Gadis Tanpa Pesona
Pagi yang berembun, walaupun hari tidak lagi kelihatan mendung. Tetapi hujan yang cukup deras tadi malam masih meninggalkan tanah yang masih basah dan lembab. Sedangkan cuaca yang berkabut tipis ini akan segera tergantikan dengan sinar matahari yang terang benderang.
Percikan air terdengar di sebuah kamar mandi. Mia yang baru saja selesai mandi segera masuk ke dalam kamarnya.
Berulang kali Mia memandangi pantulan gambar dirinya di cermin dengan posisi masih terlilit handuk. Dia terlihat kembali merapikan rambutnya yang masih basah.
Sesekali dia terlihat sedang menghela nafasnya berat. Teringat kejadian dua tahun silam, saat dirinya masih menginjak kelas 9. Dimana dirinya menjadi bahan bully-an siswa lainnya, dikarenakan penampilannya yang kurang menarik dan nilai akademisnya yang juga dibawah standar. Apalagi dia juga berasal dari keluarga yang sederhana dan biasa-biasa saja. Sehingga menambah paket komplit alasan teman-temannya untuk enggan berteman dengannya.
Mia beranggapan, dia tidak punya pesona apapun untuk ditonjolkan. Hal ini lantas membuatnya menjadi gadis yang pendiam yang tidak percaya diri.
Lalu bagaimana dengan sekarang ? Tidak ada yang berubah dengan penampilan Mia. Hanya saja, Mia yang sudah duduk di kelas 11 sekarang telah mempunyai banyak teman. Yah, walaupun dia tahu tidak semuanya mendekatinya dengan tulus.
Perubahan yang dia rasakan saat ini berawal saat dia menginjakkan kakinya di SMA tempatnya bersekolah sekarang. Saat Masa Orientasi Siswa baru, dia satu kelompok dengan dua orang teman barunya yang dipilih secara acak oleh kakak anggota OSIS yang sedang membimbing kelasnya.
Kedua temannya yang berparas wajah cantik, dan pintar dalam bergaul membuat Mia yang awalnya kaku untuk bergabung menjadi nyaman setelah mengenal mereka berdua yang sangat ramah kepada Mia.
Zizi dan Rahma, nama kedua teman Mia tersebut. Walaupun Rahma tidak kalah cantik dari Zizi, tetapi nama Zizi lah yang lebih dikenal oleh teman-teman mereka. Otak Zizi yang jenius ditambah asal usul keluarganya yang merupakan orang terpandang di kota tersebut, menjadikan semua itu alasan jelas bagi Zizi untuk dijuluki sebagai gadis populer di sekolah tersebut.
Semua berusaha untuk mendekati Zizi, baik lawan jenis maupun teman sesama wanita yang ingin ikut populer karena berteman dengan Zizi. Semua surat cinta yang bertebaran mengalir deras untuk Zizi. Inilah yang menjadikan Mia sekarang mempunyai banyak teman. Persahabatan yang sangat akrab antara dirinya, Zizi dan juga Rahma yang telah terjalin sejak kelas 10, membuat dirinya dicari para penggemar Zizi yang berusaha untuk mendekati Zizi. Mereka menitipkan salam, surat cinta bahkan hadiah melalui Mia. Bahkan ada beberapa siswa laki-laki yang sengaja intens mendekatinya terlebih dahulu untuk bisa dekat dengan Zizi.
Pada awalnya dia sempat percaya pada beberapa orang siswa laki-laki yang mendekatinya dengan mengatasnamakan cinta kepada dirinya. Tetapi perlahan kedok mereka terbongkar satu persatu, saat Mia mulai menyadari bahwa tingkah laku mereka yang semakin aneh dan mulai mengarah untuk mendekat kepada Zizi. Karena pengalaman yang sudah terjadi berulang kali tersebut, maka Mia sudah menutup rapat hatinya untuk lelaki yang berusaha mendekatinya. Toh, semua itu ujung-ujungnya juga hanya menjadikan dirinya sebagai batu loncatan untuk usaha lelaki tersebut mendekati teman baiknya, Zizi atau tidak Rahma.
Karena sudah terlatih patah hati berkali-kali, maka Mia sekarang tidak mau terkecoh lagi. Kepada lelaki yang datang kepada dirinya dengan alasan ingin mengenalnya lebih jauh, Mia langsung menginterogasinya. Dia langsung menebak langsung tujuan lelaki itu, dan membantunya mendekati Zizi.
