11 Tahun Kemudian...
Sebelas tahun telah berlalu. Sekarang Mia telah berusia 27 tahun. Tidak ada perubahan yang begitu menonjol pada dirinya. Hanya saja sekarang dia sudah tidak berkaca mata tebal lagi.
Usaha Ibu Nurjanah yang mati-matian memberikannya jus buah bit, lidah buaya dan wortel sebanyak tiga kali dalam sehari tampaknya membuahkan hasil. Mata Mia yang dulu minus akibat suka bermain game di ponselnya sudah membaik. Apalagi Mia sudah berhenti memainkan game tersebut semenjak menginjak kelas 12.
Nilai mata pelajaran dan mata kuliahnya yang lumayan baik, membuat dirinya yang sekarang telah bekerja di sebuah Perusahaan Penerbitan sebagai staff administari dan keuangan.
Mia juga sudah pandai merawat diri sekarang. Walaupun dia hanya memakai make up sederhana dalam kesehariannya, setidaknya sekarang wajahnya terlihat lebih cerah. Tidak dekil in the kucel seperti waktu dulu.
foto : Mia.
"Mia sayang, tolong buatkan perencanaan keuangan untuk kegiatan bulan depan ya" ucap Purnama, yang merupakan Manager Accounting yang terkenal playboy seantero kantor.
Purna yang berstatuskan sebagai atasan Mia dan semua staff admimistrasi keuangan di ruangan ini, memiliki wajah tampan dan sikap yang ramah terhadap bawahannya.
"Oke, Pak Bos !" ucap Mia yang berbicara tidak formal kepada Purna. Karena sewaktu Mia menginjakkan kakinya pertama kali di kantor ini. Purna hanyalah seorang staff biasa. Namun, Berkat kerja kerasnya yang sangat memuaskan di mata pimpinan, maka Purna mendapatkan promosi jabatan sebagai manajer.
Karena telah berteman sebagai sesama staff selama dua tahun itulah, maka Purna tidak keberatan jika Mia memanggilnya dengan ucapan yang tidak formal, sekalipun Mia hanya memanggil namanya saja. Karena dia sendirilah yang sering meminta Mia bersikap seperti biasa kepadanya.
Purna yang sudah melangkah ke depan pintu ruangan Mia untuk keluar ruangan, kembali berbelok dan menghampiri meja Mia kembali.
"Siang ini, makan bareng di luar yuk ?" ajak Purna.
"Duh, aku enggak bisa pak Boss. Aku sudah janji mau pergi sama Jeje dan Kiya untuk makan siang di kantin" ucap Mia.
"Susah banget sih di ajak makan bareng !" ucap Purna sambil menarik kursi yang berada di depan meja Mia dan mendudukinya.
"Mia, ayo kita makan siang. Makan Mie ayam deh. Makanan favoritmu" ucap Purna memaksa.
Mia menghela nafas panjang.
"Lebih baik kamu pilih salah satu pacar kamu deh buat di ajak makan siang. Daripada terus menjahili aku disini !" ucap Mia.
Purna tertawa mendengarnya.
"Itu semua bukan pacar aku. Cuma teman perempuan doang. Aku kan sudah bilang berkali-kali kalau kamu mau menerima aku jadi pacar kamu, aku bakal menjauhi mereka semua" ucap Purna.
Dasar playboy gadungan ! Pakai bilang cuma teman perempuan segala lagi. Untung kamu bos aku. Kalau enggak, sudah aku jitak kepalanya dari tadi. Kalau dipikir-pikir, sejak kapan ya kelakuannya mirip fir'aun . Mungkin karena sudah naik jabatan, dia menjadi gila popularitas dan bertindak sesuka hati. Dulu sih tingkahnya masih lugu dan polos. Pikirannya pun masih suci dan enggak macem-macem kayak begini. Bikin geram saja ! Otaknya sini disapu dulu biar enggak kotor !
Batin Mia.
Mia lalu berdiri dari duduknya dengan membawa beberapa lembar dokumen.
"Kalau pak Boss masih mau disini sih silahkan saja. Aku mau keruangan Kiya dulu, memberikan dokumen yang harus segera ditindaklanjuti" ucap Mia yang sudah melangkah pergi meninggalkan Purna yang masih duduk di kursinya.
Purna melirik punggunng Mia yang lama kelamaan telah menghilang dari balik pintu.
Yah, ditolak lagi. Mia.. Mia.. mengapa susah sekali mendekatimu. Padahal aku sangat menyukaimu.
Batin Purna.
***********
Setelah selesai berkemas-kemas, Mia sudah siap menenteng tasnya untuk bersiap pulang. Purna yang juga kebetulan mau pulang, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melancarkan serangan pendekatan kembali saat melihat Mia yang sudah berdiri di depan lift.
"Mau pulang ?" tanya Purna yang sudah berdiri disamping Mia.
"Iya, nih" jawab Mia sambil melangkah masuk ke dalam lift.
