Mau cerai

"Mila sudah tidur ya Dit?"

"Lagi main dikamarnya."

"Ini lho Dit, aku mau ngomong."

"Iya mas, tinggal ngomong aja."

"Kamu masih punya tabungan kan yang 20 juta itu?"

"Kenapa mas?"

"Pasti punya kan? Jawab dulu. Itu warisan Almarhum bapak kamu, masih utuh kan."

"Iya Masih."

"Begini Andita. Boleh aku pinjam nggak yang 20 juta itu untuk nambah investasi?"

"Bukannya mas udah banyak nabung gaji mas itu buat investasi?"

"Iya Dit. Sekarang saham ku termasuk yang paling besar di perusahaan teman ku itu. Tapi, jika aku bisa menginvestasikan 20 juta lagi. Kamu pasti mau kan memiliki saham besar disana." Terdengar bagiku, seakan mas Tio sedang merangkai kebohongan.

"Nggak bisa mas, maaf. Itu bukan jumlah sedikit buat perempuan seperti aku yang nggak pernah nyari uang. Aku sadar mas, kalau aku itu harus punya tabungan sendiri buat jaga-jaga, jika nanti terjadi sesuatu padaku atau Mila."

"Jadi kamu mau bilang, kalau kamu dan Mila itu tidak bisa mengandalkan aku ! Seperti itu?"

"Ma.." Mila berjalan keluar keluar menuju kearah ku.

"Terserah kamu mas, aku tetap tidak bisa." Dan aku berdiri dari tempat duduk.

"Nggak tau diri banget sih kamu jadi istri ! Coba kamu hitung baik-baik apa aja yang udah aku beri buat kamu selama ini? Ku belikan rumah ini untuk kamu dan Mila, uang belanjaan aku yang kasih, listriknya aku yang bayar. Kalau kamu dan Mila sakit, aku juga yang biaayin. Bisa kehitung nggak? Yasudah, kalau gitu mulai hari ini, kamu biayain semuanya sendiri. Dan lihat seberapa lama uang 20 juta itu akan bertahan."

"Terus, tugas kamu sebagai suami apa?"

Plaaakkkk!!

Mas Tio langsung menampar pipiku, untuk yang kedua kali sekuat tenaganya, aku pun terjatuh kelantai didepan Mila.

"Mama.. miya akutt." Dia menangis kencang lalu memelukku.

Kali ini, aku tidak bisa menyembunyikan air mataku dihadapan mas Tio. Karena aku merasa begitu sedih melihat Mila yang ketakutan. Tidak seharusnya Mila melihat kejadian ini di umurnya yang sekarang.

"Kamu pantas mendapatkan tamparan itu Andita. Karena kamu sudah tidak tau lagi bagaimana caranya menghargai seorang suami ."

"Ini tamparan terakhir kali yang akan aku terima mas. Jika kamu menyentuhku lagi, hubungan kita selesai. Aku dan Mila pergi."

"Mau pergi kemana kamu hah? Kedua orang tua kamu sudah almarhum. Memangnya kamu masih punya tempat untuk tinggal selain rumah ini."

"Kemana saja? Yang penting aku tidak akan menerima lagi tamparan yang nggak jelas dari kamu itu. Tamparan pertama karena pak Burhan, tamparan kedua karena uang. Bisa jadi tamparan ketiga karena wanita lain."

"Apa? Bilang apa barusan?"

"Wanita lain !" Ku ulangi dengan tegas.

"Bagus ! untuk mengalihkan kalau kamu itu istri yang pelit, jadi kamu sengaja menuduhku punya wanita lain? Kalau pelit ya pelit aja. Nggak usah nuduh-nuduh orang yang nggak ada."

"Aku bukan nuduh ya mas ! Kamu memang punya wanita lain. Udah lah mas, nggak ada guna bersandiwara lagi, ini bukan drama film."

