Mertua nafsuan

"Siapa disana?" Aku berteriak kencang.

Kuambil handuk ku yang berbentuk baju dan berlari keluar mengejar laki-laki yang mengintipku mandi. Dirumah ini hanya ada mas Tio dan pak Burhan, tidak mungkin mas Tio kan? sudah jelas ini pak Burhan.

Pas sampai diruang tamu. Aku melihat pak Burhan duduk santai diatas sofa sendirian dengan rokok ditangannya. seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

"Pak,, Mas Tio mana? Bukannya tadi mas Tio bantuin bapak bawakan tas kedalam kamar ya."

"Oh, Tio. Dia keluar sebentar, katanya mau cari sayur buat kamu masak." Dia menghisap pangkal rokok yang dipengang kedua jarinya.

"Bapak lihat tidak? Apakah ada laki-laki yang masuk kekamar ku?"

"Tidak Dita. Dari tadi bapak duduk disini ngerokok dan bapak tidak melihat tuh ada yang datang." Kulihat keringat ada diantara kedua pinggiran dahinya pak Burhan.

"Bapak keringatan? AC nya kan nyala kenapa bapak bisa keringatan? Seperti orang habis olahraga aja." Aku mencoba sedikit mengintrogasinya.

"Haha bukan. Ini efek dari ngerokok." Bantahnya dengan santai.

"Oh yasudah pak." Aku tidak mau memperpanjang lagi, toh aku masih tidak punya bukti, yang ada mas Tio akan memarahi ku nanti jika membuat masalah dengan pak Burhan.

Aku berjalan meninggalkan pak Burhan dengan penuh keyakinan, bahwa dialah yang sudah mengintipku barusan.

Keren memang, Lelaki tua itu sangat pandai bersandiwara. Lagian mas Tio main pergi aja dengan pintu kamar terbuka. Nggak mungkin juga kan aku ngunci pintu dari dalam sedangkan mas Tio ada dirumah.

Padahal, bukan satu atau dua kali,, sampai puluhan kali aku sudah memperingatkan mas Tio untuk memperbaiki pintu kamar mandi. Dengan santai dia hanya menjawab.

"Untuk apa diperbaiki lagian dirumah ini hanya ada kita bertiga aja, aku kamu dan Mila. Ketika kamu kekamar mandi lebih baik pintunya nggak usah dikunci sekalian, karena Mila ada diluar dan dia masih kecil. Kalau sampai kamu ngunci pintu dan kelupaan bisa fatal akibatnya nanti."

Aku tidak tau bagaimana maksudnya mas Tio. Apa dia fikir kita nongkrong kekamar mandi sampai sejam lamanya, tapi ku anggap saja perkataan mas Tio itu benar adanya karena sudah menyangkut dengan Mila.

Yang jelas, kali ini pak Burhan sudah mulai berani dengan ku. Dengan kata lain dia sudah mengajakku untuk memulai peperangan. Aku bukan wanita lemah yang bisa dia coba permainkan, untuk memuaskan nafsu tua yang meronta didalam tubuhnya itu.

Skiipp..

"Dita,, kenapa melamun?"

"Nggak ada pak, lagi liatin Mila main." Ya ampun! dia datang lagi untuk mendekati ku.

" Mila kenapa tidak dititipkan ketempat pengasuhan anak-anak saja? Toh disana kan dia banyak teman bermainnya."

"Nggak usah pak ! Lagian aku nggak punya pekerjaan lain, jadi lebih baik aku ngasuh Mila aja dirumah." Aku menjawabnya tanpa menatap kearah wajah pak Burhan. Rasanya malas sekali melihat bola mata yang oleng itu ketika ia memperhatikan ku. Jadi mataku masih aku fokuskan kearah Mila saja.

"Dita, kamu itu masih muda,, masih sangat cantik. jadi lebih baik waktu luangnya,, kamu gunakan saja untuk merawat diri supaya lebih cantik lagi." Ucapnya menyakinkanku.

