Rifqan datang saat mas Tio mengusirku

"Bagaimana bisa kamu bilang sudah habis? tadi pagi aku bikinin kopi dan gulanya itu masih penuh."

Aku tidak mau menyahutnya lagi, agar tidak terjadi pertengkaran didepan Hesty. Jika aku dan mas Tio bertengkar, maka Hesty pastilah akan sangat senang.

"Yasudah mas, aku pulang saja ya? sudah lapar." Ucap Hesty lalu bangun dari tempat duduknya.

"Jangan dulu donk, ini hujanya sudah semakin deras." Ucap mas Tio sambil memalingkan wajahnya kearah Hesty. dan dia mendaratkan tatapan matanya itu diatas kedua dada Hesty, dengan kancing baju yang terbuka.

"Andita, Sekarang kamu bikinin teh ya ! kamu mau kan? apa aku harus nyuruh Hesty nih, buat bikinin teh untukku didapur." Ucap mas Tio. Apa itu sindiran? Yasudahlah, apa salahnya kalau cuman bikin teh.

"Pakai susu?" Tanyaku lagi.

"Iya, pakein susu. Teh hangat ya?"

Mas Tio memang seperti itu orangnya, kalau ada maunya pasti ngomongnya lembut sekali.

Aku masuk kedalam dan langsung buatin teh seperti Requestnya mas Tio. Dan setelah teh nya jadi aku pun berjalan keluar.

"Nak, kamu sudah bobok ya?" Kulihat Mila sudah tertidur di samping mainannya.

Aku melanjutkan langkahku kembali sambil membawa dua gelas teh diatas nampan. Tiba -tiba timbul inisiatifku untuk melangkah pelan.

Aku ingin mengintip dibalik jendela, apakah mas Tio akan tertangkap basah dengan Hesty.

Kaca jendela yang tidak tembus pandang, bisa membuatku leluasa untuk melihat kelakuan mereka berdua.

Dan ternyata, posisi duduk mereka sudah semakin rapat. Kepala mas Tio semakin dekat dengan kancing baju Hesty yang terbuka. Dia tersenyum nakal sambil sedikit mengintip.

Hatiku seketika hancur lebur. Mungkinkah karena Hesty bertubuh montok, dan aku hanya wanita kurus kering. Sehingga membuat suamiku berpaling kepada wanita lain.

Parahnya lagi. Aku melihat pemandangan yang akhirnya memberiku jawaban atas semua teka-teki tentang mas Tio.

Mas Tio tersenyum bahagia, lalu ia mengelus pelan perut Hesty yang mulai membuncit. Tidak diragukan lagi, pelaku kehamilan Hesty adalah mas Tio.

Hujan pun semakin deras, diiringi dengan suara petir yang menggelegar. Aku berbalik badan, dengan lutut yang gemetar aku berjalan menuju ke arah Mila. Kuangkat dia dari atas lantai lalu meletakkannya diatas pangkuanku.

Aku memeluknya dengan erat. Karena sudah tidak ada tempat lain lagi untuk mengadu. Hanya Mila putriku penyembuh hati yang luka. Air mataku mengalir deras tanpa bisa kutahan.

"Sayang,, papa kamu sudah diambil orang. Jangan pernah bersedih hati ya? karena papa akan lebih menyayangi anaknya yang lain. Jadilah perempuan yang kuat. Mama yakin, Mila pasti bisa mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar suatu hari nanti."

Ku ucapkan itu pada Mila. karena aku tau, dia masih tertidur pulas dan pasti tidak akan mendengarnya. Lalu ku angkat Mila dalam kamar dan meletakkannya diatas kasur.

Aku ingin segera bercerai dengan Mas Tio. Tapi, aku tidak boleh gegabah. supaya aku tidak kehilangan hak atas pengasuhan Mila.

Kutegarkan hatiku kembali, dan berjalan keluar sambil membawakan teh. Saat kakiku melangkah diteras, Hesty langsung terkejut lalu menarik tubuhnya agar menjauh dari mas Tio.

"Silahkan Diminum ! " Ku hentakkan nampannya diatas meja disamping mas Tio.

"Ini Hesty." Dia memberikan satu gelas teh kepada Hesty. Bahkan dia tidak memperdulikan aku.

"Makasih ya mas?" Ucap Hesty sambil tersenyum menatap ku.

"Kalau duduk berdekatan hati-hati jangan didepan teras. Jika ada yang melihat nanti bisa timbul fitnah. Untungnya lagi hujan besar, jadi tidak banyak orang yang lewat. Apalagi ada mobil yang terparkir didepan jadi kalian ketutupan. " Aku duduk lagi disamping mas Tio dengan santai.

"Kamu salah paham Dita. ini kan hujan deras, jadi ngomonya harus dekat. Kalau nggak suaranya mana bisa kedengaran." Mas Tio menjelaskan hal yang tidak penting lagi untukku dengar.