"Trus kamu mau apa? Mau pergi dari rumah ini?"

"Berarti kamu mengaku kan mas, kalau kamu itu punya wanita lain."

"Dengar Andita ! Jangan menuduhku kalau nggak ada bukti. Aku bisa saja menampar kamu sekali lagi."

"Sekarang aku sudah yakin 100 persen . Yasudah tampar mas, tampar aja ! Karena kata-kata ku tadi tidak meleset sedikitpun. Aku bisa saja mendapatkan tamparan yang ketiga disebabkan wanita lain. Baik mas.. begitu pagi tiba, aku dan Mila akan langsung pergi dari sini."

"Ha ha .. kamu fikir, kamu itu bisa pergi dengan mudah membawa Mila seperti itu? Tidak Andita. Silahkan pergi tapi tinggalkan Mila disini dengan ku."

"Tidak akan mas ! Mila anakku. Bagaimanapun juga aku akan tetap membawanya. Aku tidak bisa meninggalkan Mila sama kamu yang tidak pernah peduli dengannya."

"Itu kamu yang bilang Andita ! Tapi hukum berkata lain. Secara finansial, kamu itu tidak bisa mengurus Mila. Pertama, kamu tidak memiliki tempat tinggal untuk Mila. Yang kedua, kamu tidak memiliki penghasilan. Jadi sepenuhnya hak asuh Mila akan jatuh ditangan ku."

Benar juga yang dikatan mas Tio. Aku akan kehilangan hak asuh Mila jika bercerai dengannya.

"Kenapa bingung Andita? Kamu mulai ragu? Makanya, sebelum bertindak fikir baik-baik."

Aku masih terdiam memikirkan keputusan yang terbaik.

"Aku minta cerai !" Jawab ku tegas.

"Benar-benar stress kamu Andita. Tidak tau untung. Kamu sudah siap kehilangan Mila?"

"Aku akan membawa Mila bersama ku, setelah itu aku akan mencari pekerjaan."

"Hukum tidak akan membiarkan kamu seperti itu Andita. Mila tidak bisa ditangan kamu sebelum kamu punya penghasilan. Kalau kamu ngotot dan membawa Mila Secara diam-diam. aku bisa saja langsung membawa kamu ke pengadilan. Kamu tau Andita apa yang akan terjadi? Kamu bukan hanya akan kehilangan Mila, tapi kamu juga akan mendekam dipenjara karena telah menculiknya."

Aku kembali tak berkutik. Apakah yang dikatakan mas Tio itu semuanya benar?

"Andita duduklah, Jangan dulu terbakar emosi, Kita bicarakan baik-baik demi Mila ya?"

"Sayang, Kamu sudah ngantuk?"

"Eyum ma."

"Yasudah, sini duduk di pangkuan mama." Aku menuruti permintaan mas Tio, lalu duduk di sampingnya sambil memangku Mila.

"Andita. lupakan semuanya yang sudah terjadi, dan kita mulai lagi dari awal ya?"

"Tidak bisa mas. Aku tidak bisa lagi menjalani rumah tangga ini, bagaimana bisa aku menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah memiliki wanita lain dihatinya."

"Apa kamu punya bukti menuduhku seperti itu?"

"Selly menelvon ku tadi siang. Dia mengatakan waktu cuti kamu buat honeymoon sudah habis. Jika kamu mengambil cuti lebih maka kamu akan di pecat. Aku tidak menyangka mas. Kamu berlagak tiap hari pergi kekantor dengan menipu ku, padahal mau ketemu ******* diluar sana."

"Kamu ngomong apa hah?" Mas Tio mengangkat tangannya begitu tinggi ingin menampar ku.

"Tampar mas ! Kenapa berhenti?. Sudah aku katakan bukan? tamparan ketiga akan kudapatkan karena wanita lain."

