Amarah

Setelah Mia berteriak dengan begitu lantangnya. Tanpa Mia sadari, Tio yang berada tepat di samping kaca mobil Mia, menatapnya dengan sorot mata yang tajam. Raut wajah penuh amarah terpancar dari wajah Tio.

Tio lalu masuk ke dalam mobil dan melempar kantong plastik yang berisi obat-obatan yang telah dia beli, ke bangku belakang. Hampir saja kantong tersebut mengenai Kezia yang duduk di bangku belakang.

Suasana di dalam mobil begitu tegang, tidak ada yang berani berbicara baik itu Kezia maupun Mia. Tio yang mengendarai mobil secara brutal pun, semakin membuat Kezia dan Mia diam tak berkutik.

Astaga, kenapa dia seperti kesetanan sekarang. Aku tahu dia pasti merasa tersinggung karena ucapanku tadi. Tapi, kalau begini terus lama-lama kami bisa mendapat tiket 'bisnis class' ke akhirat.

Batin Mia.

Mia lalu memberanikan diri untuk berbicara.

"Tio, bisakah kau pelan-pelan saja melajukan mobil ini ? aku pikir kau mengendarainya terlalu kencang" ucap Mia.

Tio melirik Mia. Tetapi dia hanya diam saja tidak menggubris ucapan Mia. Sebagai gantinya dia malah menekan pedal gasnya semakin dalam, sehingga laju mobil bertambah kencang. Mia dan Kezia semakin ketakutan dibuatnya.

Ah, sial ! Aku menyesal berbicara seperti tadi. Ternyata malah membuatnya semakin menjadi-jadi.

Batin Mia.

Selama perjalanan, Mia hanya memejamkan mata dan berpengan erat pada safety beltnya. Hingga akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, Mereka akhirnya sampai di rumah Mia.

Mia lalu turun dari mobil, dan hendak mengucapkan terima kasih.

"Terima ka.." Belum sempat Mia mengucapkan rasa terima kasihnya, Mobil yang dikendarai Tio langsung melaju pergi. Bahkan, Tio tidak mau melihat Mia sama sekali saat Mia mencoba mengajaknya berbicara tadi.

Ya, Tuhan. Bagaimana ini ? Sepertinya dia marah besar.

Batin Mia.

*********

Sesampainya di rumah, Mia langsung menghambur ke pelukan ibunya yang sedang asyik menonton film bollywood.

"Emakkkkk" ucap Mia dengan wajah cemberutnya.

"Loh, tumben. Kamu kenapa sayang ? Enggak biasanya kamu kayak begini" ucap Ibu Nurjanah.

"Badan Ibu pegal-pegal ? Ibu mau dipijat enggak ? Atau Mia bantu mengerjakan pekerjaan rumah yang lainnnya ? Atau Ibu mau makan martabak keju kesukaan Ibu ? Nanti Mia yang belikan deh !" ucap Mia.

Ibu Nurjanah mengernyit. Bahkan Pak Arif, Ayahnya Mia ikut bingung dengan tingkah laku Mia yang tidak biasa.

"Kamu enggak kesambet kan nak ? Atau habis berbuat onar di luar ?" tanya Pak Arif.

Mia menggeleng.

"Langsung katakan intinya saja ? Tidak perlu berputar-putar seperti ini !" ucap Bu Nurjanah yang sepertinya hafal luar dalam dengan tingkah laku anaknya.

Wow, ibu cenayang ! langsung paham apa maksudku.

Batin Mia.

"Hmm.. Bu.." ucap Mia.

"Ibu, aku tidak mau menikah" ucap Mia.

Bu Nurjanah dan Pak Arif terkejut mendengar ucapan Mia.

"Kamu ini bicara apa sih ? Dulu kamu juga pernah berbicara seperti ini kan. jangan bercanda lah !" ucap bu Nurjanah

"Aku sedang tidak bercanda. Aku tidak usah menikah saja ya, Bu. Please, aku mohon. Aku akan menikah dengan siapa saja. Tapi, tolong jangan dengan Tio" ucap Mia.

Pak Arif dan Bu Nurjanah saling berpandangan. Bu Nurjanah lalu mengambil bantal yang dipakainya saat menonton televisi tadi, dan memukulkan bantal tersebut pada Mia.

"Bisa-bisanya kamu berkata lelucon seperti ini, disaat hari pernikahanmu tinggal menghitung hari !" ucap Bu Nurjanah yang tidak berhenti memukul bantalnya berulang kali kepada Mia.

"Bu, aku tidak mau menikah dengan Tio. Dia itu aneh ! Terkadang dia baik, kadang-kadang dia bisa berubah menjadi orang yang sangat pemarah. Kalau sekarang saja dia seperti itu, bagaimana aku bisa menjalani kehidupan pernikahanku dengannya. Di tambah lagi mempunyai adik ipar yang sangat menyebalkan" ucap Mia.

Bu Nurjanah lalu meletakkan bantal yang digunakannya sedari tadi untuk memukul Mia ke lantai.

"Coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi ?" ucap Bu Nurjanah.

Mia lalu menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya secara garis besar. Pak Arif dan Ibu Nurjanah mendengarkan cerita Mia dengan seksama.