"Apa pak?" Jawabku terkejut.

Mendengar perkataannya barusan membuat mataku terbelalak menatap kearah wajahnya. Bagaimana tidak, Sudah seperti nggak ada kerjaan lain saja sampai dia mengurusi waktuku.

Benar saja. Dengan cepat aku bisa menangkap mata rubahnya itu yang sedang meneliti tubuhku. Entah apa yang dia inginkan sehingga ia menatap pekat disetiap jengkal bagian depanku.

"Tio banyak uang lho Dita. Kalau kamu tidak merawat kecantikan kamu itu dengan baik, bisa-bisa Tio akan mencari wanita lain."

"Baik pak terimakasih, aku keluar dulu ya pak mau kerumah tetangga."

Aku langsung mengangkat Mila dan menggendongnya untuk keluar rumah. Sudah ku bilang, Rasanya eneg banget selalu mendengar ocehan pak Burhan.

Bukan nasehatnya yang aku benci, karena nasehat itu memang terdengar benar adanya. Tetapi, tatapannya itu yang membuat ku jijik. Entah apa yang dia fikirkan hingga membuat matanya selalu oleng setiap Kali berbicara dengan ku.

Ah yasudah lah. Lebih baik aku tinggalkan dia sendiri disana. Terserah dia mau ngapain aja, yang penting aku tidak berdekatan lagi dengan laki-laki tua yang tidak bisa mengontrol libidonya.

Tiba-tiba handphone ku berbunyi. akhirnya kupustuskan untuk duduk di taman saja bersama Mila, sambil mengobrol dengan teman ku yang baru saja menelvon.

"Halo put?"

"Iya Dita, bagaimana kabar kamu?"

"Baik, Alhamdulillah. Kamu gimana?"

"Baik juga Dit. Kapan nih aku bisa main kerumah?"

"Kapan aja boleh put, sekarang juga boleh. Lebih baik setiap hari aja main kesini nggak papa." Sahutku dengan nada yang sedikit memaksa.

Rasanya begitu senang saat aku mendengar putri minta main kerumah, hitung-hitung ada yang nemenin aku biar nggak sama pak Burhan aja.

"Haha kenapa gitu Dit? memangnya dibolehkan sama suami kamu."

"Boleh banget. Pokoknya aku nggak betah di rumah put, karena ada mertua tiriku. Rasanya selalu was-was dan membuat hatiku merasa nggak nyaman lagi berada dirumah."

"Hah, pak Burhan ada dirumah? Sorry Dit nggak jadi, takut aku sama dia. Banyak orang bilang pak Burhan itu ada kelainannya, kamu harus hati-hati."

"Apaan sih kamu nakutin aja, Nggak mau tau.. pokoknya Kamu harus nemenin aku ya, Pliss."

"Maaf Dita, nggak bisa. Gini aja,gimana kalau kamu itu aku jemput kerumahku. Nanti kalau suami kamu udah pulang kantor, aku antar lagi kamu kesana."

"Nggak mau ah, nanti mas Tio marah besar."

"Yah, gimana dong? aku cuman bisa bantu kamu dengan cara itu aja. Memangnya pak Burhan sampai kapan mau tinggal sama kalian?"

"Selamanya put." Sahutku tak bersemangat.

"Lah, kenapa gitu? dia kan cuman bapak tirinya suami kamu. Lagian kok mau sih mas Tio bawa pak Burhan untuk tinggal bersama kalian."

"Mas Tio sibuk ngantor, mana tau dia tentang pak Burhan. Dia kasian put sama pak Burhan, katanya pak Burhan sempat ngerawat ibu sebelum dia meninggal."

"Yasudah Dit, aku nggak tau harus ngomong apa lagi, pokoknya kamu harus hati-hati dan jaga diri baik-baik."

"Iya put, Aku pulang dulu ya ini Mila sudah nangis."