"Bareng aku yuk. Sekalian aku mau mampir ke rumahmu. Dari awal kita berteman, kamu enggak pernah nawarin aku buat main ke rumahmu" ucap Purna.
"Aku enggak langsung pulang ke rumah, Purna. Aku ada janji sama teman SMA-ku di coffee shop" ucap Mia.
"Oh, ya sudah. Kalau begitu aku antar kamu ke sana ya" ucap Purna.
Mia tampak menghela nafas panjang.
"Oke !" ucap Mia.
Nanti juga sikapnya padaku akan berubah 180 derajat setelah melihat Zizi. Dengan begitu kan, dia akan berhenti menggangguku.
Batin Mia.
**********
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Mia dan Purna tiba di coffee shop. Di sana telah menunggu, Zizi dan Rahma yang juga baru saja pulang dari bekerja.
"Mia !" teriak Rahma sambil melambaikan tangannya pada Mia.
Mia dan Purna langsung menoleh ke asal suara dan melangkah menghampiri Zizi dan Rahma.
"Kalian sudah lama ?" tanya Mia pada Zizi.
"Belum lama sih" ucap Zizi.
"Ini siapa Mia ? Pacar kamu ?" tanya Rahma sambil melirik Purna.
"Jangan ngaco deh ! Dia teman sekantorku. Kebetulan rumahnya searah dengan coffee shop ini. Jadi dia menawarkan tumpangan" ucap Mia.
"Oh, kirain.." ucap Rahma sambil tertawa.
Mia tidak menggubrisnya. Dia lalu mengenalkan Purna pada kedua sahabatnya itu.
"Purna ini kedua teman akrabku sewaktu SMA. Yang ini namanya Rahma. Dia bekerja di perusahaan multimedia. Sedangkan yang satu lagi ini Zizi, dia bekerja di perusahaan properti" ucap Mia.
foto : Purna.
Purna melempar senyum ke arah Rahma dan Zizi.
"Salam kenal ya. Aku Purna" ucap Purna.
"Salam kenal juga Purna" ucap Zizi dan Rahma berbarengan.
"Kalau begitu aku pulang duluan ya Mia. Kalian masih mau lama kan mengobrolnya ?" tanya Purna.
"Eh, iya. Kalau begitu terima kasih ya atas tumpangannya" ucap Mia.
Loh, kok tumben ? Bukannya harusnya dia berlama-lama dulu duduk disini karena ada dua cewek cantik buat jadi mangsa baru. Biasanya kan playboy mah begitu, suka tebar pesona.
Batin Mia.
Purna pun melangkah pergi, meninggalkan tiga orang gadis yang sedang bercengkrama karena sudah lama tidak bertemu.
"Duh, sudah lama banget kita enggak kumpul kayak begini ya. Semenjak kita semua sibuk bekerja" ucap Zizi.
"Iya, nih. Apalagi aku. Kangen banget sama kalian berdua" ucap Mia.
Rahma dan Zizi tersenyum.
"Yang tadi beneran bukan pacar kamu Mia ?" tanya Rahma.
"Bukan lah !" ucap Mia.
"Orang playboy kayak gitu, cewek-cewek yang deket juga pada cantik. Enggak mungkin lah mau melirik remahan rengginang kayak aku" sambung Mia.
"Oh, ya ? Tapi kok, aku lihatnya beda ya. Dia kayaknya suka deh sama kamu. Kalau enggak, mana mungkin bela-belain nganterin kamu ke sini. Memperkenalkan diri sama kita lagi. Sudah, pepet terus saja Mia. Cakep juga anaknya" ucap Rahma.
"Duh, kamu itu kejauhan deh mikirnya" ucap Mia.
Tiba-tiba, ponsel Mia berdering. Mia melirik nama yang tertera pada layar ponselnya dan segera membuka pesan whatsapp-nya.
💌 Cepat, pulang sekarang atau Emak kutuk menjadi batu nanti !
Mata mia melotot membaca pesan dari ibunya.
"Teman-teman, sepertinya aku harus segera pulang sekarang. Kalau tidak, nanti aku bakal enggak dibukain pintu sama ibu negara" ucap Mia yang langsung bergegas pulang setelah berpamitan kepada kedua sahabatnya.
Minta like, komen dan votenya ya gaes 🙏🏼 maaf kalo up nya lama karena kesibukan RL. Untuk kedepannya aku bakal up setiap harinya seperti biasa, karena schedule sudah enggak padat lagi #ceile gayanya 🤭 Pokoknya dukung terus karyaku ya 🤗 Saranghaeyo 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
tini_evel
gile 11 tahun masih aj zizi simpan rahasia yg jd kesalahpahaman mia dan tio..
2021-11-24
0
Jong Nyuk Tjen
tambah seru nih thor
2021-11-13
0
Widi Nuhgraeni
Zizi teman Macam. apa yang gak pernah jujur sama teman baiknya
2021-11-03
0