"Kamu salah paham Andita. Aku minta cuti karena aku lagi butuh waktu banyak untuk mengurus saham investasi ku itu. Disana keuntungannya lebih besar dari pada di perusahaan ini." Mas Tio kembali merangkai kebohongan. Tapi aku tidak ingin lagi menelannya.

"Ada yang melihat kamu jalan dengan wanita lain diluar sana. Bukan hanya ditempatkan makan, di mall.. tapi juga di hotel."

"Kamu melihatnya sendiri? Tidak kan. Kalau gitu diam aja nggak usah nuduh." Dengan sangat emosi dia berdiri dan menuju ke kamarnya.

Aku hanya bisa diam, karena aku memang tidak melihatnya dengan mataku sendiri. Tapi bukan berarti aku ragu. Sekarang aku hanya lagi mencari langkah yang tepat, untuk berpisah dengan mas Tio tanpa kehilangan Mila.

Keesokan harinya, disaat aku sedang memilih-milih sayur. Para tetangga kembali bergosip kali ini bukan untuk mas Tio. Tapi untuk si Hesty si janda kembang.

Aku tunggu kritik dan saran kalian ya? I lov u readers ku..

Terpopuler

Comments

Komang Sriasih

Komang Sriasih

ini tipe suamiku

2021-12-18

1

🐝 Kim Jihan 🦋

🐝 Kim Jihan 🦋

hellooo itu istri eluu bukan pembantu luu kamprett knp lu bangkit²

2021-12-13

0

bunda aryuta

bunda aryuta

knp sementara dita tinggal ma putri aj

2021-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 Mertua tiriku curi kesempatan
2 Mertua nafsuan
3 Kelakuan Mertua mesum
4 Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5 Karena video itu
6 Ku tolak nafsu suamiku
7 Visual novel Pesona sumi yang kedua
8 Suamiku selingkuh
9 Mau cerai
10 Pemuda tampan
11 Dita bertemu Rifqan
12 Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13 Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14 Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15 Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16 Pisau teman ku
17 Visual Novel PESONA suami yang kedua
18 Kedatangan Rifqan
19 Satu persatu dibongkar rifqan
20 Hesty di ceraikan juga
21 Berkemas dan pergi
22 Mas Tio gila
23 Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24 Rifqan tunangan?
25 Ungkapan cinta
26 Rifqan jangan nakal
27 Cerita dari orang gila
28 Penggalian yang mengejutkan
29 Santet atau guna-guna
30 Perawan Tua
31 Kenapa dengan Rifqan
32 Rahasia tanteku
33 Tidak ingin terluka lagi
34 Apa komentar Kalian?
35 Menyesal dan fakta baru
36 Antara Rifqan dan Mantan
37 Perang sengit Rifqan dan mantanku
38 Mendadak dilamar
39 Jelangkung
40 Ayu terlahir sebagai anak haram
41 Aksi nekat Ayu
42 Antara Andita dan Ayu
43 Rencana Rifqan berhasil
44 Penangkapan tante Lastri
45 Kasus Tante Lastri
46 Kebenaran
47 Cemburu
48 Hal penting apa
49 Terkuak siapa Ayu
50 Cinta masa kecil
51 Ayu menyerah?
52 Tidak disangka
53 Tempat Rahasia
54 Nikmati tapi dosa
55 Rumah besar dan mewah
56 Karma Hesty
57 Tak sebodoh dulu
58 Rifqan pergi
59 Uang segepok
60 Menghitung Hari
61 Lamaran
62 Sudah ditentukan tanggal Nikah
63 Berdebar, semoga lancar
64 Visual novel diganti
65 Tibanya hari pernikahan
66 Menuju penghulu
67 IJAB QOBUL
68 Rifqan marah pada Vera
69 Panas Dingin
70 Keluar bersamaan
71 Tak bisa menahan nafsu
72 Menjaga hatiku
73 Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74 Baju baru Mila