" Apa kamu menuduh kami melakukan sesuatu Dita?" Bentak Hesty Kembali.

"Ternyata benar ya apa yang mbak Hesty bilang tadi. Kita itu, harus punya penghasilan sendiri, Jadi bukan hanya para pemuda yang ngejar-ngejar kita. Tapi suami orang juga bakalan kepincut."

"Apa maksud kamu hah?" Hesty kembali membentakku.

Akupun kembali duduk santai dan tidak meladeni amarahnya. Mataku terus menatap kearah langit yang mendung. Kulihat hujan turun semakin deras.

"Mungkin juga tubuhku harus berisi dan memiliki dada besar kali ya? biar banyak lelaki yang nafsuan melihat ku. Sayangnya, sebanyak apapun aku makan. Tubuhku akan tetap sekurus ini," jelasku tanpa melihat kearah Hesty. Aku masih duduk santai menatap lurus kearah jalan dengan reruntuhan hujan.

"Hei Andita ! Mas lihat, dia menyindirku." Nada suara Hesty terdengar sangat kesal.

"Tubuhku mungkin tidak secantik wanita diluar sana. Dan aku juga tidak punya penghasilan. Namun, kesetiaanku tidak akan bisa untuk diragukan." Jelasku lagi. Ya, walaupun mas tidak merasakan kata-kata itu penting.

"Andita.. sudah ya? sekarang lebih baik kamu masak aja dulu. lihat nih jam berapa sekarang, sudah mau sore begini. Aku belum makan siang lho Dit, rasanya sudah sangat lapar." Ucap mas Tio.

"Udah ah mas, aku mau pulang aja." Tegas Hesty kembali.

"Jangan dulu ya Hes? lagi hujan deras gini. Nanti kamu bisa sakit. Andita sekarang mau masak, jadi kita akan makan sama-sama ya? masakan Andita enak lho Hes." Ucap mas Tio, hingga membuatku menggenggam tangan dengan kuat untuk menahan amarah ku.

Bisa-bisanya mas Tio mengajak Hesty untuk makan masakan ku, rasanya aku terdengar seperti seorang pembantu. Mas Tio ini benar-benar tidak punya hati. Dia sedikitpun tidak memikirkan aku.

"Apa? mas bilang apa barusan." Suara Hesty terdengar begitu kesal. Mungkin dia cemburu. karena mas Tio mengatakan, kalau masakan ku itu sangat enak.

"Iya lho Hes. Kalau lagi hujan begini, Andita pasti masak nasi goreng spesial. dan rasanya itu benar-benar enak lho Hes, bahkan lebih enak dari warung-warung." Jelas mas Tio. Seakan penjelasannya yang memujiku itu, terlontar begitu saja diluar kesadarannya.

"Apa mas Bilang, Nasi goreng Andita sangat enak? Yasudah mas makan saja. Aku mau pulang." Hesty sangat marah karena merasa cemburu.

Dia langsung berjalan Pulang dengan begitu tergesa-gesa. Sehingga dia tidak melihat lantai yang basah karena percikan hujan. Pas sampai didepanku.

"Aauuwww !!" Hesty berteriak kencang karena terjatuh kelantai.

"Hesty kamu kenapa?" Mas Tio langsung menghampiri Hesty, lalu mengangkat Dia kepangkuannya.

"Memangnya mas tidak melihat tadi?" Tanya Hesty.

"Tidak, tadi aku sedang mengambil payung untuk kamu Hes"

"Andita mendorongku mas."

Apa? Hesty begitu licik memfitnah ku. Padahal dia tergelincir karena jalannya begitu cepat. Dan dia jatuh tepat dihadapan ku. Ketika Hesty berpas-pasan denganku, dia berjalan sambil menghindar, mungkin agar tubuhnya tidak bersentuhan dengan tubuhku. Dan hasilnya malah tergelincir.

"Aauww sakit mas, perut ku sakit sekali. Mungkin dia sengaja supaya aku keguguran." Ucap Hesty lagi, untuk memanas-manasi mas Tio.

"Dasar Janda tidak tau diri. Beraninya kamu memfitnahku, bahkan aku sama sekali tidak tau kalau kamu itu sedang hamil." Padahal aku sudah mengetahuinya dari tetangga.

"Mas ! kamu itu kok diam aja sih melihat Dita memperlakukanku seperti ini. Apa kamu tidak bisa mengurus istri kamu yang sudah ketuaan itu, hah? Kalau gitu yasudah ! kita cerai saja."

"Apa? cerai.. Kamu sudah menikah dengan Hesty mas?" Aku benar-benar tidak menyangka. Mas Tio telah berkhianat, mungkin karena penampilanku ini.

