Perjodohan

Mia yang baru saja tiba di rumahnya setelah menaiki ojek online, segera mengetuk pintu rumah.

Ayah yang mendengar suara ketukan pintu, langsung membukakan pintu untuk anak perempuan kesayangannya.

"Baru pulang ?" tanya Ayah Mia.

"Iya nih, Yah. Tadi, pulang kerja mampir dulu ke coffee shop. Ketemuan sama teman-teman sewaktu SMA" ucap Mia.

"Ooh.. Ayah sudah khawatir tadi, kenapa kamu telat pulang" ucap Ayah.

"Eh, iya Yah. Maaf, tadi enggak ngabarin Ayah dan Ibu dulu. Lain kali Mia bakalan ngabarin deh kalau pulang telat" ucap Mia.

Ayah mengangguk.

"Ibu mana Yah ?" tanya Mia.

"Ibu lagi di dapur. Coba kamu bantuin deh. Kayaknya Ibu habis perang di dapur" ucap Ayah.

"Hah ? Perang ?" tanya Mia.

Mia segera bergegas ke dapur. Sebelum ke dapur, Mia sempat melirik ke atas meja makan yang dipenuhi berbagai macam lauk pauk yang tidak biasa. Ada semur ayam, ikan bakar, udang balado, cumi saus tiram dan sayur-mayur yang lainnya. Sampai meja makan tersebut sudah sama persis dengan menu meja makan prasmanan untuk kondangan.

Ibu lalu keluar dari dalam dapur dengan membawa semangkuk capcay.

"Ibu banyak banget sih ? Mau ditaruh dimana lagi capcaynya ? Sudah enggak muat lagi, Bu" ucap Mia.

"Muat. Tinggal diatur-atur doang" ucap Ibu.

"Ini sebenarnya ada apa sih Bu ? Hari ini ada yang ulang tahun apa ? Tapi kok aku enggak ingat ya siapa ?" tanya Mia.

"Enggak ada yang ulang tahun. Yuk, sini duduk dulu" ajak Ibunya sambil menarik kursi makan yang ada di hadapan mereka.

"Satu jam lagi, kita akan kedatangan tamu. Kamu tahu kan dua minggu yang lalu, Ayahmu pernah menolong seorang kakek-kakek yang hampir kehilangan nyawanya karena kecelakaan ?" tanya Ibu.

Mia mengangguk.

"Nah, kakek tersebut ternyata pemilik perusahaan ternama di kota ini. Karena berniat balas budi, dia ingin menjodohkan cucu kesayangannya denganmu Mia. Saat itu, Ibu hampir mau pingsan mendengar kabar bahagia itu" ucap Ibu.

"Perjodohan ?" tanya Mia.

"Iya ! Kita beruntung sekali bukan ? Ibu rasa, papamu bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa kakek itu saja. Mungkin di kehidupan sebelumnya, papamu pernah menjadi pahlawan perang, menyelamatkan negara, membasmi siluman atau apalah itu. Yang jelas Ayah dan Ibu merasa sangat beruntung karena sebentar lagi akan mendapat calon menantu orang kaya" ucap Ibu dengan mata yang berbinar-binar dan semangat yabg berapi-api.

"Tunggu dulu, Bu. Yang mau dijodohkan ini Tirta kan ? Bukan diriku kan ?" tanya Mia memastikan.

"Kok Tirta sih sayang ? Ya, kamulah. Cucu yang mau dijodohkan itu laki-laki. Jadi, yang akan jadi pasangannya ya kamu lah. Masak pedang lawan pedang" ucap Ibunya yang tanpa filter.

Duarr !

Mia terkejut bukan main.

"Aku enggak mau Bu !" ucap Mia.

"Ibu sudah tahu kamu bakal menjawab. Begitu, tapi Ibu enggak mau ada tawar menawar. Ibu enggak akan melewatkan kesempatan emas ini" ucap Ibu Mia.

"Bu, Mia beneran enggak mau ! Mia enggak kenal dia. Usianya berapa, apa pekerjaannya dan kelakuannya gimana ?" ucap Mia.

"Usianya 28 tahun. Pekerjaanya Manager proyek dan perencanaan di perusahaan kontruksi. Kelakuannya sih kalau cerita kakeknya bersih dari skandal apapun juga. Apalagi anaknya sangat tampan dan lulusan kuliah di luar negeri" ucap Ibu Mia.

"Setelah mendengar ini semua. Aku semakin enggak mau, Bu. Kalau memang dia tampan, pekerjaannya mapan tapi belum menikah di usia 28 tahun, kenapa coba ? Pasti yang mengantri untuk menjadi pacar atau istrinya sangat banyak kan. Tetapi kenapa dia belum menikah juga ?" ucap Mia.

"Bukankah kamu juga belum menikah, padahal usiamu sudah 27 tahun. Jadi apa anehnya ?" tanya Ibu Mia.