"Adiknya Tio mengatakan sesuatu yang memancing emosiku. Jadinya, aku berteriak di dalam mobil kalau aku tidak menyukai Tio. Aku tidak menyadari sejak kapan Tio berdiri disana. Sepertinya dia mendengar apa yang aku katakan. Dia memang tidak berbicara kasar kepadaku. Tetapi dia mengantarku pulang dengan mengemudikan mobilnya secara brutal. Dia sepertinya marah besar kepadaku" ucap Mia.

"Coba Ibu pikir, siapa yang mau menikah dengan pria pemarah dan punya adik ipar yang menyebalkan ?" ucap Mia.

Bu Nurjanah menghela nafas panjang.

"Memangnya apa yang sudah diucapkan adiknya Tio kepadamu ?" tanya Pak Arif.

Mia terdiam.

Tidak mungkin kan aku bilang pada ayah dan ibu, kalau Kezia bilang kalau aku ini tidak sadar diri dan gila harta dan kedudukan. Ibu dan ayah pasti akan sedih. Lalu Ibu juga tidak akan tinggal diam, dia pasti menyeret Kezia kemari dengan berbagai cara, agar Kezia meminta maaf padaku. Kalau begini persoalan bisa semakin besar. Keluarga Martadinata juga tidak akan tinggal diam pastinya.

Batin Mia.

"Hmm.. dia bilang.. Aku ini tidak pantas untuk Tio" ucap Mia.

"Itu saja ?" tanya Bu Nurjanah.

Mia mengangguk.

"Ini sih bukan kesalahan Tio sepenuhnya. Coba pikirkan. Siapa yang tidak marah saat mendengar calon istrinya bilang tidak menyukainya. Mungkin Tio bersifat kekakanak-kanakan seperti tadi, karena terbawa sifat kepemimpinannya di perusahaan. Sehingga dia meluapkan kekesalannya dengan cara kekakanak-kanakan seperti itu" ucap Bu Nurjanah.

"Sedangkan masalah adiknya, jangan kamu pikirkan. Mungkin dia hanya belum mengenalmu saja. Atau kalau perlu nanti ibu bicara dengan mamanya Tio biar dia dapat menegur adiknya Tio" ucap Bu Nurjanah.

"Tapi, Bu..." ucap Mia.

"Aku tetap tidak ingin menikah dengan Tio" sambung Mia.

"Kenapa ?" tanya Ibu Nurjanah dengan nada yang keras.

"Karena aku tidak menyukainya dan dia juga tidak menyukaiku" ucap Mia.

"Tidak masuk akal ! Kalau dia tidak menyukaimu kenapa dia menerima perjodohan ini ? Dia bukan anak kecil kan ? Yang tidak bisa mengatakan 'tidak' untuk menolak perjodohan ini" ucap Bu Nurjanah.

Mia terdiam.

Itu karena dia tidak ingin mengecewakan kakeknya dan kelurganya.

Batin Mia.

Bu Nurjanah lalu merangkul pundak Mia dan membelai rambutnya.

"Untuk membatalkan pernikahan tidak semudah itu. Kamu akan menghancurkan dua keluarga kalau kamu bersikeras untuk membatalkannya. Belum lagi gosip dari para tetangga dan orang-orang yang akan terus berbicara buruk tentang keluarga kita, bila kita membatalkan pernikahan. Apalagi ini akan berimbas besar pada nama baik keluarga Martadinata. Mereka pasti tidak akan tinggal diam dan menempuh jalur hukum" sambung Bu Nurjanah.

"Ibu tidak tahu apa yang membuatmu tidak menyukai Tio. Walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk orang seperti Tio tidak disukai oleh wanita. Tapi Ibu bisa melihat kalau Tio itu anak yang baik" ucap Bu Nurjanah.

Mia menghela nafas.

"Sudah, kalau begitu besok kamu pergi ke kantornya Tio dan minta maaf padanya atas ucapanmu tadi" ucap Bu Nurjanah.

"Besok, aku masih harus bekerja, bu" ucap Mia yang malas untuk meminta maaf.

"Kamu kan bisa pergi ketika jam istirahat !" ucap Bu Nurjanah.

"Tapi, Bu.." ucap Mia.

"Mau pergi atau ibu yang menyeretmu ke sana ?" ucap Bu Nurjanah memotong ucapan Mia.

"Baiklah, aku akan ke sana besok" ucap Mia.

Bu Nurjanah tersenyum puas mendapati jawaban Mia.

Sedangkan Pak Arif yang sedari tadi mendengarkan percakapan antara Ibu dan anak tersebut, bergindik merinding mendengarnya.

Wow, ternyata istriku benar-benar menyeramkan !

Batin Pak Arif.

Jangan lupa like, komen, vote dan giftnya ya 🤭🙏🏼

Terpopuler

Comments

Widi Nuhgraeni

Widi Nuhgraeni

Mia sangat tidak peka

2021-11-03

0

Irma Revolusia

Irma Revolusia

kalo gw males klarifikasi, biarin aj ikutin aj gmn kedepannya. si kezia jg sotoyyy. bikin kesel😡

2021-05-18

0

emil zheyuan

emil zheyuan

untuk ke 2x nya salah faham gegara zizi😒

semoga ngk smpek batal prnikahan merka

2021-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!