Aku langsung menutup telvonnya putri, Lalu menggendong Mila untuk pulang kerumah.

Sesampai di rumah, pak Burhan tidak terlihat dimana-mana, Aku pun membawa Mila kekamar untuk menidurkannya.

Setelah anakku Mila tertidur lelap didalam ayunannya, Aku melangkah kedapur untuk mengambil air minum. Tiba-tiba pak Burhan mengejutkan ku dengan langkah grusah grusuhnya yang baru saja masuk dari taman belakang.

Wajah dan tubuhnya dipenuhi dengan cucuran keringat seperti habis lari maraton saja. Bahkan dia tidak memperdulikan aku dan langsung berjalan cepat menuju ke kamarnya. Aku penasaran dengan apa yang barusan dilakukan oleh pak Burhan dibelakang Rumah.

Untuk memastikan apa yang terjadi, aku pun langsung kebelakang rumah untuk mencari sesuatu.

Terpopuler

Comments

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

penasaran

2022-05-03

0

Putrie Rahardjoe

Putrie Rahardjoe

horor pya mertua kya pak burhan

2021-05-29

2

nay nay

nay nay

ko aku jadi takut ya

2021-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Mertua tiriku curi kesempatan
2 Mertua nafsuan
3 Kelakuan Mertua mesum
4 Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5 Karena video itu
6 Ku tolak nafsu suamiku
7 Visual novel Pesona sumi yang kedua
8 Suamiku selingkuh
9 Mau cerai
10 Pemuda tampan
11 Dita bertemu Rifqan
12 Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13 Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14 Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15 Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16 Pisau teman ku
17 Visual Novel PESONA suami yang kedua
18 Kedatangan Rifqan
19 Satu persatu dibongkar rifqan
20 Hesty di ceraikan juga
21 Berkemas dan pergi
22 Mas Tio gila
23 Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24 Rifqan tunangan?
25 Ungkapan cinta
26 Rifqan jangan nakal
27 Cerita dari orang gila
28 Penggalian yang mengejutkan
29 Santet atau guna-guna
30 Perawan Tua
31 Kenapa dengan Rifqan
32 Rahasia tanteku
33 Tidak ingin terluka lagi
34 Apa komentar Kalian?
35 Menyesal dan fakta baru
36 Antara Rifqan dan Mantan
37 Perang sengit Rifqan dan mantanku
38 Mendadak dilamar
39 Jelangkung
40 Ayu terlahir sebagai anak haram
41 Aksi nekat Ayu
42 Antara Andita dan Ayu
43 Rencana Rifqan berhasil
44 Penangkapan tante Lastri
45 Kasus Tante Lastri
46 Kebenaran
47 Cemburu
48 Hal penting apa
49 Terkuak siapa Ayu
50 Cinta masa kecil
51 Ayu menyerah?
52 Tidak disangka
53 Tempat Rahasia
54 Nikmati tapi dosa
55 Rumah besar dan mewah
56 Karma Hesty
57 Tak sebodoh dulu
58 Rifqan pergi
59 Uang segepok
60 Menghitung Hari
61 Lamaran
62 Sudah ditentukan tanggal Nikah
63 Berdebar, semoga lancar
64 Visual novel diganti
65 Tibanya hari pernikahan
66 Menuju penghulu
67 IJAB QOBUL
68 Rifqan marah pada Vera
69 Panas Dingin
70 Keluar bersamaan
71 Tak bisa menahan nafsu
72 Menjaga hatiku
73 Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74 Baju baru Mila
75 Berdebar
76 Perjanjian dengan pak Habibi