"Kalau aku ya wajar saja Bu. Aku tidak memenuhi kualisifikasi itu. Sedangkan dia hampir terdengar sempurna. Atau jangan-jangan dia gay ? atau suka mabuk-mabukan dan narkoba ? Atau yang lebih parahnya, dia suka melakukan tindak kekerasan ? Membayangkannya saja aku sudah takut duluan, Bu" ucap Mia.

"Kapan kamu mau berbakti pada Ibu kalau bukan sekali ini saja. Pria itu juga pasti terpaksa menuruti kehendak kakeknya. Tetapi, Ibu dengar dia menyanggupinya. Kakek itu bilang, kalian akan diberi kesempatan buat saling mengenal lebih dulu. Kalau merasa tidak cocok kalian berhak menolak. Jadi, tolong Ibu ya Mia. Tidak ada salahnya kan untuk mencoba" ucap Ibu Mia.

Mia yang melihat semangat Ibunya yang antusias memasak hidangan bak kondangan kawinan, terpaksa memenuhi kemauan Ibunya. Dia tidak ingin mengecewakan Ibunya.

"Baiklah kalau begitu. Jam berapa mereka akan tiba di sini ?" tanya Mia.

Bu Nurjanah melirik jam di dinding.

"Cepat, kamu mandi sekarang. Setengah jam lagi mereka akan tiba. Pakai baju yang paling bagus dan berhias sedikit ya. Jangan keluar dengan dandanan dan baju asal-asalan !" ucap Ibu Mia.

Mia mengangguk. Dengan langkah gontai, Mia berjalan melangkah menuju kamarnya.

Baiklah, aku turuti saja perintah Ibuku. Toh, kita lihat saja nanti. Paling pria itu akan lari setelah melihat wajahku yang biasa-biasa saja ini. Dan besoknya dia akan tobat untuk bertemu kembali denganku dan membatalkan perjodohan ini. Ternyata, pengalaman yang telah banyak kulalui, sudah cukup untuk membuatku terlatih patah hati.

Batin Mia.

************

Jam telah menunjukkan pukul 19:30 malam. Mia yang telah mandi dan berpakaian rapi siap menunggu kedatangan pria yang digadang-gadang akan dijodohkan dengan dirinya.

Suara mesin mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya, membuat Ayah dan Ibu Mia membuka pintu dan melihat keluar.

Ternyata benar saja, yang datang adalah tamu Ayah yang di nanti-nanti. Mereka membawa dua buah mobil, sudah persis seperti rombongan yang akan mengadakan acara lamaran.

Seorang Ibu paruh baya dan lelaki paruh baya, keluar dari mobil yang berada di depan. Sedangkan seorang lelaki muda dan seorang kakek tua keluar dari mobil di belakangnya.

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Dan langsung di ajak Ayah dan Ibu Mia ke meja makan. Karena memang tujuan mereka kesini, karena undangan dari Ayah dan Ibu Mia yang mengajak makan malam.

"Mia, kemari sebentar letakkan dulu buahnya di sana. Ayo, beri salam pada Pak Martadinata dan keluarganya" ucap Ibu Mia.

Martadinata ? Seperti pernah mendengar nama itu.. Tapi dimana ya ?

Batin Mia.

Mia lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"Nah, kemari ini putri kami. Mia Faradillah" ucap Pak Arif memperkenalkan putrinya.

Mia melepas senyum sebagai tanda memberi salam, tetapi tiba-tiba senyum tersebut langsung pupus seketika, tergantikan oleh sebuah tatapan yang menghujam jantung, tatkala Mia memandangi Pria yang berdiri di samping kakek tua tersebut.

Rasa di dadanya bergejolak. Semua kenangan serasa berputar kembali di ingatannya. Mata Mia tebelalak. Jantungnya serasa berhenti tidak berdetak.

Pria di hadapannya pun tatkala terkejutnya dengan Mia. Walaupun sikapnya terlihat tenang, tetapi rasa terkejut yang dialaminya tidak dapat dipungkirinya. Pupil pria itu terlihat bergetar. Sorot matanya tajam, memandang Mia. Seolah tidak percaya akan bertemu dengan seseorang di masa lalunya dulu.

foto : Tio.

Takdir seperti apa ini ? Apa takdir sedang mempermainkanku ? Tio Martadinata... Kenapa kita harus bertemu lagi.

Batin Mia.

Minta like, komen dan votenya ya gaes 🙏🏼 maaf kalo up nya lama karena kesibukan RL. Untuk kedepannya aku bakal up setiap harinya seperti biasa, karena schedule sudah enggak padat lagi #ceile gayanya 🤭 Pokoknya dukung terus karyaku ya 🤗 Saranghaeyo 😘

Terpopuler

Comments

Ing

Ing

Kalo udah ditakdirkan berjodoh pastinya sejauh & sesulit apapun rintangannya pd akhirnya ttp bakal berjodoh jg

2024-07-02

0

Bundanya Naz

Bundanya Naz

emaknya Mia 😂😂👍

2021-05-03

0

Asna Anja

Asna Anja

mantap! seru👍👍👍👍

2021-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!