"Mang, ada sayur bayam?"
"Hari ini nggak ada mbak Dita,besok ya?"
"Harus ada ya mang? Soalnya mila kepengen makan sayur bayam. Oh iya, kalau tahu ada kan mang?"
"Ada mbak. Mau berapa kotak ya?"
" Cukup 2 aja. Mang ini cabe, bawang sama tomatnya aku pilih sendiri ya?"
"Iya mbak silahkan dipilih."
"Eh, mbak Dita. Itu pipinya kok lebam gitu, seperti habis kena pukul aja." Tanya tetanggaku ku.
"Bukan mbak, jatuh dari kamar mandi tadi malam."
"Mang, minta ayam ya sekilo" Hesty tiba-tiba datang dan membeli ayam.
" Baik mbak." Sahut mang jual sayur.
"Eh, mbak Hesty. Kok beli ayam banyak? Kan mbak Hesty sendirian aja tuh dirumah. Memangnya mbak Hesty ada acara?" Tanya tetanggaku yang tadi.
"Oh iya donk, syukuran sama karyawan yang kerja di salonku. Ini mang uangnya." Hesti menyerahkan uang seratus ribu.
"Mbak Hesty.. Kayaknya akhir-akhir ini mbak Hesty banyak makan enak ya? Kelihatan itu badannya udah agak gemukan." Salah satu tetanggaku, ia seperti sengaja ingin mengomentari penampilan Hesty.
"Kurus salah, gemukan salah. Kalian itu suka sekali ya ngurusin hidup orang, seperti hidup sendiri udah bener aja."
Dengan gelagat kesal, Hesty langsung berjalan pulang kerumahnya. Tapi tetanggaku kembali bergosip, aku diam saja mendengarnya sambil memilih cabe.
"Kalian perhatikan nggak sih. Hesty itu, bukan hanya tubuhnya yang gemukan. Perutnya juga kaya buncit gitu. ya kan?"
"Hush ! Hati-hati kamu kalau ngomong. Namanya juga gemukan kan? Ya pastilah perutnya ikutan buncit."
"Kayak nggak tau aja. Perut buncit disebabkan karena gemuk atau karena yang lain itu jelas beda."
"Apa? Maksud kamu itu, Hesty sedang hamil."
"Iya, coba deh kamu perhatiin. Perut Hesty buncitnya itu bawah aja."
"Iya, ya. Benar juga.. Berarti Hesty lagi hamil donk. Padahal kan dia nggak punya suami, iih ngeri amet sih."
"Dia aja yang ngalamin nggak ngeri, santai-santai aja gitu, Kamunya malah udah kebawa perasaan."
"Ngeri tau, kalau hamil nggak ada bapaknya. Eh, menurut kamu itu udah berapa bulan kandungannya? Masuk tiga bulan kali ya?"
"Tiga bulan bagi wanita yang bertubuh kurus. Kalau bagi Hesty itu udah 6 atau 7 bulan. Karena kehamilannya itu ditutupi sama tubuhnya yang berisi."
"Ya ampun ! Berarti sebentar lagi Hesty mau melahirkan donk."
"Mang, ini semuanya berapa?"
"50 ribu mbak."
"Yasudah ini, terimakasih ya mang!" Aku langsung pamit, karena aku tidak ingin mendengarkan gosip itu lebih lama lagi.
"Makanya, kita itu harus hati-hati kalau punya janda didekat rumah. Harus lebih ekstra lagi dalam menjaga suami."
Ucapannya barusan terdengar seakan sedang mengingatiku. Sepertinya memang iya, mereka memperingatkan supaya aku lebih serius lagi dalam menjaga mas Tio.
Tapi kali ini, aku tidak ingin menanyakan apapun pada mereka, tentang gosip yang barusan aku dengar.
Mas Tio hari ini terlihat sangat pendiam. Dia duduk santai di ruang tamu sambil menyeruput kopinya. Tidak seperti biasa yang sangat cerewet.
Bahkan ia sabar menunggu sampai aku selesai memasak, lalu kemudian dia sarapan. Barulah setelah itu mas Tio berangkat kekantor.
Setelah aku melaksanakan semua tugasku dirumah, membersihkan rumah, nyuci, Dan membereskan Mila. Aku langsung mengajaknya main ketaman.
"Ma, anti beyi esykim ya?"
"Iya sayang. Asalkan Mila selalu patuh sama mama, menjadi anak penurut yang baik. Mama akan selalu beliin Mila eskrim. Oh iya, Mila suka eskrim rasa apa?"
"Stobeyi ma, syama anggul, teyus Lasya meyon."
"Iya sayang, semua akan mama beliin untuk kamu. Sekarang Mila duduk ayunnya dulu ya? Biar mama ayunin."
Sambil mendorong ayunan Mila perlahan, aku mencoba untuk menelvon putri.
"Assalamualaikum put?"
"Iya Dit, gimana kabar kamu."
