Oyoh dan Jihan tiba di desa mereka kembali, di Lampung saat sore hari.
Mereka dijemput oleh suami Jihan, Bagus, di pelabuhan.
" Kirain ga jadi jemput Pa...," kata Jihan manja pada sang suami.
" Masa ga jemput sih. Aku kan udah janji. Lagian kalo ga dijemput, Kamu mau pulang pake apa...?" gurau Bagus sambil tertawa.
" Iya juga. Pasti bingung lah, apalagi Kami berdua aja...," kata Jihan sambil melirik ke arah Oyoh.
Jarak dari pelabuhan ke tempat mereka tinggal memakan waktu satu jam perjalanan.
Di dalam mobil Oyoh hanya diam sambil memandang keluar jendela. Jihan dan suaminya nampak terlibat obrolan seru sebagai suami istri yang lama tak bersua.
Setelah mengantar Oyoh hingga di depan rumahnya, Jihan dan Bagus meneruskan perjalanan mereka kembali hingga ke rumah mereka.
" Karyawanmu nanyain mulu Ma. Kapan Ibu pulang, kok lama banget, macem-macem lah nanyanya...," cerita Bagus sambil menahan tawa.
" Masa sih Pa. Tapi kerjaan lancar kan...?" tanya Jihan senang.
" Alhamdulillah lancar Ma. Barang tetep ngirim sesuai jadwal. Coba Kamu tanya aja sama si Yudha ntar...," saran Bagus sambil terus melajukan mobilnya di jalan desa.
" Wah, Mama harus kasih bonus nih buat Anak-anak karena udah kerja maksimal selama Mama ga ada di rumah...," kata Jihan antusias.
" Bener Ma. Mereka pasti seneng dengernya...," sahut Bagus mendukung niat istrinya itu.
Saat mobil memasuki halaman rumah, nampak Yudha baru saja menutup dan mengunci pintu work shop. Yudha menoleh kearah asal suara dan tersenyum.
" Alhamdulillah Ibu udah sampe, gimana kabarnya Bu...?" tanya Yudha senang sambil menyalami bu Jihan.
" Alhamdulillah baik Yud. Gimana pekerjaan disini, lancar kan...?" tanya Jihan ramah.
" Beres Bu, berkat kerjasama team, insya Allah besok pesanan ke Surabaya udah bisa dikirim...," kata Yudha semangat.
" Bagus deh kalo gitu. Saya ada bonus khusus buat Kalian besok...," janji Jihan pada Yudha.
Yudha pun tertawa senang. Hal seperti inilah yang membuat Yudha dan teman-temannya senang bekerja pada Jihan. Selain baik, Jihan juga selalu memberi bonus untuk karyawan bila berhasil menyelesaikan pesanan sesuai target.
Yudha melangkah meninggalkan rumah Jihan dengan semangat. Ia mampir sebentar untuk membeli buah tangan untuk istrinya yang sedang sakit dan berhalangan masuk kerja dua hari ini.
Setelah membeli es kelapa muda, Yudha pun kembali melangkah. Melewati rumah Gendis tampak sepi. Yudha bermaksud mampir,tapi diurungkan niatnya. Ia memikirkan istrinya yang sedang menunggunya.
Begitu tiba di rumah, Yudha disambut rengekan manja istrinya, Efi, yang nampak terduduk lemas di kursi tamu.
" Assalamualaikum...," sapa Yudha.
" Wa alaikumsalam, Abang lama banget sih pulangnya. Ga tau ya kalo Aku tuh muntah-muntah aja dari tadi...," keluh Efi.
" Iya maaf. Tadi Bu Jihan baru sampe. Abang laporan sebentar. Kamu tau ga, besok Bu Jihan bakal kasih kita bonus...!" kata Yudha semangat.
Mendengar cerita Yudha, Efi pun semangat, apalagi ditambah es kelapa muda yang dibawa Yudha membuatnya senang bukan kepalang.
" Yang bener Bang. Asyik, bisa belanja-belanja deh ke mall...," kata Efi senang.
Yudha tertawa melihat tingkah sang istri. Ia pun mendekati Efi dan mengelus perutnya yangbmasih rata.
Nampaknya Efi sedang hamil muda dan kabar ini membuat pasangan itu semakin bahagia.
" Jangan lupa Kita bawa ke Bidan untuk periksa ya, buat mastiin juga Kamu hamil berapa bulan. Sekalian nanya apa aja yang boleh dan ga boleh dilakuin selama Kamu hamil...," kata Yudha sambil mengecup sayang kening sang istri yang sekarang emosinya sering kali berubah semenjak kehamilannya itu.