Tetapi tentu semuanya ditolak mentah-mentah oleh Zizi. Sampai sekarang Zizi belum memilih salah satupun dari banyak pria yang berusaha mendekatinya. Mia tidak mengetahui alasannya apa, tetapi Zizi hanya tersenyum saat Mia dan Rahma bertanya padanya mengapa tidak menerima salah satu dari mereka yang telah menembaknya untuk dijadikan pacar. Padahal yang berusaha mendekati Zizi, adalah siswa-siswa yang populer di sekolah. Dari mulai yang berwajah tampan, anak orang terpandang bahkan yang memiliki kecerdasan seperti dirinya.
Mia yang sekarang telah mempunyai banyak teman, menjadikannya tumbuh sebagai gadis yang percaya diri dan ceria. Walaupun penampilannya masih sama seperti dulu, tetapi dia merasa perubahan watak dan sifat yang dia rasakan terhadap dirinya sekarang jauh lebih baik.
foto : Mia.
Mia sendiri merupakan anak pertama dari pasangan Ibu Nurjanah dan Pak Arif. Ayahnya bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan swasta. Sedangkan untuk menambah penghasilan, ibunya membuka warung sayur di halaman depan rumah mereka.
Dan jangan lupakan adiknya. Mia mempunyai seorang adik laki-laki yang terpaut usia dua tahun di bawahnya. Namanya Tirta Guntara. Jadi kalau sekarang Mia menginjak kelas 11, berarti adik lelakinya itu sekarang siswa kelas 9.
Paras wajah Tirta berbeda jauh dengan Mia. Bahkan kalau orang-orang bertemu mereka dijalan tidak akan ada yang menyangka kalau mereka adalah saudara kandung.
Entah karena wajahnya yang tampan atau dia terlahir sebagai anak bontot, maka tingkah laku Tirta sering semena-mena kepada Mia. Kerap kali mereka bertengkar hanya karena pembagian tugas membersihkan rumah yang tidak dikerjakan oleh Tirta yang kabur ke tempat rental permainan playstation atau hanya sekedar ejekan-ejekan yang menghina penampilan kakaknya yang kurang menarik, yang dilontarkan Tirta kepada kakaknya.
Pokoknya, bagi yang punya riwayat penyakit jantung disarankan jangan mempunyai adik durjana seperti dia.
Batin Mia.
Tapi, setampan-tampannya wajah adiknya. Tetap kalah famous dengan Ibunya. Bu Nurjanah yang terkenal sadis, tidak segan-segan menjewer telinga anak-anak disana saat terdengar olehnya, anak-anak kampung tersebut mengejek putrinya. Apalagi saat ada yang dengan sengaja tidak membayar hutang belanjaan sayurnya, Ibunya bakal mendatangi rumah orang tersebut dan mencak-mencak disana seperti orang yang sedang kesambet.
Begitulah cerita keluarga harmonisku dan cerita masa laluku saat kelas 9. Sekarang aku sedang berusaha bangkit dari sifat pendiam dan tidak percaya diri. Yah, aku anggap saja teman-teman yang mengejek dan membully diriku dulu, sedang tidak datang waktu ada pembagian ahlak. Dan karena aku tidak memiliki pesona apapun untuk ditonjolkan, maka dari itu aku harus menjadi orang yang menyenangkan !
Batin Mia.
"Semangat Miaaaaaaa !!" teriak Mia di depan cermin.
Tak lama kemudian sebuah teriakan terdengar.
"Mia, berhenti teriak-teriak tidak jelas seperti itu. Sekarang, cepat berpakaian ! Ayahmu telah menunggu dari tadi untuk mengantarmu sekolah !" teriak Bu Nurjanah.
Mia yang mendengar auman Ibunya, segera mengenakan seragam sekolahnya dan bergegas keluar dari kamarnya.
# Jempolnya dongggg... jangan lupa rate 5 bintang ya di dpn cover, like, komentar dan votenya. Seperti kata upin ipin 10 poin pun berharge 🤭🤭 🙏🏼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Dina Dwi
Saya banget nih di masa sekolah. Cuma untungnya sahabat saya juga 11 12 penampilannya sama saya hehehe... Dulu saya dideketin cowo karena sepupu saya yg cantik n pinter 😅
2024-03-22
1
Vera Mahardika
mampir thor
2023-01-21
0
t@r¡t@
Aku mampir ka othorrr... Ninggalin jejak dolo yea...
2022-06-09
0