"Baik put, kamu lagi dimana?"
"Oh iya, masalah dengan pak Burhan gimana tuh perkembangannya?"
"Dia udah pulang kerumahnya, video sama kamu gimana, Aman?"
"Aman, tenang aja. Syukurlah, aku ikut senang karena kamu sudah nyaman lagi tinggal dirumah."
"Iya makasih. Put, boleh aku minta bantu nggak?"
"Boleh, apa sih yang nggak buat kamu?"
"Gini put, aku butuh pekerjaan. Bisa kamu tolong Carikan untukku?"
"Lho Dit, bukannya gaji suami kamu itu banyak, Ngapain capek-capek nyariin kerja sih? Aku yakin, kalau untuk kebutuhan sehari-hari itu udah lebih dari cukup."
" Eumm iya sih. Tapi, suntuk juga nggak ada kegiatan. Tolong ya?"
"Dit, aku tau lho. Hidup sambil ngurus rumah dan Mila itu udah menguras tenaga banget. Terus kalo kamu kerja, Mila mau dikemanain?"
"Aku titipin ditaman kanak-kanak."
"Ayolah Dit jujur aja, kamu pasti lagi ada masalah kan? Aku ini sahabat kamu, masak mau sembunyi-sembunyi gitu? "
" Aku mau cerai dengan mas Tio. Jadi aku butuh pekerjaan, kalau aku nggak ada penghasilan nanti hak asuh Mila akan jatuh ke tangan mas Tio."
"Apa kok bisa Dit? Jangan gegabah, kamu pikir dulu matang-matang. Ini demi Mila. Apa kamu rela kalau Mila hidup dalam keluarga broken home? Ah, ini pasti gara-gara pak Burhan.
"Keputusan ku sudah bulat put, ini bukan karena pak Burhan. Tapi karena mas Tio yang sudah punya wanita lain. Aku nggak mau put, jika Mila harus menonton pertengkaran ku dengan mas Tio tiap hari. Apalagi ketika mas Tio main tangan."
"Apa? Aku nggak nyangka mas Tio sampai tega selingkuh gitu. Kamu yang sabar ya Dit"
"Iya put tenang aja, aku nggak papa kok. Makanya aku ingin cepat-cepat pisah dari mas Tio, supaya Mila tidak kelamaan menonton dan mempelajari pertengkaran kami. Aku Ingin hidup berdua aja sama Mila memberinya kasih sayang, dan mengajarinya hal-hal baik."
"Tapi, Dita. Kalau kamu sampai cerai dengan Mas Tio, kamu nanti mau tinggal dimana?"
"Mungkin aku akan pulang kekampung. Disana ada rumah peninggalan papaku, sayang juga kan kalau nggak ada yang ngurus?"
"Oh iya Dit, maafin aku ya? Mungkin aku cuman bisa bantu kamu nyariin pekerjaan tapi nggak bisa ngasih tempat tinggal. Kamu kan tau sendiri? Aku tinggal sama Abang dan kakak ipar ku disini. Dan rumahnya lumayan kecil."
"Iya put nggak papa, aku ngerti kok. Semoga aja aku bisa dapat pekerjaan. Aku nyari modal dulu, lalu pulang kampung mau bukain toko disana. Biar aku bisa bawa pulang Mila juga."
"Amiin, aku bantu doa ya Dit. Dan secepatnya aku akan hubungi kamu lagi, kalau memang udah dapat pekerjaan yang cocok. Okey?"
"Iya put, makasih ya?"
"Sama-sama Dit."
Syukurlah, aku masih punya teman seperti putri untuk minta bantuan. Karena di kota ini aku hanya tinggal sendirian, sedangkan semua saudaraku ada di kampung.
"Permisi mbak?" Tiba-tiba seorang pemuda mengejutkan ku. Dan aku berpaling kearahnya.
"Iya kenapa?" Ya ampun, wajahnya tampan sekali.
"Mbak punya paket nelvon ya?"
"Iya, ada apa ya ?"
"Boleh aku minta handphone mba sebentar? Mau telvon kerumah. Ini hpnya habis batre."
"Oh boleh, ini silahkan." Wajahnya sangat tampan, tubuhnya bagaikan seorang atlet profesional.
"Ah, ngapain sih sampai gagal fokus gini?" Gumam ku sendiri dengan suara kecil. Lalu kutepiskan fikiran ku itu jauh-jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
anggrymom
wuihhhh, asikkk ad cogan nih mba dit😂😂😂😂
2021-05-07
4
Sekar Arimbi
persis sekali suka maen tangan demi menutupi kesalahan. pcc ku gak punya ortu, idup ikut suami, di kota suami, biasalah ikut kelg suami psti bntuk likalikunya. tp entah hgg skg msh berthn demi ketiga putraku😩😢😟😒
2021-04-30
3
Rhania lesta
lanjuttt
2021-04-17
0