"Aauuwww sakit sekali mas." Teriak Hesty Kembali.

Mas Tio terlihat sangat Marah, dia berjalan kearah ku dan menarik rambutku dengan kuat.

"Auw, sakit mas." Rasanya kulit kepala ku benar-benar mau terlepas.

"Istri tidak tau diri ! Tempat kamu itu bukan lagi disni." Mas Tio menarik ku keluar. Lalu tubuhku dihempaskan ke Jalan.

"Mas, tolong mas? Aku tidak butuh apa-apa, aku hanya menginginkan Mila bersama ku." Mas Tio kembali menghampiriku lalu menarik rambutku lebih kuat lagi.

"Tidak akan pernah ku berikan Mila. Aku akan merawatnya bersama dengan Hesty." Tegas mas Tio dengan suara kencang. Lalu dia mengeratkan lagi tarikan tangannya dirambutku.

"Kamu tidak bisa begitu mas ! Hesty bisa saja akan menyiksa Mila. Biarkan Mila hidup dengan ku."

"Jangan Fitnah kamu. Hesty itu lebih baik dari kamu."

Plaaakkkk !!

Tangan kirinya masih menarik rambutku dengan begitu kuat, sedangkan tangan kanannya menamparku tanpa belas kasihan.

Apakah nasibku seburuk ini. Aku dikhianati suamiku sendiri, dia mengusirku bahkan dia tega menyiksaku dibawah hujan, kini tubuhku terasa begitu kedinginan. Yang paling pedih, aku juga kehilangan Mila, Inikah akhir dari segalanya?

"Dan aku sangat-sangat menyesal sudah menikah dengan kamu. Sekarang juga kamu pergi dari sini." Kulihat Hesty berdiri diteras sambil tersenyum.

Dia melepaskan tangannya dari rambutku dan berjalan kembali kerumah. Mungkin baru 5 langkah. Tapi kakinya langsung berhenti. Dia menatap heran kebelakang ku. Akupun memalingkan wajah untuk melihat kebelakang.

Dari jauh seorang laki-laki turun dari mobil. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh yang tinggi dan terlihat atletis. Bahkan bentuk tubuhnya yang keren itu, semakin terlihat setelah bajunya dibasahi hujan. Benar-benar terasa tidak asing.

"Siapa itu Andita?" tanya mas Tio padaku. Dan aku tidak menjawabnya.

"Andita.. bangunlah."

"Rifqan, kamu ngapain disini?" Rifqan langsung memapah tubuhku untuk berdiri.

"Hei !! siapa kamu?" Teriak mas Tio.

"Rifqan !" Jawabnya sambil membukakan kacamata.

Mas Tio dan Hesty terlihat melongo dengan ketampanan Rifqan, apalagi dengan apa yang dilakukan Rifqan terhadapku. Ku akui, Rifqan memanglah jauh lebih tampan dari mas Tio.

"Ngapain kamu disini? ada hubungan apa kamu dengan Andita?" Tanya mas Tio.