\=\=\=\=\=
" Ada tamu dateng kesini saat Kamu ga di rumah lho Ma...," kata Bagus pada istrinya usai mereka bercinta melepaskan kerinduan.
" Tamu siapa Pa, Aku kenal ga...?" tanya Jihan sambil menghapus keringat di dahi suaminya.
" Mmm, tapi Kamu bisa jaga rahasia ga...?" tanya Bagus.
" Apaan sih...?" tanya Jihan penasaran.
" Papa tau, kalo Gendis mengalami pelecehan se**al di Surabaya kemarin...," kata Bagus sambil duduk.
" Papa tau dari siapa ?, kan Mama belom cerita apapun...?" kata Jihan terkejut.
" Papa tau dari tamu Kita itu. Mereka Polisi yang datang cari Mama waktu itu. Karena Papa ga mau ada apa-apa sama Mama, makanya Papa tanya sama mereka kenapa nyariin Mama...," kata Bagus tanpa menceritakan secara detail tentang pertemuannya dengan dua orang Polisi itu.
" Iya kasian Pa. Si Gendis terpaksa Mama tinggal disana untuk menghilangkan trauma. Nanti kalo udah baikan, baru bisa balik lagi kesini...," kata Jihan sedih.
Bagus memeluk istrinya erat. Dia tak bisa jujur pada istrinya tentang informasi yang didapatnya dari Polisi, karena mereka memintanya merahasiakan apa yang dia tahu sementara hingga pelakunya tertangkap.
\=\=\=\=\=
Kehamilan Efi sudah memasuki usia tiga bulan saat Efi membawanya periksa ke Bidan desa. Efi diantar suaminya juga mengeluhkan hubungan badan yang membuatnya kesakitan saat awal kehamilan.
" Kalo gitu, Bapak harus bisa sedikit menahan untuk tidak terlalu sering minta jatah ya Pak...," gurau sang Bidan.
" Saya mah udah sering nahan Bu, udah biasa...," kata Yudha tertawa.
" Iya Bu Bidan, apalagi saat Saya terlambat haid pertama kali, Bang Yudha langsung jaga jarak biar ga 'nyentuh' Saya dulu...," kata Efi menahan tawa.
" Abis Kamu, belom apa-apa udah teriak duluan. Mana tega Aku sama Kamu...?" gerutu Yudha pura-pura marah.
" Ini ga lama kok Pak, masuk trimester kedua udah bisa normal lagi. Tapi tetep diatur juga, jangan terlalu sering, kawatir pendarahan, malah bahaya buat Ibu dan bayinya...," kata Bidan mengakhiri pemeriksaannya setelah memberi vitamin untuk Efi.
Efi dan Yudha meninggalkan klinik Bidan sambil bergandengan tangan. Sesekali mereka menyapa orang yang kebetulan berpapasan dengan mereka. Tampak kebahagiaan di wajah keduanya saat menerima ucapan selamat dari beberapa warga.
" Wah, keliatannya lagi isi ya Mbak Efi...?" tanya seorang warga.
" Alhamdulillah Bu, udah masuk tiga bulan...," jawab Efi senang.
" Syukur deh. Biar lancar ya prosss kehamilan sampe melahirkan nanti...," kata warga lainnya.
" Aamiin, makasih doanya Bu...," kata Efi dan Yudha bersamaan.
" Ngidam apa Mbak Efi...?" tanya seorangbibu yang juga tengah hamil.
" Mmm, apa ya. Ga ada kayanya. Cuma seneng aja kalo pas suami pulang bawain oleh-oleh makanan atau cemilan gitu Bu...," jawab Efi malu-malu.
" Gapapa Mbak. Asal Masnya seneng dan ikhlas bawainnya, Kita yang hamil juga udah seneng. Ya ga Mbak...," kata sang ibu hamil sambil mengelus perutnya yang membuncit.
" He he he, iya Bu...," jawab Efi tertawa.
Ngobrol dengan ibu-ibu sedikit banyak menambah wawasan Efi sebagai calon ibu. Dia pun antusias ngobrol hingga hampir melupakan sang suami yang berdiri di sampingnya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Nur Bahagia
wah makin penasaran nih 🤔
2024-06-21
0
Aya Vivemyangel
klw emang yg mmprkosa Gendhis temen yg ngikut ke SBY ya antra Yudha n Tomo , tp msh blm jls ya , kita tunggu infestigasi polisi n othor , nnt nama siapa yg akan othor keluarkan 🤣🤣🤣
2022-06-24
1
Via Via
apa yudha yg memperk*sa gendis ???
2021-02-10
5