77 Visual terlengkap
78 Ayu hamil
79 Di Jambak
80 Apa iya kerasukan
81 Ancaman Arif
82 Mila cepat punya adek ya
83 kabar terbaru Hesty
84 Ara Bella
85 Ku maafkan semuanya
86 Pembantunya mertuanya
87 Ada apa?
88 Mata Minus, doain ya..
89 Zina itu malang
90 Misterius
91 Minta padanya
92 Perubahan Andita
93 Kejelian yang hebat
94 Memancing Vera
95 Curiga pada Kemal
96 Bukan KW-an
97 Vera sudah menikah
98 Kelicikan Vera
99 Taruhan
100 Taruhan
101 Jangan main-main dengan Rifqan
102 Terbongkar Dalangnya
103 Penyesalan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Mertua tiriku curi kesempatan
2
Mertua nafsuan
3
Kelakuan Mertua mesum
4
Tertangkap basah dan ancaman dari Dita
5
Karena video itu
6
Ku tolak nafsu suamiku
7
Visual novel Pesona sumi yang kedua
8
Suamiku selingkuh
9
Mau cerai
10
Pemuda tampan
11
Dita bertemu Rifqan
12
Pertengkaran hebat antara aku dengan Hesty dan mas Tio
13
Rifqan datang saat mas Tio mengusirku
14
Mas Tio bersama Hesty diatas kasur ku
15
Mas Tio, Hesty, aku dan pisau
16
Pisau teman ku
17
Visual Novel PESONA suami yang kedua
18
Kedatangan Rifqan
19
Satu persatu dibongkar rifqan
20
Hesty di ceraikan juga
21
Berkemas dan pergi
22
Mas Tio gila
23
Rifqan mengaku sebagai suami Andita
24
Rifqan tunangan?
25
Ungkapan cinta
26
Rifqan jangan nakal
27
Cerita dari orang gila
28
Penggalian yang mengejutkan
29
Santet atau guna-guna
30
Perawan Tua
31
Kenapa dengan Rifqan
32
Rahasia tanteku
33
Tidak ingin terluka lagi
34
Apa komentar Kalian?
35
Menyesal dan fakta baru
36
Antara Rifqan dan Mantan
37
Perang sengit Rifqan dan mantanku
38
Mendadak dilamar
39
Jelangkung
40
Ayu terlahir sebagai anak haram
41
Aksi nekat Ayu
42
Antara Andita dan Ayu
43
Rencana Rifqan berhasil
44
Penangkapan tante Lastri
45
Kasus Tante Lastri
46
Kebenaran
47
Cemburu
48
Hal penting apa
49
Terkuak siapa Ayu
50
Cinta masa kecil
51
Ayu menyerah?
52
Tidak disangka
53
Tempat Rahasia
54
Nikmati tapi dosa
55
Rumah besar dan mewah
56
Karma Hesty
57
Tak sebodoh dulu
58
Rifqan pergi
59
Uang segepok
60
Menghitung Hari
61
Lamaran
62
Sudah ditentukan tanggal Nikah
63
Berdebar, semoga lancar
64
Visual novel diganti
65
Tibanya hari pernikahan
66
Menuju penghulu
67
IJAB QOBUL
68
Rifqan marah pada Vera
69
Panas Dingin
70
Keluar bersamaan
71
Tak bisa menahan nafsu
72
Menjaga hatiku
73
Ayu dan Juan kepergok Rifqan
74
Baju baru Mila
75
Berdebar
76
Perjanjian dengan pak Habibi
77
Visual terlengkap
78
Ayu hamil
79
Di Jambak
80
Apa iya kerasukan
81
Ancaman Arif
82
Mila cepat punya adek ya
83
kabar terbaru Hesty
84
Ara Bella
85
Ku maafkan semuanya
86
Pembantunya mertuanya
87
Ada apa?
88
Mata Minus, doain ya..
89
Zina itu malang
90
Misterius
91
Minta padanya
92
Perubahan Andita
93
Kejelian yang hebat
94
Memancing Vera
95
Curiga pada Kemal
96
Bukan KW-an
97
Vera sudah menikah
98
Kelicikan Vera
99
Taruhan
100
Taruhan
101
Jangan main-main dengan Rifqan
102
Terbongkar Dalangnya
103
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!