Terpopuler

Comments

Agoes Sifan'd

Agoes Sifan'd

aku malah melu nangis thorr

2021-06-17

2

Putrie Rahardjoe

Putrie Rahardjoe

tio gilaaa..bkalan nyesel lu

2021-05-29

1

anggrymom

anggrymom

nah lo marah jg kan pas istrimu disentuh org lain

2021-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Mertua tiriku curi kesempatan
2 Mertua nafsuan
3 Kelakuan Mertua mesum
4 Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5 Karena video itu
6 Ku tolak nafsu suamiku
7 Visual novel Pesona sumi yang kedua
8 Suamiku selingkuh
9 Mau cerai
10 Pemuda tampan
11 Dita bertemu Rifqan
12 Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13 Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14 Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15 Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16 Pisau teman ku
17 Visual Novel PESONA suami yang kedua
18 Kedatangan Rifqan
19 Satu persatu dibongkar rifqan
20 Hesty di ceraikan juga
21 Berkemas dan pergi
22 Mas Tio gila
23 Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24 Rifqan tunangan?
25 Ungkapan cinta
26 Rifqan jangan nakal
27 Cerita dari orang gila
28 Penggalian yang mengejutkan
29 Santet atau guna-guna
30 Perawan Tua
31 Kenapa dengan Rifqan
32 Rahasia tanteku
33 Tidak ingin terluka lagi
34 Apa komentar Kalian?
35 Menyesal dan fakta baru
36 Antara Rifqan dan Mantan
37 Perang sengit Rifqan dan mantanku
38 Mendadak dilamar
39 Jelangkung
40 Ayu terlahir sebagai anak haram
41 Aksi nekat Ayu
42 Antara Andita dan Ayu
43 Rencana Rifqan berhasil
44 Penangkapan tante Lastri
45 Kasus Tante Lastri
46 Kebenaran
47 Cemburu
48 Hal penting apa
49 Terkuak siapa Ayu
50 Cinta masa kecil
51 Ayu menyerah?
52 Tidak disangka
53 Tempat Rahasia
54 Nikmati tapi dosa
55 Rumah besar dan mewah
56 Karma Hesty
57 Tak sebodoh dulu
58 Rifqan pergi
59 Uang segepok
60 Menghitung Hari
61 Lamaran
62 Sudah ditentukan tanggal Nikah
63 Berdebar, semoga lancar
64 Visual novel diganti
65 Tibanya hari pernikahan
66 Menuju penghulu
67 IJAB QOBUL
68 Rifqan marah pada Vera
69 Panas Dingin
70 Keluar bersamaan
71 Tak bisa menahan nafsu
72 Menjaga hatiku
73 Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74 Baju baru Mila
75 Berdebar
76 Perjanjian dengan pak Habibi
77 Visual terlengkap
78 Ayu hamil
79 Di Jambak
80 Apa iya kerasukan
81 Ancaman Arif
82 Mila cepat punya adek ya
83 kabar terbaru Hesty
84 Ara Bella
85 Ku maafkan semuanya
86 Pembantunya mertuanya
87 Ada apa?
88 Mata Minus, doain ya..
89 Zina itu malang
90 Misterius
91 Minta padanya
92 Perubahan Andita
93 Kejelian yang hebat
94 Memancing Vera
95 Curiga pada Kemal
96 Bukan KW-an
97 Vera sudah menikah
98 Kelicikan Vera
99 Taruhan
100 Taruhan
101 Jangan main-main dengan Rifqan
102 Terbongkar Dalangnya
103 Penyesalan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Mertua tiriku curi kesempatan
2
Mertua nafsuan
3
Kelakuan Mertua mesum
4
Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5
Karena video itu
6
Ku tolak nafsu suamiku
7
Visual novel Pesona sumi yang kedua
8
Suamiku selingkuh
9
Mau cerai
10
Pemuda tampan
11
Dita bertemu Rifqan
12
Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13
Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14
Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15
Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16
Pisau teman ku
17
Visual Novel PESONA suami yang kedua
18
Kedatangan Rifqan
19
Satu persatu dibongkar rifqan
20
Hesty di ceraikan juga
21
Berkemas dan pergi
22
Mas Tio gila
23
Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24
Rifqan tunangan?
25
Ungkapan cinta
26
Rifqan jangan nakal
27
Cerita dari orang gila
28
Penggalian yang mengejutkan
29
Santet atau guna-guna
30
Perawan Tua
31
Kenapa dengan Rifqan
32
Rahasia tanteku
33
Tidak ingin terluka lagi
34
Apa komentar Kalian?
35
Menyesal dan fakta baru
36
Antara Rifqan dan Mantan
37
Perang sengit Rifqan dan mantanku
38
Mendadak dilamar
39
Jelangkung
40
Ayu terlahir sebagai anak haram
41
Aksi nekat Ayu
42
Antara Andita dan Ayu
43
Rencana Rifqan berhasil
44
Penangkapan tante Lastri
45
Kasus Tante Lastri
46
Kebenaran
47
Cemburu
48
Hal penting apa
49
Terkuak siapa Ayu
50
Cinta masa kecil
51
Ayu menyerah?
52
Tidak disangka
53
Tempat Rahasia
54
Nikmati tapi dosa
55
Rumah besar dan mewah
56
Karma Hesty
57
Tak sebodoh dulu
58
Rifqan pergi
59
Uang segepok
60
Menghitung Hari
61
Lamaran
62
Sudah ditentukan tanggal Nikah
63
Berdebar, semoga lancar
64
Visual novel diganti
65
Tibanya hari pernikahan
66
Menuju penghulu
67
IJAB QOBUL
68
Rifqan marah pada Vera
69
Panas Dingin
70
Keluar bersamaan
71
Tak bisa menahan nafsu
72
Menjaga hatiku
73
Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74
Baju baru Mila
75
Berdebar
76
Perjanjian dengan pak Habibi
77
Visual terlengkap
78
Ayu hamil
79
Di Jambak
80
Apa iya kerasukan
81
Ancaman Arif
82
Mila cepat punya adek ya
83
kabar terbaru Hesty
84
Ara Bella
85
Ku maafkan semuanya
86
Pembantunya mertuanya
87
Ada apa?
88
Mata Minus, doain ya..
89
Zina itu malang
90
Misterius
91
Minta padanya
92
Perubahan Andita
93
Kejelian yang hebat
94
Memancing Vera
95
Curiga pada Kemal
96
Bukan KW-an
97
Vera sudah menikah
98
Kelicikan Vera
99
Taruhan
100
Taruhan
101
Jangan main-main dengan Rifqan
102
Terbongkar Dalangnya
103
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!