"cepat katakan mas ! siapa tante Diana itu?" Teriak Hesty dengan begitu keras sambil menarik baju mas Tio.
"Iya seperti yang kamu dengar barusan. Dia cuman pemilik club." Mas Tio menundukkan wajahnya karena tidak berani menatap Hesty.
"Hubungan dia sama kamu apa? Jelas kan !" Suara teriakan Hesty sebagai seorang istri untuk suaminya, sudah sangat berlebihan.
"Simpanannya. suami kamu sudah 1 tahun jadi simpanan tante-tante. Aku bantu jawab biar cepat kelar !" Jawab Rifqan dengan begitu santai.
Mendengar jawaban itu, Hesty langsung menatap marah kearah Rifqan. Lalu dia kembali menarik baju mas Tio dengan kuat, bahkan lebih kuat dari yang tadi.
Karena amarah, si Hesty itu jadi lupa diri, dia bahkan sedikitpun tidak menghargai mas Tio lagi. Mulutnya yang terbuka lebar karena teriakannya itu, membuat mas Tio kecipratan liurnya. Tapi aku bisa mengerti, seberapa besar sakit hati yang Hesty rasakan.
"Apa benar yang dia bilang barusan, hah? Jawab mas ! Apa kamu itu simpanan Tante Diana?"
"Iya, benar." Jawab mas Tio singkat, dan dia terlihat masih berusaha untuk menahan diri..
Tak disangka, ternyata mas Tio juga sudah lama mengkhianati Hesty.
"Suami apaan kamu? kupikir hanya aku wanita dihati kamu selain Andita. Dengar Ya mas ! Aku itu tidak benci sama Andita karena akulah yang sudah merebut kamu dari dia. Tapi, aku sangat benci sama wanita yang sudah merebut kamu dari aku. Kamu pria murahan mas !"
Plaaakkkk !
Hesty menampar mas Tio dengan keras, hingga membuat mas Tio dengan spontan langsung menatap wajah Hesty. Matanya melotot bulat, seakan ingin memakan Hesty hidup-hidup.
"Kurang ajar kamu !" Mas Tio menjambak rambut Hesty. Hingga membuat wajah istri keduanya itu terangkat menahan sakit.
"Mas sakit ! lepasin !" Hesty terlihat kesakitan. Tangannya mencoba menarik pergelangan tangan mas Tio.
"Istri nggak tau diri ! nggak ada akhlak ! Dasar wanita gila, nggak bisa ngenali suami apa?"
Plaaakkkk !!
Plaaakkkk !!
Mas Tio memberikan dua tamparan dipipi kanan Hesty. Ku lihat Rifqan mengerutkan dahinya, mungkin Rifqan tidak tega melihat wanita di tindas didepan matanya. Tapi dia kembali membuang wajah dari Hesty dan mas Tio. Aku tau, apa yang difikirkan Rifqan sama seperti yang aku fikirkan. Hesty pantas mendapatkannya.
" Tio sudah ! Jangan diteruskan lagi." Ucap pak Hardian untuk melerai.
"Wanita bodoh seperti ini harus dikasih pelajaran." Tio kembali menjambak rambut Hesty dan Menarik tubuh wanita itu mendekati dinding.
"Mas ! kamu tega memperlakukan ku seperti ini?"
"Aku seorang suami ! kepala rumah tangga. Apa pantas aku mendapatkan tamparan dari seorang istri hah? katakan ! Berani-beraninya kamu menamparku. Andita saja, dia tidak pernah sekalipun membalas ku."
Brraakkk !
Mas Tio langsung membentur dengan keras kepala Hesty Kedinding. Hesty terlihat pusing dan tersungkur kelantai. Aku terkejut melihat apa yang dilakukan oleh mas Tio. Bagaimana pun juga Hesty sedang mengandung.
"Sudah pak Tio sudah !" Pak Burhan berlari dan menarik mas Tio dari Hesty. Sedangkan aku juga merasa ingin membantu Hesty. Tapi masih ragu.
Jika mengingat rasa sakit yang aku alami selama ini, dan penyebabnya itu adalah Hesty. Mungkin aku harus tertawa keras melihat Hesty mendapatkan karmanya. Tapi, jika mengingat bayi tidak bersalah yang ada di kandungannya. Tiba-tiba saja aku merasa benar-benar kasihan.
Demi bayi yang tidak bersalah dan supaya rasa kemanusiaanku tidak hilang. Aku langsung bangun dari tempat dudukku untuk menghampiri Hesty. Lalu aku memapah tubuhnya keatas sofa. Untungnya Mila sudah masuk kekamar untuk bermain boneka. Jika tidak, maka Mila akan menonton Kelakuan buruk papanya.
"Lepaskan tubuhku pak Hardian ! Wanita yang tidak tau diri itu, harus diberikan pelajaran dengan keras." Mas Tio menarik tubuhnya, namun pak Hardian masih cukup kuat untuk menahan mas Tio.
"Lepaskan saja dia pak Hardian ! mungkin dia ingin lebih cepat mendapatkan laporan KDRT dari kedua istrinya sekaligus. Ditambah lagi dengan tuntutan atas pemakaian barang-barang haram." Ujar Rifqan yang masih dengan posisi duduk santai.
