin lama terlihat semakin sepi dan jauh dar Kota. Mata keduanya saling melempar tatapan bingung, apa mereka sudah benar di jemput dengan orang yang tepat. Begitu bahasa isyarat yang terbaca.

Akhirnya Alfy memberanikan diri untuk bertanya dengan supirnya. "Kemana kita pergi?" tanyanya dengan bahasa Inggris.

"Saya akan mengantar Tuan dan Nyonya muda sesuai dengan perintah Tuan Indrawan." jawabnya dengan sopan.

Alfy dan Jee sama sekali tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh supir itu. Akhirnya keduanya saling memandang tanpa bertanya lagi sungguh menyebalkan rasanya. Tapi kali ini Alfy harus bisa mengontrol amarahnya.

Cukup lama perjalanan keduanya semakin menikmati begitu indahnya sekitaran jalanan yang mereka lewati sejak tadi. "Sayang, apa yang kau lakukan?"

Alfy tampak mencegah kepala Jee yang berusaha keluar dari jendela mobil itu ketika tangannya membuka kaca jendela.

"Jangan melarangku, ini udaranya sangat sejuk aku ingin menikmatinya." teriak Jee yang berusaha melepas pegangan Alfy.

"Ini bahaya, sudah masuklah!" Alfy memaksa tubuh istrinya duduk di samping dan tangannya segera menutup kaca mobil kembali.

Tidak lama kemudian, mereka kembali di kejutkan pemandangan rumah yang hanya ada satu di pegunungan itu dan tampak seperti istana megah yang sangat indah. Alfy melihat reting mobil yang terarah ke bangunan itu.

Keduanya hanya terdiam memastikan jika mobil itu benar-benar menganatarnya ke sana. Dan beberapa menit kemudian terparkirlah dengan sempurna mobil mereka. Kedatangan Alfy kini di sambut hangat oleh beberapa wanita yang memakai seragam sama . Seperti dress tetapi jika di lihat bentuknya seperti model suster.

Tidak, itu bukan suster seragamnya sangat mewah dan tidak sembarangan orang sepertinya mendapat pekerjaan seperti itu.

"Tuan dan Nyonya muda saya mengantar anda sampai di sini saja, selanjutnya mereka yang akan membantu anda selama berada di sini." ucap supir itu yang terhenti ketika ingin meninggalkan keduanya karena di cegah oleh Alfy.

"Ini tempat apa?" tanya Alfy penasaran.

"Ini rumah Ibu Hamil, Tuan. Di sini anda dan istri anda akan di layani dengan baik demi kesehatan bayi kalian dan semua pekerja yang ada di sini adalah pekerja pilihan yang sangat profesional tentunya." jelas supir itu dengan sopannya.

Alfy kini mengijinkannya untuk pergi setelah yakin dengan ucapan supir itu. Beberapa wanita yang menyambut kedatangannya kini tersenyum ramah dan mengantarkan Alfy dan Jee untuk menuju ruang istirahat mereka.

"Huh lelahnya." ucap Jee seraya merebahkan tubuhnya ke atas kasur dan meregangkan otot-otot yang terasa kaku.

"Sayang, kakimu bengkak?" tanya Alfy terkejut dan segera menaikkan kaki Jee ke atas kasur.

Suster yang baru saja pergi kini kembali ke kamar ketika mendapat panggilan dari Alfy melalui telfon kamar. "Ada apa, Tuan?"

"Ini sus, kaki istri saya bengkak." Alfy terlihat panik memegang kaki Jee.

"Ini karena pengaruh kaki Nyonya muda terlalu lama menggantung atau duduk Tuan dan ini wajar untuk ibu hamil. Sebentar saya akan mengambilkan alat kompres agar tidak bengkak lagi." jelasnya dan berlari kecil.

Terpopuler

Comments

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

like

2020-12-09

0

Dewi Ws

Dewi Ws

Like

2020-12-08

0

Gazelle

Gazelle


semangat
jaga kesehatan

2020-12-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!