"Sudah, cukup !" ucap Bu Lesta.
"Ada pertanyaan yang perlu ditanyakan dan ada juga yang tidak" ucap Bu Lesta melirik pada Kezia.
Kezia yang mengerti arti dari ucapan ibunya dan mendapat pandangan yang tajam dari sang ibu, segera terdiam.
Beberapa pelayan lalu masuk ke dalam ruangan dan menghidangkan berbagai macam jenis makanan yang telah di pesan Ibu Lesta.
"Ayo, sekarang saatnya kita makan dulu. Nanti, hidangannya dingin" ucap Ibu Lesta.
Mia lalu mulai mengambil piring dan sendoknya dengan dada yang masih terus berdebar karena gugup. Sedangkan Kezia mulai menyantap makanannya dengan perasaan jengkel.
Akhirnya mereka menyantap makanan yang sudah dihidangkan, dan sesekali diselingi obrolan ringan antara Ibu Lesta dan Mia.
*********
Sementara di ruangan private room sebuah cafe ternama, Tio yang baru saja selesai bertemu dengan relasi bisnisnya langsung ikut bergabung dengan teman-temannya yang mengajak bertemu untuk sekedar kumpul bareng.
"Wuizz, calon manten sudah datang nih. Harap gelar karpet merah" ucap Ricky menggoda Tio.
Varel dan Andrif yang mendengar ucapan Ricky tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Tio masih memasang wajah stay cool-nya.
Tio lalu duduk bersebelahan dengan varel di sofa tersebut.
"Afkar mana ? Dia tidak bisa datang ?" tanya Tio.
"Afkar datang kok. Mungkin lagi di jalan sekarang. Soalnya dia baru pulang dari perjalanan bisnis" ucap Varel.
Tio hanya menganggukan kepalanya.
"Calon manten keluyuran kayak gini, memangnya kamu enggak di pingit, Tio ?" tanya Andrif pada Tio.
Tio tersenyum seolah mengejek.
"Memangnya ini zaman kapan ? Masih pakai acara dipingit" ucap Tio.
Andrif, Varel dan Ricky tertawa mendengar ucapan Tio.
Tidak lama kemudian, Afkar masuk ke dalam ruangan private room mereka, dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Sorry, telat. Tadi ada insiden kecil di bandara" ucap Afkar yang baru saja tiba.
"Insiden ? insiden apa memangnya ?" tanya Andrif penasaran.
"Ada cewek gila yang satu pesawat sama aku. Sewaktu mau menunggu koper di tempat pengambilan koper, aku salah mengambil koper miliknya. Kebetulan warna dan motif koper kami sama. Sehingga dia langsung menuduhku mencuri koper miliknya" ucap Afkar.
"Padahal aku sudah menjelaskan dan meminta maaf. Tetapi, dia bilang aku sengaja berniat menukar koper milikku dengan kopernya. Dia bilang aku ingin mencuri barang-barang berharga miliknya yang berada di dalam koper itu" sambung Afkar.
Afkar lalu mengambil botol air mineral yang berada di atas meja dan meneguknya.
"Dan yang lebih gilanya lagi, bocah ingusan itu bilang kalau penampilanku persis seperti preman kampung yang belum minum obat karena memakai celana pendek di dalam pesawat" ucap Afkar yang berapi-api.
"Jadi, apa perempuan itu cantik ?" tanya Ricky.
"Cantik kalau cerewet seperti itu siapa yang mau menjadikannya pacar ? Hanya orang sinting yang mau dengan orang seperti itu" ucap Afkar.
"Haishh.. Aku harap, aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Bisa sial hidupku kalau sampai berpapasan kembali dengannya !" ucap Afkar yang terlihat sangat kesal.
Tio dan teman-temannya yang lain hanya tersenyum menanggapi ucapan Afkar.
"Ngomong-ngomong, apa kamu jadi membeli jam tangan yang aku pesan kemarin ?" tanya Varel.
"Ada di mobil. Aku belum sempat membongkar koper. Besok, aku kirim saja jamnya ke kantor kalian masing-masing" ucap Afkar.
"Oke, Thanks ya !" ucap Varel.
Mereka lalu kembali melanjutkan obrolan tentang pekerjaan mereka, masa-masa mereka sewaktu sekolah, dan obrolan singkat yang lainnya.
**************
Mia, Ibu Lesta dan Kezia yang telah selesai makan beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Mereka berjalan beriringan menuju pintu depan restoran.
foto : Kezia.