"Apa?" Aku benar-benar terkejut mendengarnya. Rifqan Kembali membuka kedok mas Tio, lalu aku menatap kearah Hesty.
Wajah Hesty masih sempoyongan dengan dahinya yang sudah memerah, bahkan dia belum sanggup membuka lebar kedua matanya. Ya, aku hanya mendudukkan dia diatas sofa tanpa berbuat apa-apa lagi. Karena rasa kasihan ku hanya sebatas itu saja.
"Cerai kan aku mas !" Ucap Hesty. Mungkin dia juga sangat benci, setelah mengetahui fakta baru bahwa mas Tio pemakai barang haram.
"Baik ! aku ceraikan kamu sekarang juga, dasar wanita tidak tau diri, tidak tau untung." Mas Tio langsung mendang meja yang ada didepannya hingga bergeser mengenai kedua lutut Hesty.
Tidak kusangka, akhirnya mas Tio menceraikan Hesty juga. bahkan lebih cepat dari yang kuduga.
"Hentikan Tio ! Kamu boleh melakukan apapun tapi setelah kami pergi." Ucap pak Hardian yang masih melingkarkan kedua tangannya pada tubuh mas Tio.
"Bagaimana bisa aku menghentikannya. Itu semua terjadi juga Karena Hesty. Kalau dia tidak meminta nafkah 3 juta sebulan. Mungkin aku tidak harus berurusan dengan Tante Diana, tidak harus mengemis uang padanya agar cukup untuk kalian berdua, dan aku juga tidak perlu mengedarkan barang haram itu. Dan jika aku juga tidak memenuhi keinginan Hesty, mungkin sudah dari dulu dia minta cerai dariku. Seharusnya dia bisa melihat pengorbananku selama ini, bukan malah membayarku dengan tamparan itu."
"Tio ! tenangkan dulu diri kamu. Duduk lalu dengar kan aku dan pak Hardian. Kalau tidak, maka polisi yang akan berbicara sekarang juga. Kufikir itu bukan jalan yang bagus, karena kamu akan tersandung dengan banyak hukum." Ucap Rifqan dengan begitu jelas, hingga membuat mas Tio tak berkutik dan langsung duduk diatas sofa.
"Andita, maafkan aku. Tolong batalkan perceraian kita ya? demi Mila. Kamu lihat? barusan Aku juga sudah menceraikan Hesty kan. Aku mengaku salah Andita. Semua ini berawal ketika kamu hamil besar untuk Mila, pas saat kamu mau melahirkan. waktu itu kamu tidak bisa melayani ku lagi, dan aku juga tidak bisa menahan diri, sehingga aku khilaf terhadap Hesty. Tapi wanita j4lang itu yang merayuku duluan."
"Maaf mas, tapi aku sudah tidak peduli."
" Andita kamu harus mendengarkannya dulu, biar kamu tau semuanya. mungkin nanti kamu bisa berubah fikiran."
Apa salahnya jika aku mengetahui semuanya sebelum aku pergi dari sini. Lagian apupun cerita mas Tio, dia tidak akan pernah bisa mengubah keputusan ku. Bagiku, sebuah cerita tidak akan lengkap tanpa tau penyebabnya.
Aku melihat ke arah Rifqan. Dia mengedipkan mata sambil mengangguk pelan. Artinya dia memberiku waktu untuk mendengarkan mas Tio.
" Yasudah, ceritakan mas! yang penting saja jangan bertele-tele." Dan kulihat kearah Hesty yang masih lemah sambil memegang kepala. Bengkak di dahinya sangat parah dan warnanya sudah kebiruan.
"Kamu ingat, saat Hesty kerumah kita untuk ngasih masakan yang dia buat?"
"Eumm, lalu."
Flashback, Kejadian dikamar Dua tahun yang lalu.
Jam 7 malam.
Tok ! Tok ! Tok !
"Andita ! tolong bukakan pintu, ini Hesty."
"Sebentar.. sebentar!"
Karena Andita sudah tidur, jadi aku pun langsung keluar dan membukakan pintu. Kulihat Hesty datang sambil membawakan rantang ditangannya. Parahnya lagi, dia memakai baju yang menampakkan sebagian dari pangkal kedua dadanya. Apalagi bajunya itu sangat tipis, hingga memberikan bentuk yang jelas dikedua ujungnya.
BERSAMBUNG.
Falasbacknya gak panjang kok readers, cuman satu episode aja. Sudah di upload juga barengan sama cahpter yang ini.. tinggal nunggu diloloskan ya?
Semoga kalian suka.. Terimakasih.
Author tunggu komentar dan like dari kalian sebagai penyemangat. Love u readers ku tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Fafa Adieq Bosky
Aq pernah menganggap pelakor ada di bumi ini ... mereka ada karena Suami aja yg gak setia . klo suami setia ... mau pelakor ngesot kek
telanjang kek
kejang2 kek
Pasti gak ada artinya ...
2021-07-26
3
Rhania lesta
Ampunnn deh kebusukan si tio bnyk bngt
2021-04-18
3
Irmawati Wati
bijak dn tegas..suka bngt dehh..
2021-03-07
3