75 Berdebar
76 Perjanjian dengan pak Habibi
77 Visual terlengkap
78 Ayu hamil
79 Di Jambak
80 Apa iya kerasukan
81 Ancaman Arif
82 Mila cepat punya adek ya
83 kabar terbaru Hesty
84 Ara Bella
85 Ku maafkan semuanya
86 Pembantunya mertuanya
87 Ada apa?
88 Mata Minus, doain ya..
89 Zina itu malang
90 Misterius
91 Minta padanya
92 Perubahan Andita
93 Kejelian yang hebat
94 Memancing Vera
95 Curiga pada Kemal
96 Bukan KW-an
97 Vera sudah menikah
98 Kelicikan Vera
99 Taruhan
100 Taruhan
101 Jangan main-main dengan Rifqan
102 Terbongkar Dalangnya
103 Penyesalan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Mertua tiriku curi kesempatan
2
Mertua nafsuan
3
Kelakuan Mertua mesum
4
Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5
Karena video itu
6
Ku tolak nafsu suamiku
7
Visual novel Pesona sumi yang kedua
8
Suamiku selingkuh
9
Mau cerai
10
Pemuda tampan
11
Dita bertemu Rifqan
12
Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13
Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14
Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15
Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16
Pisau teman ku
17
Visual Novel PESONA suami yang kedua
18
Kedatangan Rifqan
19
Satu persatu dibongkar rifqan
20
Hesty di ceraikan juga
21
Berkemas dan pergi
22
Mas Tio gila
23
Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24
Rifqan tunangan?
25
Ungkapan cinta
26
Rifqan jangan nakal
27
Cerita dari orang gila
28
Penggalian yang mengejutkan
29
Santet atau guna-guna
30
Perawan Tua
31
Kenapa dengan Rifqan
32
Rahasia tanteku
33
Tidak ingin terluka lagi
34
Apa komentar Kalian?
35
Menyesal dan fakta baru
36
Antara Rifqan dan Mantan
37
Perang sengit Rifqan dan mantanku
38
Mendadak dilamar
39
Jelangkung
40
Ayu terlahir sebagai anak haram
41
Aksi nekat Ayu
42
Antara Andita dan Ayu
43
Rencana Rifqan berhasil
44
Penangkapan tante Lastri
45
Kasus Tante Lastri
46
Kebenaran
47
Cemburu
48
Hal penting apa
49
Terkuak siapa Ayu
50
Cinta masa kecil
51
Ayu menyerah?
52
Tidak disangka
53
Tempat Rahasia
54
Nikmati tapi dosa
55
Rumah besar dan mewah
56
Karma Hesty
57
Tak sebodoh dulu
58
Rifqan pergi
59
Uang segepok
60
Menghitung Hari
61
Lamaran
62
Sudah ditentukan tanggal Nikah
63
Berdebar, semoga lancar
64
Visual novel diganti
65
Tibanya hari pernikahan
66
Menuju penghulu
67
IJAB QOBUL
68
Rifqan marah pada Vera
69
Panas Dingin
70
Keluar bersamaan
71
Tak bisa menahan nafsu
72
Menjaga hatiku
73
Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74
Baju baru Mila
75
Berdebar
76
Perjanjian dengan pak Habibi
77
Visual terlengkap
78
Ayu hamil
79
Di Jambak
80
Apa iya kerasukan
81
Ancaman Arif
82
Mila cepat punya adek ya
83
kabar terbaru Hesty
84
Ara Bella
85
Ku maafkan semuanya
86
Pembantunya mertuanya
87
Ada apa?
88
Mata Minus, doain ya..
89
Zina itu malang
90
Misterius
91
Minta padanya
92
Perubahan Andita
93
Kejelian yang hebat
94
Memancing Vera
95
Curiga pada Kemal
96
Bukan KW-an
97
Vera sudah menikah
98
Kelicikan Vera
99
Taruhan
100
Taruhan
101
Jangan main-main dengan Rifqan
102
Terbongkar Dalangnya
103
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!