"Kamu beneran mau pulang sendiri ? kenapa kita enggak barengan saja, Mia ?" tanya Ibu Lesta.
"Iya, saya pulang sendiri saja Bu. Kebetulan Ibu saya, menyuruh saya belanja untuk keperluan warung" ucap Mia mencari alasan.
"Ya, sudah kalau begitu. Ibu dan Kezia pergi pulang duluan ya. Kamu hati-hati di jalannya. Cepat pulang kalau sudah selesai belanjanya. Jangan keluyuran lagi. Pernikahan kalian tinggal menghitung hari" ucap Ibu Lesta.
"Baik, Bu" ucap Mia tersenyum lebar. Sebuah senyuman yang manis diluar tetapi pahit di dalam.
Akhirnya Ibu Lesta dan Kezia masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.
"Hufttt.." ucap Mia sambil menghela nafas panjang.
Gila ! Aku pikir sifat adiknya Tio secantik wajahnya. Ternyata ahlak adeknya ditukar tambah sama kecantikannya. Atau bisa jadi sewaktu pembagian ahlak dia malah alfa. Arghhh.. pokoknya itu bocah tengil bikin aku gregetan banget. Makanan yang tadinya nampak nikmat serasa hambar dimulutku. Boro-boro mau kenyang, bisa menelan makanan itu dihadapan mereka saja sudah untung bagiku. Tampaknya aku harus cari warteg di dekat sini untuk meluapkan kekesalanku !
Batin Mia.
*************
Sore harinya, di Kediamanan Martadinata.
Kezia yang mendengar suara pintu kamar kakaknya yang terbuka, segera mendatangi kamar Tio.
"Kak Tioooo !" ucap Kezia yang berlari berhamburan memeluk kakaknya.
"Baru pulang Kak ?" tanya Kezia.
"Ehm" Tio berdehem.
"Kak Tio itu kakakku bukan sih ? Kenapa sewaktu aku minta kakak menjemputku, kakak tidak datang menjemput ? Malah menyuruh sopir yang menjemputku !" ucap Kezia yang terlihat kesal.
"Kakak sibuk !" ucap Tio singkat.
"Sibuk ? Sibuk apa ? Paling sibuk menyiapkan pernikahan kan ?" tebak Kezia.
"Sok tahu kamu !" ucap Tio.
"Wuu.." Kezia mencibir.
"Tapi, kak. Aku tadinya sempat kaget loh, saat mama memperkenalkan calon kakak iparku. Ternyata dia jauh dari orang yang kubayangkan. Aku juga sempat berfikir kalau selera kak Tio dalam memilih pasangan benar-benar buruk. Tapi, setelah mama bercerita di dalam mobil tadi. Aku baru tahu kalau kak Tio dan kak Mia itu dijodohkan. Aku jadi mengerti sekarang" ucap Kezia.
"Tapi, yang membuatku heran sekarang adalah kenapa kakak dengan mudah menyetujui untuk menikah dengan orang seperti kak Mia. Kakak kan bisa menolaknya" ucap Kezia.
Tio yang baru saja melepas jaketnya, menghempaskan jaketnya di atas kasur.
"Jangan suka mencampuri urusanku. Aku tidak suka !" ucap Tio.
Kezia langsung terdiam mendengar ucapan Tio barusan.
Loh kok kak Tio marah sih ? Apa aku salah ngomong ?
Batin Kezia.
"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, kamu boleh keluar. Aku mau istirahat" ucap Tio.
"Huft.." Kezia menghela nafas.
"Ah, Sepertinya ini hari kesialanku deh. Di rumah di marahi kak Tio, di restoran tadi juga dimarahi sama mama. Sebelumnya, juga di bandara sempat bertengkar dengan preman kampung yang lupa minum obat. Pokoknya, hari ini semua pada jahat sama Kezia !" ucap Kezia sambil berlalu pergi keluar dari kamar kakaknya.
Preman kampung yang lupa minum obat ? terdengar familiar. Seperti pernah mendengarnya di suatu tempat. Tapi, dimana ya ?
Batin Tio.
Jangan lupa Like, komen, dan votenya ya terima kasih 🙏🏼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GMN REAKSI AVKAR JIKA TAU KEZIA ADIK TIO...
2023-02-11
0
Sulaiman Efendy
BRARTI AVKAR YG BRTEMU KEZIA DI BANDARA...
2023-02-11
0
Widi Nuhgraeni
Kezia jodohnya Afkar
2021-11-03
0